Kenaikan Tarif Pesawat

Kenaikan Tarif Pesawat Dorong Inflasi November 2025, Transportasi Jadi Sorotan Utama

Kenaikan Tarif Pesawat Dorong Inflasi November 2025, Transportasi Jadi Sorotan Utama
Kenaikan Tarif Pesawat Dorong Inflasi November 2025, Transportasi Jadi Sorotan Utama

JAKARTA - Tarif angkutan udara yang lebih tinggi menjadi salah satu faktor utama mendorong inflasi pada November 2025. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan kelompok transportasi menyumbang inflasi kedua terbesar, yaitu 0,17% month to month (MtM).

“Komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi adalah tarif angkutan udara, andil inflasi sebesar 0,04%,” ujar Pudji dalam konferensi pers, Senin, 1 Desember 2025. Kenaikan ini terjadi karena harga tiket pesawat meningkat hampir di semua rute dan maskapai.

Fenomena ini sejalan dengan berakhirnya promo tarif pada Oktober 2025, sehingga harga kembali normal dan lebih tinggi dari sebelumnya. Selain itu, permintaan meningkat menjelang akhir tahun, membuat tarif pesawat semakin naik.

Secara keseluruhan, kelompok transportasi mengalami inflasi 0,34% MtM. Tarif angkutan udara tercatat mengalami inflasi 6,02% dan memberikan andil 0,04% terhadap kelompok transportasi.

Tren Kenaikan Tarif Pesawat Selama Lima Tahun

Secara historis, sejak 2021 hingga 2025, kelompok transportasi selalu mengalami inflasi setiap November. Kenaikan tarif angkutan udara menjadi pemicu utama fenomena ini secara konsisten.

Data lima tahun terakhir menunjukkan tarif pesawat biasanya naik dari Oktober ke November. Kenaikan ini umumnya berlanjut hingga Desember, kecuali pada 2022 dan 2024.

Tingginya permintaan di November tercermin dari jumlah penumpang yang meningkat dibanding Oktober 2025. Penerbangan domestik mencatatkan 5,27 juta penumpang atau tumbuh 8,80% dari bulan sebelumnya.

Meski demikian, secara tahunan jumlah penumpang November 2025 sedikit lebih rendah dibanding November 2024. Tahun lalu, penumpang mencapai 5,32 juta orang, turun 1,02% YoY.

Inflasi November 2025 dan Kontribusi Komoditas Lain

Tingkat inflasi November 2025 tercatat 0,17% MtM, lebih rendah dari Oktober 2025 yang mencapai 0,28%. Secara tahunan, inflasi Indonesia November 2025 sebesar 2,72% YoY, turun dari Oktober 2025 yang mencapai 2,86% YoY.

Kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya. Inflasinya tercatat 1,12% dengan andil inflasi 0,09%, didorong terutama oleh harga emas perhiasan yang memberikan andil 0,08%.

Selain transportasi dan perawatan pribadi, komoditas lain ikut mendorong inflasi. Bawang merah memberikan andil 0,03%, ikan segar 0,02%, dan wortel 0,02%.

Sementara beberapa komoditas memberikan andil deflasi pada November 2025. Daging ayam ras menurunkan inflasi 0,03%, beras dan cabai merah masing-masing 0,02%, dan telur ayam ras serta kentang masing-masing 0,01%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa inflasi tidak hanya dipengaruhi satu komoditas. Pergerakan harga berbagai barang dan jasa saling memengaruhi angka inflasi keseluruhan.

Kenaikan tarif angkutan udara pada November 2025 menjadi contoh bagaimana faktor musiman dan permintaan memengaruhi inflasi. Fenomena ini harus diperhitungkan masyarakat dan pemerintah untuk menyiapkan strategi perlindungan daya beli.

Peningkatan harga tiket pesawat, berakhirnya promo, dan permintaan tinggi membuat kelompok transportasi menjadi sorotan utama. Sementara komoditas lain, baik penyumbang inflasi maupun deflasi, tetap menyeimbangkan dinamika harga di masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index