Tanda Stres

6 Tanda Stres yang Sering Terabaikan dan Diam-diam Mengganggu Aktivitas Harian

6 Tanda Stres yang Sering Terabaikan dan Diam-diam Mengganggu Aktivitas Harian
6 Tanda Stres yang Sering Terabaikan dan Diam-diam Mengganggu Aktivitas Harian

JAKARTA - Banyak orang mengira stres hanya muncul ketika tekanan datang secara besar dan terasa sangat berat. Namun kenyataannya, stres dapat hadir perlahan melalui perubahan kecil yang sulit disadari dalam keseharian.

Perubahan itu muncul lewat gestur tubuh, cara berpikir, hingga respons spontan terhadap situasi sederhana. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa stres tidak selalu tampak jelas, tetapi diam-diam memengaruhi kesehatan emosi dan fisik.

Psikolog Sani B. Hermawan menjelaskan bahwa stres muncul ketika seseorang menghadapi tuntutan tetapi merasa tidak memiliki cukup kemampuan atau energi untuk mengatasinya. Kondisi itu kemudian memberikan dampak ke tubuh dan emosi tanpa disadari.

"Makanya kadang-kadang kalau kita stres tuh ada perilaku respons tubuh yang muncul, misalnya diri kita kagetan, kadang banyak bengong, kadang jadi sensitif," ujar psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini pada Selasa, 2 Desember 2025. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tanda stres bisa terselip dalam reaksi kecil yang sering kita anggap sepele.

Perubahan Emosi dan Fisik Tanpa Disadari

Emosi Jadi Lebih Sensitif
Salah satu sinyal stres yang paling sering luput disadari adalah meningkatnya sensitivitas emosi. Seseorang bisa menjadi lebih mudah tersinggung, cepat marah, atau tiba-tiba sedih meskipun pemicunya sangat sederhana.

Reaksi emosional tersebut terjadi karena otak bekerja lebih keras dalam kondisi penuh tekanan. Beban tersebut membuat sistem emosional menjadi lebih rapuh dan mudah terpancing.

Tubuh Terasa Lebih Tegang
Stres juga kerap muncul dalam bentuk keluhan fisik yang tidak langsung disadari sebagai tanda tekanan mental. Leher terasa kaku, bahu menegang, atau dada seperti sesak bisa menjadi sinyal tubuh sedang berada dalam mode siaga.

Hormon stres memicu ketegangan pada tubuh sebagai bentuk perlindungan instingtif. Hal itu membuat tubuh lebih mudah lelah meskipun aktivitas fisik tidak terlalu besar.

Gangguan Tidur
Sulit tidur, terbangun berkali-kali, atau tidur tetapi tidak merasa segar dapat menjadi tanda tubuh sedang tertekan. Pikiran yang terus aktif membuat tubuh kesulitan memasuki fase istirahat yang berkualitas.

"Kita secara emosional jadi mudah marah, atau secara perilaku misalnya jadi enggak bisa tidur, terus secara fisik juga badan juga jadi kayaknya lemas terus, itu kan gejala stres," ujar Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu. Pernyataan ini menegaskan bahwa gangguan tidur sering menjadi indikator awal stres yang paling mudah diabaikan.

Dampak Stres pada Perilaku Sehari-Hari

Sulit Fokus dan Mudah Bengong
Stres dapat mengganggu kemampuan berpikir jernih dan fokus. Seseorang mungkin merasa pikirannya mudah teralihkan, cepat lupa, atau sering melamun tanpa disadari.

Beban mental yang meningkat membuat otak sulit untuk memproses informasi secara optimal. Kondisi itu menjadikan seseorang tampak seperti kehilangan fokus pada hal sederhana sekalipun.

Reaksi Berlebihan terhadap Situasi Kecil
Saat stres meningkat, tubuh masuk dalam keadaan waspada lebih tinggi. Respons berlebihan terhadap hal-hal kecil seperti mudah kaget, cepat panik, atau merasa terancam adalah tanda tubuh sedang menanggung tekanan.

Hal ini muncul meskipun tidak ada bahaya nyata yang mengancam. Sistem kewaspadaan tubuh menjadi terlalu sensitif sehingga memicu reaksi yang lebih intens dari biasanya.

Perilaku Impulsif
Perubahan perilaku seperti belanja berlebihan tanpa tujuan jelas juga bisa menjadi tanda seseorang sedang stres. Psikolog klinis Olphi Disya Arinda, M.Psi menjelaskan bahwa sebagian orang menggunakan uang sebagai cara untuk mengatur emosi.

Financial coping adalah kondisi ketika seseorang memakai uang atau belanja untuk menenangkan diri saat stres atau sedih. "Banyak orang yang menggunakan financial coping, jadi uang itu bukan cuma alat tukar antarbarang aja, tapi juga alat tukar emosi, yang tadinya sedih biar bisa jadi senang lagi," kata Psikolog Disya.

Menurutnya, perilaku ini bisa berupa belanja impulsif, mengambil pinjaman, hingga menghamburkan uang demi mendapatkan rasa lega sesaat. Meski memberikan perasaan kontrol sementara, kebiasaan ini tidak sehat baik untuk kondisi mental maupun finansial seseorang.

Mengapa Tanda-Tanda Ini Sering Diabaikan?

Banyak orang terbiasa menghubungkan stres dengan situasi besar seperti konflik pekerjaan atau masalah keluarga yang serius. Padahal, stres ringan yang bertumpuk justru dapat memberikan dampak besar dan memengaruhi fungsi tubuh secara perlahan.

Tanda-tanda kecil seperti tubuh mudah lelah atau emosi cepat tersinggung sering dianggap wajar. Padahal, itu adalah sinyal tubuh yang meminta perhatian agar tidak terjadi tekanan berkepanjangan.

Kesibukan sehari-hari juga membuat seseorang kurang memberikan ruang untuk menyadari kondisi mentalnya. Rutinitas yang padat sering membuat tanda stres samar sehingga terlewatkan tanpa sengaja.

Beberapa orang bahkan memilih menekan emosi dan mengabaikan rasa tidak nyaman demi tetap produktif. Cara tersebut justru membuat tekanan semakin meningkat dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan lebih serius.

Memahami dan Mengenali Diri Sendiri

Mengenali tanda stres sejak dini sangat penting agar seseorang dapat mengelola emosinya dengan lebih baik. Langkah sederhana seperti berhenti sejenak, mengatur napas, atau beristirahat dapat membantu mengurangi beban mental.

Memperhatikan pola tidur, perubahan emosi, dan reaksi tubuh merupakan cara untuk memahami sinyal yang muncul. Kesadaran diri ini penting agar stres tidak berubah menjadi masalah yang lebih berat.

Membicarakan apa yang dirasakan kepada orang terdekat juga dapat memberikan efek lega. Dengan membagi beban pikiran, seseorang dapat merasa lebih didukung dan tidak menghadapi tekanan sendirian.

Bila gejala semakin mengganggu, berkonsultasi dengan profesional menjadi langkah yang bijak. Penanganan yang tepat dapat membantu seseorang kembali mengatur emosi dan menjalani aktivitas dengan lebih stabil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index