Sembako

Harga Sembako Jatim Hari Ini Menggeliat Naik Turun Menjelang Akhir Tahun 2025

Harga Sembako Jatim Hari Ini Menggeliat Naik Turun Menjelang Akhir Tahun 2025
Harga Sembako Jatim Hari Ini Menggeliat Naik Turun Menjelang Akhir Tahun 2025

JAKARTA - Gelombang perubahan harga kebutuhan pokok di Jawa Timur kembali menjadi perhatian masyarakat pada 3 Desember 2025 karena fluktuasinya makin terasa dari hari ke hari. Masyarakat pun kembali menyesuaikan anggaran rumah tangga agar tetap aman di tengah dinamika harga yang belum menunjukkan tanda-tanda stabil sepenuhnya.

Kondisi pergerakan harga yang naik turun ini membuat banyak warga lebih aktif memantau perkembangan harian sembako. Pemantauan yang konsisten diperlukan karena setiap perubahan kecil dapat mempengaruhi keseluruhan pengeluaran dalam sebulan.

Keperluan untuk mengetahui harga bahan pokok terbaru semakin besar ketika beberapa komoditas menunjukkan penurunan, sementara yang lain justru bergerak naik. Situasi demikian sering menimbulkan kekhawatiran baru karena masyarakat harus cermat menyusun strategi belanja agar kebutuhan tetap tercukupi.

Memantau harga sembako bukan lagi sekadar kebiasaan, namun sudah menjadi kebutuhan untuk menjaga kestabilan keuangan keluarga. Fluktuasi yang terjadi belakangan ini membuat informasi harga harian menjadi rujukan penting dalam mengatur prioritas pengeluaran.

Perkembangan Harga Sembako 3 Desember 2025

Sembako sendiri merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok yang menjadi dasar kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Daftar ini mencakup bahan pangan yang memiliki kontribusi besar terhadap pemenuhan gizi dan kebutuhan keluarga setiap harinya.

Jenis-jenis sembilan bahan pokok tersebut meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan daging ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji dan minyak tanah, serta garam. Komponen-komponen ini menentukan pola konsumsi sebagian besar rumah tangga sehingga pergerakan harganya sangat diperhatikan.

Selain sembako utama tersebut, ada pula komoditas dapur penting lain seperti cabai yang sering menjadi pemicu gejolak harga. Bagi sebagian ibu rumah tangga, harga cabai bisa sangat menentukan besar kecilnya pengeluaran harian.

Berikut daftar harga sembako terbaru di Jawa Timur pada Rabu, 3 Desember 2025 pukul 09.31 WIB, yang diambil dari sistem informasi perkembangan harga bahan pokok:

Beras Premium: Rp 14.921/kg.
Beras Medium: Rp 12.899/kg.

Gula kristal putih: Rp 16.404/kg.
Minyak goreng curah: Rp 18.843/liter.

Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.420/liter.
Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 17.628/liter.

Minyak goreng Minyakita: Rp 16.726/liter.
Daging sapi paha belakang: Rp 119.576/kg.

Daging ayam ras: Rp 36.315/kg.
Daging ayam kampung: Rp 67.214/kg.

Telur ayam ras: Rp 27.980/kg.
Telur ayam kampung: Rp 45.747/kg.

Susu kental manis Bendera: Rp 12.533 per 370 gram/kl.
Susu kental manis Indomilk: Rp 12.405 per 370 gram/kl.

Susu bubuk Bendera: Rp 41.803 per 400 gram/dos.
Susu bubuk Indomilk: Rp 41.619 per 400 gram/dos.

Garam bata: Rp 1.668.
Garam halus: Rp 9.126/kg.

Cabai merah keriting: Rp 48.778/kg.
Cabai merah besar: Rp 49.252/kg.

Cabai rawit merah: Rp 66.345/kg.
Bawang merah: Rp 43.303/kg.

Bawang putih: Rp 29.962/kg.
Gas elpiji: Rp 19.965.

Berbagai perubahan terjadi pada beberapa komoditas tersebut dan mencerminkan kondisi pasokan serta kebutuhan di masyarakat. Pergerakan harga ini juga memberikan gambaran bahwa faktor pendorongnya tidak hanya satu tetapi banyak.

Daging ayam kampung turun sebesar Rp 1.260 atau 1,84 persen dari harga sebelumnya. Telur ayam kampung ikut turun Rp 830 atau 1,78 persen yang membawa sedikit angin segar bagi pembeli.

Cabai besar mengalami penurunan Rp 318 atau 0,64 persen sehingga membuat harganya sedikit lebih ringan di pasar. Bawang putih turun Rp 166 atau 0,55 persen yang membantu menekan biaya kebutuhan dapur.

Sementara itu, gas elpiji ukuran 3 kg justru mengalami kenaikan Rp 266 atau 1,35 persen dibanding sebelumnya. Bawang merah naik cukup signifikan sebesar Rp 1.499 atau 3,59 persen yang membuat sebagian pedagang mengeluhkan pasokan yang mulai menipis.

Cabai rawit mengalami kenaikan paling tinggi yaitu Rp 9.522 atau 16,76 persen dan menjadi perhatian karena komoditas ini sering melonjak tajam. Cabai keriting juga meningkat Rp 126 atau 0,26 persen meski kenaikannya tidak sebesar jenis cabai lain.

Daging sapi turut naik Rp 234 atau 0,20 persen meski tidak terlalu signifikan. Namun kenaikan kecil pada komoditas daging tetap berdampak pada pedagang dan konsumen yang terbiasa membeli secara rutin.

Faktor-faktor Penyebab Perubahan Harga

Perubahan harga sembako umumnya dipengaruhi berbagai faktor yang bergerak secara dinamis. Faktor-faktor ini saling berkaitan sehingga dampaknya bisa terasa secara langsung oleh masyarakat.

Permintaan dan penawaran merupakan faktor dasar yang mempengaruhi harga di pasar. Jika permintaan meningkat sementara pasokan tetap, harga otomatis akan naik karena suplai tidak mencukupi kebutuhan.

Cuaca menjadi faktor besar lain yang menggerakkan perubahan harga. Kondisi ekstrem, bencana alam, atau pergeseran musim dapat menurunkan produksi pertanian sehingga membuat pasokan menyusut.

Kebijakan pemerintah terkait impor, pajak, atau subsidi juga memiliki peran penting dalam menentukan kestabilan harga. Pembatasan impor atau perubahan regulasi mampu mengubah ketersediaan barang di pasaran.

Biaya produksi yang meningkat turut menjadi pemicu naiknya harga sembako. Kenaikan harga bahan baku, pupuk, bahan bakar, serta tenaga kerja menimbulkan beban tambahan yang diteruskan kepada konsumen.

Nilai tukar mata uang juga dapat memberikan efek langsung pada perubahan harga khususnya untuk barang-barang impor. Ketika nilai mata uang melemah, harga barang impor otomatis menjadi lebih mahal.

Inflasi tinggi sering kali menyebabkan kenaikan harga barang karena meningkatnya biaya operasional dan distribusi. Kondisi ekonomi yang tidak stabil juga menambah ketidakpastian di pasar.

Gangguan dalam rantai distribusi seperti kemacetan, hambatan logistik, atau keterlambatan pengiriman dapat menyebabkan kelangkaan sementara. Situasi ini mengurangi pasokan dan membuat harga terdorong naik.

Berbagai faktor tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi dinamika harga sembako setiap harinya. Harga di setiap pasar pun bisa berbeda tergantung kondisi lokal dan ketersediaan barang.

Pemantauan rutin sangat penting agar masyarakat tetap dapat menyesuaikan kebutuhan serta anggaran rumah tangga. Perubahan harga di Jawa Timur ini menjadi gambaran bahwa stabilitas bahan pokok membutuhkan perhatian dari berbagai pihak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index