Kolaborasi ABG

Kolaborasi ABG Dorong Inovasi Kosmetik Anti-Penuaan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Silver Indonesia

Kolaborasi ABG Dorong Inovasi Kosmetik Anti-Penuaan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Silver Indonesia
Kolaborasi ABG Dorong Inovasi Kosmetik Anti-Penuaan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Silver Indonesia

JAKARTA - Dorongan pengembangan produk kecantikan anti-penuaan semakin kuat seiring masuknya Indonesia ke era ekonomi silver dalam beberapa dekade mendatang. Kondisi ini membuat kebutuhan perawatan diri bagi masyarakat lanjut usia meningkat, sehingga industri dituntut melakukan inovasi yang lebih agresif.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menilai kolaborasi Academia-Business-Government (ABG) menjadi salah satu kunci untuk memfasilitasi riset dan pengembangan produk yang mampu menjawab kebutuhan tersebut. Konsep ini dihadirkan sebagai jembatan antara inovasi akademik, kebutuhan pelaku usaha, dan regulasi pemerintah dalam memajukan kosmetik anti-aging.

Kepala BPOM Taruna Ikrar di Jakarta pada Selasa (2 Desember 2025) menjelaskan bahwa ekonomi silver adalah tatanan ekonomi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan masyarakat lansia sebagai kelompok dengan daya beli yang terus meningkat. Ia menuturkan bahwa Indonesia akan memasuki fase tersebut dalam 20 tahun mendatang berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik pada 2024.

Kenaikan jumlah penduduk lanjut usia ini otomatis berdampak pada meningkatnya permintaan produk perawatan diri, terutama yang berfungsi memperlambat penuaan. Taruna menyebut bahwa produk seperti itu kini menjadi salah satu kategori paling diminati dan memiliki prospek besar untuk berkembang.

"Pasar produk anti-aging diperkirakan akan terus berkembang dengan persentase laju 7,08 persen pada periode 2025—2030," ujar Taruna. Ia menegaskan bahwa peluang pasar ini semakin relevan di tengah pertumbuhan industri kecantikan nasional.

Sepanjang 2024, produk perawatan kulit menempati urutan tertinggi pendaftaran kosmetik di BPOM dengan total 7.248 produk. Angka tersebut memperlihatkan tingginya aktivitas inovasi di sektor perawatan kulit yang masih terus bertambah setiap tahunnya.

Produk anti-aging pada dasarnya bekerja layaknya antioksidan yang memperbaiki kerusakan molekuler melalui berbagai bahan aktif. Bahan yang digunakan biasanya meliputi niacinamide, peptida, retinol, retinoid, atau Centella asiatica yang umum ditemukan dalam formula perawatan kulit modern.

Taruna menilai bahwa pasar anti-aging tidak hanya membuka peluang tetapi juga menghadirkan tantangan besar bagi pelaku industri. Menurutnya, pertumbuhan pasar ini akan mendukung percepatan ekonomi nasional yang ditargetkan Presiden Prabowo mencapai 8 persen.

Sementara itu, sektor farmasi perlu menjawab tantangan formulasi agar dapat menciptakan produk anti-aging yang benar-benar efektif dan diminati masyarakat. Ia menambahkan bahwa kemampuan menghasilkan inovasi berkualitas menjadi keunggulan kompetitif yang harus diperkuat.

Tren Global Clean Beauty dan Teknologi Baru dalam Formula Anti-Aging

Taruna menjelaskan bahwa tren kosmetik global saat ini didominasi oleh konsep “clean beauty”, yakni produk kecantikan yang hanya menggunakan bahan-bahan aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Penggunaan bahan alam menjadi salah satu unsur penting dalam tren tersebut dan banyak digunakan dalam kosmetik anti-penuaan.

Selain itu, penggunaan teknologi nano menjadi salah satu perkembangan signifikan di dunia kosmetik karena mampu membantu bahan aktif menembus lapisan kulit lebih optimal. Teknologi tersebut memungkinkan efek yang lebih maksimal dalam penggunaan formula anti-aging yang semakin canggih.

Taruna juga menambahkan bahwa teknologi sel punca tengah banyak dikembangkan dalam industri kecantikan. Teknologi ini diklaim memiliki manfaat untuk mendukung proses regenerasi kulit sehingga memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan metode konvensional.

“Ini menjadi tantangan besar bagi lulusan farmasi untuk terus menggali dan mengikuti perkembangan teknologi terkini,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa inovasi harus diarahkan pada peningkatan kualitas hidup kelompok pengguna, terutama lansia yang membutuhkan formulasi tepat.

Untuk mendukung hal tersebut, para lulusan fakultas farmasi perlu memahami fisiologi kulit lansia dan kebutuhan spesifik kelompok usia tersebut. Pemahaman itu diperlukan agar formulasi produk yang dihasilkan aman, efektif, dan sesuai standar.

BPOM dikatakan berkomitmen untuk terus mendampingi para akademisi dan peneliti dalam mengembangkan inovasi kosmetik melalui berbagai program pembinaan dan pemenuhan regulasi. Taruna menekankan bahwa pemahaman terhadap aturan menjadi bagian penting dari proses komersialisasi produk.

Konsep ABG sebagai Jembatan Inovasi Industri dan Akademik

Menurut Taruna, model kolaborasi ABG memberikan ruang bagi industri, akademisi, dan pemerintah untuk saling melengkapi dalam proses pengembangan produk. Industri memiliki dana tetapi terbatas pada inovasi, sementara kampus kaya akan riset namun minim sumber daya untuk produksi.

“Dengan konsep ABG, BPOM hadir untuk menjembatani seluruh aspek tersebut agar bisa saling menguntungkan dan terus berkembang,” katanya. Ia mengharapkan kolaborasi tersebut mampu mempercepat lahirnya inovasi-inovasi kosmetik yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia Hamdi Muluk menyampaikan harapannya agar Fakultas Farmasi dan BPOM dapat menjadi garda terdepan dalam membuka ruang inovasi seluas-luasnya. Ia menilai bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting menuju kemajuan sektor farmasi di Indonesia.

“Apapun yang namanya inovasi harus kita dorong,” ujar Hamdi. Ia berharap kolaborasi ini mampu menghasilkan produk yang tidak hanya bermutu tinggi tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Melalui konsep ini, pengembangan kosmetik anti-aging diharapkan tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tetapi juga menciptakan nilai ekonomi besar bagi Indonesia di masa depan. Kolaborasi lintas sektor dianggap menjadi langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan inovasi sekaligus meningkatkan daya saing industri kecantikan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index