Asuransi

Kinerja Berbeda Asuransi Jiwa dan Umum 2025 Ungkap Arah Industri ke Depan

Kinerja Berbeda Asuransi Jiwa dan Umum 2025 Ungkap Arah Industri ke Depan
Kinerja Berbeda Asuransi Jiwa dan Umum 2025 Ungkap Arah Industri ke Depan

JAKARTA - Dinamika industri asuransi di Indonesia sepanjang 2025 memperlihatkan pola yang saling bertolak belakang antara asuransi jiwa dan asuransi umum. Perbedaan performa kedua segmen ini menunjukkan bahwa kondisi pasar dan preferensi produk masyarakat tengah mengalami perubahan yang cukup kuat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa premi asuransi jiwa pada kuartal III-2025 berada di angka Rp 132,85 triliun. Jumlah tersebut mengalami kontraksi sebesar 2,06 persen secara tahunan atau year-on-year.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono menjelaskan bahwa penurunan premi tersebut dipengaruhi oleh dinamika pasar keuangan. Ia menyebut gejolak pasar sepanjang tahun memberikan tekanan terhadap kinerja asuransi jiwa.

Menurut Ogi, pergeseran preferensi masyarakat dari produk unitlink ke produk endowment dan proteksi murni juga turut menekan angka premi. Pergeseran ini berlindung pada preferensi nasabah terhadap produk yang dinilai lebih stabil.

Perubahan pilihan nasabah tersebut membuat pertumbuhan premi unitlink melambat sehingga memengaruhi total premi industri kehidupan. Namun demikian, OJK menilai bahwa arah fundamental industri masih berada dalam kondisi aman dan terkendali.

Ogi mengatakan meski terdapat tekanan pada beberapa segmen, prospek industri asuransi jiwa hingga akhir tahun tetap positif. Indikator penting seperti permodalan, tingkat likuiditas, dan kemampuan membayar klaim disebut masih berada pada level yang kuat.

Kondisi fundamental tersebut membuat OJK optimistis bahwa pelaku industri asuransi jiwa dapat melewati periode penyesuaian ini. Ia menilai bahwa ruang pertumbuhan masih terbuka bila perusahaan mampu beradaptasi dengan perubahan preferensi masyarakat.

Asuransi Umum Tumbuh Stabil di Tengah Tantangan Ekonomi

Berbanding terbalik dengan asuransi jiwa, premi asuransi umum menunjukkan tren pertumbuhan positif. OJK mencatat bahwa premi industri asuransi umum tumbuh 3,38 persen secara year-on-year pada kuartal III-2025.

Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa permintaan produk asuransi umum tetap terjaga walaupun kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian. Ogi menyebut asuransi umum memiliki peluang mempertahankan pertumbuhan moderat hingga akhir tahun.

Industri asuransi umum mendapatkan dukungan dari kebutuhan perlindungan yang cenderung meningkat pada berbagai lini bisnis. Risiko terhadap aset fisik dan kebutuhan proteksi sektor usaha turut menjaga stabilitas permintaan produk asuransi umum.

OJK menilai bahwa diversifikasi lini usaha dan inovasi produk menjadi modal penting bagi industri asuransi umum untuk tetap tumbuh. Faktor ini menjadi salah satu pembeda antara asuransi umum dan asuransi jiwa dalam hal strategi menghadapi tantangan pasar.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan menjelaskan bahwa pelaku asuransi umum perlu terus mengembangkan diversifikasi produk. Ia menyebut ada sejumlah peluang pertumbuhan yang dapat dimanfaatkan industri.

Menurut Budi, perusahaan dapat memperluas jangkauan bisnisnya melalui pengembangan asuransi mikro dan asuransi kendaraan listrik. Segmen tersebut dinilai memiliki potensi besar seiring pertumbuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk yang lebih spesifik.

Selain itu, Budi menyoroti pentingnya inovasi produk generasi baru seperti parametric insurance dan perlindungan terhadap risiko siber. Risiko-risiko emerging ini menjadi perhatian banyak perusahaan karena sifatnya yang kian kompleks.

Ia menambahkan bahwa penggunaan digitalisasi dalam saluran distribusi dan proses klaim perlu terus dimaksimalkan oleh pelaku industri. Upaya tersebut dapat meningkatkan efisiensi sekaligus memperluas pasar secara lebih cepat.

Pemanfaatan teknologi juga diharapkan dapat mendukung perusahaan dalam menetapkan penetapan harga yang lebih akurat. Penerapan pricing berbasis data dinilai menjadi kunci bagi asuransi umum untuk mengelola risiko secara lebih adaptif.

Industri Jiwa Didorong Melakukan Inovasi dan Efisiensi

Di tengah tekanan yang melanda industri asuransi jiwa, pelaku industri menilai diperlukan langkah-langkah strategis agar kinerja dapat kembali tumbuh. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menegaskan bahwa perusahaan perlu memperkuat strategi inovasi.

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan perusahaan asuransi jiwa perlu fokus pada inovasi yang meningkatkan persistensi nasabah existing. Ia menilai bahwa mempertahankan nasabah lama menjadi hal yang sangat krusial di tengah tekanan pasar saat ini.

Togar menjelaskan bahwa inovasi tersebut harus disertai dengan efisiensi biaya operasional. Ia menyebut digitalisasi dapat menjadi solusi untuk menekan biaya sambil meningkatkan kecepatan layanan kepada nasabah.

Selain itu, peluang untuk meningkatkan penetrasi pasar harus dimaksimalkan melalui pengembangan produk-produk baru. Menurut Togar, perusahaan perlu menciptakan produk yang terjangkau, sederhana, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Produk yang lebih mudah dipahami dinilai dapat menarik lebih banyak nasabah dari berbagai segmen. Hal ini menjadi penting karena perubahan preferensi pasca-pandemi membuat masyarakat lebih selektif dalam memilih proteksi.

Togar menekankan bahwa tata kelola manajemen risiko harus terus diperkuat oleh pelaku industri. Ia menilai hal tersebut penting untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.

Perlindungan konsumen juga harus terus ditingkatkan terutama dalam hal transparansi produk. Kejelasan manfaat, risiko, dan biaya diperlukan agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga.

Industri asuransi jiwa dinilai berada dalam fase transisi yang menuntut pelaku industri untuk lebih fleksibel. Adaptasi cepat terhadap kebutuhan konsumen dianggap sebagai elemen kunci dalam mempertahankan pertumbuhan.

Peluang dan Tantangan Industri Asuransi di Tahun Pemulihan

Perbedaan kinerja antara asuransi jiwa dan asuransi umum pada 2025 memberikan gambaran yang jelas bahwa industri asuransi tidak bergerak secara seragam. Faktor pasar, perubahan preferensi masyarakat, dan perkembangan risiko baru menjadi penentu arah perkembangan masing-masing segmen.

OJK menilai bahwa industri asuransi jiwa masih memiliki ruang pemulihan yang kuat meski saat ini berada dalam fase penyesuaian. Prospek jangka panjang tetap positif karena fundamental industri dinilai masih sehat.

Sementara itu, asuransi umum diproyeksikan dapat mempertahankan pertumbuhan stabil hingga akhir tahun. Peluang pengembangan produk baru menjadi pendorong utama untuk menjaga momentum pertumbuhan.

Baik asuransi jiwa maupun asuransi umum menghadapi tantangan yang sama terkait kebutuhan digitalisasi. Teknologi menjadi pilar utama untuk meningkatkan efisiensi sekaligus mempertahankan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

Industri juga perlu memperkuat praktik manajemen risiko sebagai respons atas meningkatnya kompleksitas ancaman. Risiko baru seperti serangan siber, perubahan iklim, hingga disrupsi teknologi menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan.

Dengan beragam tantangan dan potensi tersebut, pelaku industri dituntut mengambil langkah strategis yang lebih agresif. Transformasi bisnis dan inovasi produk menjadi komponen yang akan menentukan arah masa depan industri asuransi Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index