JAKARTA - Pemerintah terus memaksimalkan berbagai kebijakan strategis untuk menjaga kekuatan sektor manufaktur yang menjadi kontributor penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya tersebut semakin relevan di tengah data PMI manufaktur Indonesia yang terus menunjukkan tren ekspansif dalam beberapa bulan terakhir.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan bahwa pemerintah mendorong pertumbuhan melalui stimulus ekonomi yang tepat sasaran. Pernyataan itu disampaikan melalui keterangan tertulis di Jakarta pada Selasa, seiring dengan fokus penguatan berbagai sektor padat karya untuk menjaga kontribusinya terhadap ekonomi nasional.
“Kita terus memperkuat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang terarah, termasuk stimulus kuartal IV 2025, sekaligus mendorong ekspor yang bernilai tambah dan menjaga ketahanan sektor padat karya untuk mengoptimalkan kontribusi pada ekonomi nasional,” kata Febrio. Ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap industri dilakukan secara menyeluruh agar aktivitas produksi tetap stabil.
Aktivitas manufaktur Indonesia menunjukkan penguatan selama empat bulan terakhir. PMI Manufaktur Indonesia pada November 2025 tercatat berada pada level 53,3 yang menandakan kondisi ekspansif.
Peningkatan permintaan domestik menjadi pendorong utama penguatan tersebut. Hal itu turut mendukung peningkatan produksi, penyerapan tenaga kerja, serta aktivitas pembelian pada penghujung tahun.
Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia juga mencatatkan ekspansi manufaktur. India berada pada posisi 57,4 sementara Amerika Serikat berada pada posisi 51,9 berdasarkan kinerja terkini.
Di kawasan Asia Tenggara, negara-negara ASEAN seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia juga mencatat penguatan aktivitas industri. Thailand berada di level 56,8, Vietnam mencapai 53,8, sementara Malaysia mencatatkan ekspansi tipis pada posisi 50,1.
“Ekspansi di negara mitra dagang utama mengindikasikan peningkatan momentum permintaan yang berpotensi mendukung kinerja ekspor Indonesia ke depan,” tutur Febrio. Ia menegaskan bahwa situasi ini menjadi peluang besar untuk memperluas pasar ekspor berbagai komoditas nasional.
Surplus Perdagangan Kembali Menguat dan Mencerminkan Ketahanan Ekonomi
Kinerja perdagangan Indonesia hingga Oktober 2025 kembali menunjukkan fondasi ekonomi yang kuat dan resiliensi di tengah tekanan global. Neraca perdagangan sepanjang Januari–Oktober 2025 mencatatkan surplus impresif sebesar 35,9 miliar dolar AS yang tumbuh 44,1 persen secara kumulatif.
Total nilai ekspor Indonesia secara kumulatif mencapai 234,0 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat 7,0 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang menunjukkan konsistensi daya saing produk nasional.
Impor barang modal juga meningkat sebesar 18,7 persen sepanjang periode yang sama. Kenaikan tersebut merupakan indikator positif yang mengarah pada peningkatan kapasitas produksi dan investasi berkelanjutan.
“Dengan capaian ini, Indonesia kian menunjukkan ketahanan sektor eksternalnya dan peran yang semakin strategis dalam perdagangan global,” kata Febrio. Ia menjelaskan bahwa kemampuan menjaga surplus perdagangan merupakan bukti kuat stabilitas ekonomi nasional.
Sementara itu, pemerintah terus berupaya memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global. Dukungan terhadap hilirisasi sumber daya alam menjadi salah satu fokus utama agar nilai tambah produksi semakin tinggi.
Pemerintah juga mendorong diversifikasi mitra dagang utama melalui berbagai perjanjian perdagangan internasional. Hal tersebut dilakukan agar ketergantungan pasar dapat berkurang dan ruang ekspor semakin luas.
Inflasi Terkendali dan Stabilitas Harga Pangan Terus Dijaga
Dari sisi inflasi, kondisi nasional menunjukkan perbaikan dan terkendali pada November 2025. Inflasi tahunan tercatat melambat ke level 2,72 persen dari posisi 2,86 persen pada Oktober.
Perlambatan inflasi tersebut sejalan dengan meredanya tekanan inflasi pada harga bergejolak. Indikator itu menurun ke posisi 5,48 persen dari sebelumnya 6,59 persen pada bulan lalu.
Perbaikan itu juga didukung oleh langkah stabilisasi harga pangan yang dilakukan pemerintah secara konsisten. Beberapa komoditas seperti beras, cabai merah, dan daging ayam mulai mengalami penurunan harga.
Namun pemerintah tetap mengantisipasi potensi gejolak harga yang bisa muncul memasuki musim hujan. Kondisi cuaca dapat mempengaruhi proses produksi pangan dan pasokan di sejumlah daerah.
Inflasi inti tercatat bergerak stabil di posisi 2,36 persen secara tahunan. Sementara itu inflasi harga yang diatur pemerintah berada pada posisi 1,58 persen, naik sedikit dari 1,45 persen pada bulan sebelumnya.
Febrio menegaskan bahwa pemerintah terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui penguatan daya saing ekspor dan ketersediaan pasokan domestik. Ketersediaan pangan menjadi perhatian khusus agar stabilitas harga tetap terjaga.
Pemerintah mencermati dinamika perekonomian global yang terus berubah cepat. Untuk itu berbagai langkah strategis terus disiapkan guna menjaga ketahanan ekonomi dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan.
Antisipasi Jelang HBKN dan Penguatan Pasokan Pangan Nasional
Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru, pemerintah memastikan seluruh kebutuhan pangan masyarakat tersedia dengan baik. Langkah itu juga mencakup pemenuhan kebutuhan untuk program prioritas pemerintah yang terdampak tantangan cuaca.
Pemerintah mengambil berbagai langkah guna mengantisipasi gejolak harga akibat cuaca ekstrem. Sejumlah upaya dilakukan mulai dari operasi pasar, penguatan stok, cadangan pangan, hingga intervensi harga ketika dibutuhkan.
"Berbagai langkah dilakukan Pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga akibat cuaca ekstrem, di antaranya melalui operasi pasar, penguatan stok, cadangan pangan, dan intervensi harga,” kata Febrio. Ia menegaskan bahwa penguatan pasokan pangan menjadi prioritas penting jelang momentum akhir tahun.
Upaya menjaga stabilitas harga pangan dilakukan melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga. Pemerintah memastikan bahwa distribusi tetap berjalan lancar sehingga potensi hambatan dapat diminimalkan.
Pemerintah menekankan pentingnya masyarakat tetap mendapatkan akses pangan dengan harga yang wajar. Situasi itu menjadi fondasi penting untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi secara keseluruhan.
Momentum akhir tahun diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah terus memastikan seluruh kebijakan berjalan sinergis untuk mendukung aktivitas nasional di berbagai sektor.
Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah optimistis dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga. Situasi perekonomian nasional diproyeksikan tetap solid sepanjang memasuki tahun berikutnya.