Permintaan Domestik Jadi Penopang Utama Stabilitas Ekonomi Indonesia Menjelang Akhir Tahun 2025

Rabu, 03 Desember 2025 | 11:31:36 WIB
Permintaan Domestik Jadi Penopang Utama Stabilitas Ekonomi Indonesia Menjelang Akhir Tahun 2025

JAKARTA - Ketahanan ekonomi Indonesia kembali menjadi perhatian utama pemerintah menjelang tutup tahun 2025, terutama setelah beberapa indikator menunjukkan tren yang lebih positif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa permintaan domestik menjadi mesin utama yang menjaga perekonomian tetap bergerak stabil dalam situasi global yang masih penuh tekanan.

Airlangga menyebut bahwa keseimbangan antara inflasi yang terjaga, kinerja manufaktur yang membaik, dan surplus perdagangan yang sudah terjadi selama 66 bulan berturut-turut menjadi bukti kuatnya fondasi ekonomi nasional. “Inflasi November 2025 tercatat 2,72 persen (yoy), masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1 persen,” ujar Airlangga.

Ia menjelaskan bahwa tekanan harga pangan semakin mereda seiring menurunnya indikator Volatile Food yang kini berada di angka 5,48 persen dibanding 6,59 persen sebelumnya. Kondisi ini memberikan ruang bagi pemerintah untuk melanjutkan stabilisasi pasokan dan menjaga harga tetap terkendali.

Lebih lanjut, inflasi inti yang berada di kisaran 2,36 persen menunjukkan daya beli masyarakat masih terjaga dengan baik. Menurut Airlangga, ini merupakan sinyal penting bahwa konsumsi rumah tangga masih memiliki kekuatan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Secara bulanan, kenaikan harga masih dipengaruhi oleh beberapa komoditas tertentu seperti emas perhiasan yang mengalami inflasi 3,99 persen dan tarif angkutan udara yang naik hingga 6,02 persen. Kenaikan tarif pesawat memang menjadi tren musiman yang biasa terjadi pada bulan November dalam lima tahun terakhir.

Pemerintah Beri Intervensi untuk Redam Tekanan Musiman Harga Transportasi

Airlangga memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan kebijakan untuk menahan laju kenaikan harga angkutan udara tersebut. Ia menyebutkan bahwa program diskon tarif transportasi akan mulai diberlakukan pada Desember 2025 untuk mengurangi beban masyarakat.

“Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong mobilitas,” ujarnya dalam keterangannya. Kebijakan tersebut dinilai mampu memberikan stimulus tambahan bagi aktivitas ekonomi menjelang Natal dan Tahun Baru.

Sementara itu, dinamika harga pangan terus menjadi perhatian pemerintah karena tingginya curah hujan yang memengaruhi produksi di sejumlah daerah. Beberapa komoditas seperti bawang merah dan sejumlah sayuran mengalami kenaikan harga akibat gangguan pasokan.

Namun, sejumlah komoditas lainnya justru menunjukkan penurunan seperti daging ayam ras, cabai merah, dan telur ayam. Penurunan ini dinilai membantu meredam tekanan inflasi pangan secara keseluruhan.

Beras bahkan mencatat deflasi bulanan terdalam sejak Juni 2024 sebesar 0,59 persen. Deflasi tersebut mengindikasikan bahwa program stabilisasi seperti bantuan pangan, Gerakan Pasar Murah, dan SPHP berjalan efektif menjelang hari besar keagamaan.

Surplus Perdagangan Tetap Menjadi Penopang Utama dari Sisi Eksternal

Airlangga menyebut bahwa perdagangan luar negeri kembali memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi nasional. Neraca perdagangan pada Oktober 2025 mencatat surplus 2,39 miliar dolar AS, yang menjadi bagian dari tren surplus panjang selama 66 bulan.

Ekspor pada Oktober mencapai 24,24 miliar dolar AS, lebih tinggi dibanding impor yang berada pada level 21,84 miliar dolar AS. Surplus ini tidak hanya memperkuat cadangan devisa tetapi juga memberikan daya tahan lebih terhadap guncangan eksternal.

Surplus perdagangan dengan Amerika Serikat tetap menjadi salah satu pendorong utama dan mencapai 1,7 miliar dolar AS untuk komoditas nonmigas. Situasi ini terjadi di tengah proses negosiasi tarif resiprokal yang masih berlangsung antara kedua negara.

Airlangga menegaskan bahwa stabilitas eksternal tersebut memberikan ruang bagi perekonomian nasional untuk tetap tumbuh. Ia juga menekankan bahwa upaya diversifikasi pasar terus didorong untuk memperluas akses ekspor Indonesia.

Industri Manufaktur Tunjukkan Pemulihan Kuat Menjelang Akhir Tahun

Dari sisi produksi, sektor manufaktur menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan sepanjang bulan November 2025. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia naik ke level 53,3 dari 51,2 pada bulan sebelumnya.

Kenaikan ini menjadi level tertinggi sejak Februari 2025 dan mencerminkan peningkatan kepercayaan pelaku industri. Tren ekspansi yang berlangsung selama empat bulan berturut-turut menunjukkan bahwa permintaan domestik menjadi motor utama pertumbuhan.

Ekspansi tersebut mendorong peningkatan produksi, pembelian bahan baku, dan penyerapan tenaga kerja di banyak sektor. Penumpukan pekerjaan yang mulai muncul kembali menjadi indikator bahwa beban produksi industri meningkat sejalan dengan tingginya permintaan.

“Stimulus dan berbagai insentif di tengah permintaan domestik yang meningkat secara musiman menjadi pendorong tambahan,” kata Airlangga. Ia optimistis tren pemulihan manufaktur akan berlanjut hingga awal tahun depan.

Kekuatan Permintaan Domestik Jadi Pilar Utama Menahan Tekanan Global

Airlangga menilai bahwa permintaan domestik terbukti menjadi kekuatan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Kondisi global yang masih penuh ketidakpastian membuat konsumsi rumah tangga dan daya beli menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Ia menilai bahwa stabilitas harga yang terjaga mendorong masyarakat untuk tetap melakukan konsumsi secara aktif. Selain itu, mobilitas masyarakat yang meningkat menjelang akhir tahun memberikan dorongan tambahan bagi berbagai sektor.

Di sisi lain, upaya stabilisasi pangan yang dilakukan pemerintah mampu mengurangi tekanan inflasi yang kerap meningkat pada periode musim hujan. Hal ini memungkinkan aktivitas ekonomi tetap berjalan secara normal tanpa adanya lonjakan harga yang tidak terkendali.

Airlangga menyebut bahwa penguatan pada beberapa indikator utama menunjukkan bahwa ekonomi nasional sedang berada di jalur yang tepat. Ia optimistis bahwa kondisi ini akan berlanjut hingga memasuki tahun 2026.

Optimisme Pemerintah untuk Pertumbuhan di Tahun Mendatang

Menjelang tutup tahun, pemerintah terus memantau pergerakan harga dan kinerja sektor riil untuk memastikan stabilitas tetap terjaga. Airlangga mengatakan bahwa berbagai kebijakan akan terus disesuaikan dengan dinamika global maupun domestik.

Ia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi masih berpeluang lebih kuat pada 2026 apabila stabilitas domestik dapat terus dijaga. Menurutnya, tren positif pada beberapa indikator saat ini menjadi modal penting untuk menghadapi tantangan yang masih ada di depan.

Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan program-program yang terbukti efektif dalam menjaga daya beli dan menggerakkan sektor riil. Airlangga menekankan bahwa sinergi seluruh pemangku kepentingan dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan tersebut.

Ia menambahkan bahwa pemerintah akan terus mendorong sektor industri, perdagangan, serta investasi untuk memperkuat struktur ekonomi. Stabilitas makro yang terjaga menjadi dasar penting bagi Indonesia untuk tetap tahan terhadap tekanan global.

Terkini