Sinergi Kreatif BPS–Kemenekraf Dorong Partisipasi Nasional untuk Sensus Ekonomi 2026

Selasa, 18 November 2025 | 10:21:31 WIB
Sinergi Kreatif BPS–Kemenekraf Dorong Partisipasi Nasional untuk Sensus Ekonomi 2026

JAKARTA - Pendekatan baru dalam memperkuat komunikasi publik kembali ditunjukkan melalui kerja sama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) untuk menyukseskan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026). Sinergi ini menghadirkan talenta kreatif nasional sebagai pelaksana pembuatan video animasi sosialisasi yang dirancang untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas dan efektif.

Kerja sama tersebut diumumkan pada penutupan Rapat Koordinasi Teknis dan Evaluasi Kegiatan 2025 BPS di Jakarta pada Sabtu, 15 November 2025. Acara ini menjadi momentum penting karena untuk pertama kalinya BPS mengintegrasikan kreativitas animasi anak bangsa dalam kampanye resmi sensus ekonomi.

Pada kesempatan itu, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menyerahkan materi Public Service Announcement (PSA) SE2026 kepada Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti. Penyerahan tersebut disaksikan oleh Wakil Kepala BPS RI Sonny Harry Budiutomo Harmadi yang turut mendukung integrasi data dan inovasi kreatif.

Amalia menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan yang diberikan Kemenekraf serta antusiasme animator muda yang terlibat dalam proses produksi materi sosialisasi ini. Ia menekankan bahwa kolaborasi tersebut menjadi langkah yang membuka ruang baru bagi penguatan komunikasi statistik melalui pendekatan kreatif.

“Materi PSA ini bukan hanya video sosialisasi, melainkan sebagai token of friendship antarlembaga sekaligus ruang bagi talenta muda animasi nasional untuk menunjukkan kemampuannya,” ujar Amalia dalam rilis yang diterima pada Senin, 17 November 2025. Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini juga menjadi dasar bagi upaya BPS untuk terus menghadirkan data yang lebih kaya dan akurat.

Amalia menambahkan bahwa informasi yang dihasilkan SE2026 akan menjadi fondasi penting dalam mendukung Menteri Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan berbagai subsektor kreatif nasional. Ia melihat bahwa kualitas data yang baik akan memperkuat arah kebijakan ekonomi kreatif Indonesia di masa mendatang.

SE2026 sebagai Momen Strategis Memotret Sektor Kreatif

Dalam penjelasannya, Amalia memaparkan bahwa SE2026 menjadi momentum penting untuk memotret sektor ekonomi kreatif secara lebih rinci. Ia menilai bahwa peran ekonomi kreatif yang semakin besar perlu tercermin dalam data statistik yang diperbarui dan komprehensif.

Pada kesempatan yang sama, BPS juga menyampaikan perkembangan statistik tenaga kerja ekonomi kreatif per Agustus 2025. Berdasarkan data tersebut, tenaga kerja ekonomi kreatif mencapai sekitar 18,70 persen dari total tenaga kerja nasional atau sekitar 27,40 juta jiwa.

Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 26,48 juta jiwa atau sekitar 18,30 persen dari tenaga kerja nasional. Amalia menjelaskan bahwa kenaikan ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil di sektor tersebut dan mengindikasikan peran vital industri kreatif dalam perekonomian.

Provinsi Jawa Barat tercatat sebagai wilayah dengan jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif terbesar yaitu mencapai 6,24 juta orang. Bila digabungkan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menyumbang 57,81 persen dari total tenaga kerja ekonomi kreatif nasional pada 2025.

Amalia menjelaskan bahwa SE2026 nantinya akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai pelaku usaha kreatif di berbagai subsektor. Sektor-sektor tersebut mencakup kuliner, fesyen, gim, musik, film, desain, hingga konten digital yang kini berkembang pesat.

Ia juga menegaskan bahwa hasil sensus akan mencakup informasi mengenai lokasi, skala usaha, serta karakteristik lainnya yang dibutuhkan untuk pemetaan ekonomi kreatif. Data tersebut akan menjadi acuan dalam menghitung produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif secara lebih presisi.

Selain itu, hasil SE2026 juga akan menjadi frame penting bagi berbagai survei lanjutan yang akan dilakukan di tahun-tahun mendatang. Dengan demikian, sistem statistik nasional akan semakin mampu menggambarkan realitas sektor kreatif secara dinamis.

Kreator Lokal sebagai Wajah Sosialisasi SE2026

Pelibatan kreator lokal dalam produksi PSA SE2026 menjadi sorotan penting dalam program kolaboratif ini. Dengan menggandeng animator dan pelaku industri kreatif, BPS ingin menghadirkan materi sosialisasi yang tidak hanya informatif tetapi juga menarik secara visual.

Langkah ini sekaligus memberi ruang bagi talenta muda untuk menunjukkan karya dalam proyek berskala nasional. Melalui cara ini, promosi SE2026 dapat menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan konten digital dan animasi.

Amalia menilai bahwa pendekatan kreatif merupakan strategi efektif dalam meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat terhadap sensus. Ia menegaskan bahwa visual animasi yang mudah dipahami akan membantu penyampaian pesan menjadi lebih dekat dan inklusif.

Kemenekraf menyerahkan PSA SE2026 untuk menjadi materi sosialisasi resmi BPS yang nantinya akan disebarkan melalui berbagai kanal publik. Media yang digunakan mencakup televisi, internet, media sosial, hingga platform komunitas.

Pendekatan multiplatform ini dirancang agar pesan mengenai pentingnya sensus dapat diterima oleh kelompok masyarakat dari berbagai latar belakang. BPS berharap tingkat partisipasi Masyarakat dapat meningkat secara signifikan pada SE2026.

Dalam kegiatan yang sama, CEO RUS Animation Studio Roy Tok turut hadir bersama SVP Corporate and Strategic Affairs Blibli, Yudhi Pramono. Mereka merupakan mitra strategis yang berperan langsung dalam pengembangan konten kreatif untuk sosialisasi SE2026.

Kehadiran para pelaku industri ini menunjukkan bahwa sektor swasta juga memegang peran penting dalam mendukung kegiatan statistik nasional. Keterlibatan mereka membantu memperluas jangkauan pesan SE2026 kepada masyarakat umum.

Penguatan Data Kreatif untuk Kebijakan Masa Depan

SE2026 menjadi bagian penting dalam upaya BPS menghasilkan data berkualitas yang dapat digunakan untuk mendukung kebijakan ekonomi kreatif. Amalia menegaskan bahwa data lengkap dan komprehensif merupakan fondasi utama bagi berbagai perencanaan strategis nasional.

Ia menyebutkan bahwa pemutakhiran data diperlukan agar pemerintah dapat memahami dinamika sektor kreatif secara lebih menyeluruh. Informasi yang terperinci akan menjadi dasar penting dalam mengembangkan program pemberdayaan pelaku usaha kreatif.

Amalia menjelaskan bahwa data hasil SE2026 tidak hanya penting bagi pemerintah pusat tetapi juga bagi pemerintah daerah yang ingin mengembangkan potensi ekonomi kreatif di wilayah masing-masing. Dengan data akurat, kebijakan dapat diarahkan secara lebih efektif dan tepat sasaran.

Kolaborasi dengan Kemenekraf juga memperlihatkan bahwa pendekatan interdisipliner dalam statistik mulai mendapat perhatian lebih besar. Kerja sama ini diharapkan menjadi model bagi sinergi antarsektor dalam kegiatan statistik lainnya.

Materi sosialisasi yang telah diproduksi kini menjadi bagian penting dari upaya BPS untuk mengajak masyarakat berpartisipasi aktif. Diharapkan dengan pendekatan kreatif ini, SE2026 dapat berjalan lebih lancar dan mencapai tingkat partisipasi yang tinggi.

Ke depan, BPS dan Kemenekraf sepakat untuk terus memperkuat kolaborasi dalam membangun ekosistem data yang lebih kuat untuk sektor kreatif. Kerja sama ini akan berlanjut seiring dengan semakin berkembangnya kebutuhan data dalam mendukung ekonomi berbasis kreativitas.

Terkini