SKB Food 2026

Strategi Baru SKB Food 2026 untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Strategi Baru SKB Food 2026 untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Strategi Baru SKB Food 2026 untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA - PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) atau SKB Food memasuki tahun 2026 dengan pendekatan bisnis yang lebih agresif untuk memperkuat fondasi usaha. Perusahaan memandang bahwa arah baru ini menjadi langkah penting untuk memastikan daya saing di industri pangan yang terus berubah.

Direktur Utama SKB Food Eko Pujianto menyampaikan bahwa fokus strategi perusahaan didesain menyentuh dua pilar utama yang berjalan beriringan. Pilar itu adalah penguatan fundamental internal serta pengembangan area usaha baru di sektor agrifood dan peternakan.

“Arah strategis ini merupakan pilar untuk mencapai visi besar SKB Food sebagai integrated food company, baik untuk agrifood maupun seafood,” ungkap Eko dalam paparan publik virtual pada Jumat, 28 November 2025. Ia menegaskan bahwa SKB Food memosisikan diri sebagai bagian dari solusi ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.

Manajemen perusahaan melihat ruang ekspansi yang signifikan pada komoditas buah-buahan lokal melalui pendekatan hilirisasi yang lebih terstruktur. Perbaikan proses pascapanen dan standardisasi mutu menjadi bagian dari strategi yang diyakini mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal.

Selain itu, integrasi distribusi disiapkan untuk memperkuat rantai pasok buah lokal yang selama ini masih menghadapi kendala efisiensi. SKB Food menilai bahwa penguatan lini ini perlu dilakukan secara konsisten untuk mendorong pertumbuhan yang lebih stabil.

Fokus Agrifood dan Peternakan sebagai Pilar Pertumbuhan Baru

Pada saat bersamaan, pengembangan usaha di sektor peternakan unggas menjadi bagian penting dari peta jalan perusahaan menuju ketahanan pangan nasional. Rencana ini diarahkan untuk memperbesar ketersediaan pasokan daging ayam yang menjadi salah satu komoditas utama dalam industri pangan domestik.

Manajemen melihat peluang besar di tengah tekanan terhadap komoditas impor yang membuat kebutuhan daging nasional semakin menuntut pasokan lokal yang kuat. SKB Food ingin mengambil bagian dalam memperbaiki kondisi tersebut melalui pengembangan lini usaha unggas yang lebih modern dan terukur.

Inisiatif ini dipandang sebagai strategi yang dapat memperluas rantai pasok perusahaan sekaligus meningkatkan efisiensi bisnis. Perusahaan percaya bahwa langkah tersebut akan berkontribusi terhadap profitabilitas dalam jangka panjang.

Di sisi lain, SKB Food menekankan bahwa daya saing komoditas lokal merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan dalam pengembangan industri pangan. Penguatan kualitas produk menjadi upaya yang terus ditekankan pada setiap proses bisnis perusahaan.

“Ketahanan pangan nasional harus diraih dan diupayakan bersama,” jelas Eko dalam kesempatan yang sama. Ia menyebut bahwa SKB Food berupaya menjadi bagian dari gerakan besar yang menciptakan nilai dan dampak positif bagi petani, peternak, dan masyarakat.

Kondisi Industri Pangan Sepanjang 2025 dan Tantangannya

Selama tahun 2025, SKB Food mencatat bahwa industri makanan, minuman, serta sektor waralaba masih menghadapi tekanan biaya operasional. Perubahan perilaku konsumen dan dinamika pasar juga memberi tantangan tambahan terhadap stabilitas permintaan.

Meski demikian, SKB Food tetap menunjukkan komitmen menjaga stabilitas bisnis melalui upaya konsolidasi di lini inti. Optimalisasi distribusi dilakukan untuk menjaga ritme penjualan tetap sejalan dengan target perusahaan.

Penataan portofolio usaha menjadi langkah penting untuk menjaga perusahaan tetap adaptif terhadap perubahan pasar. Strategi ini membuat perusahaan mampu bertahan di tengah tekanan industri yang terjadi sepanjang tiga kuartal pertama 2025.

Pendapatan SKB Food hingga kuartal ketiga 2025 tercatat sebesar Rp135,035 miliar. Pada periode yang sama, perseroan membukukan rugi bersih Rp23,010 miliar.

Kontributor utama pendapatan perusahaan berasal dari komoditas ikan sebesar Rp69,899 miliar. Komoditas beras memberikan kontribusi Rp46,003 miliar dan penjualan melalui Lazizaa Rahmat Semesta (LRS) tercatat Rp12,689 miliar.

Selain itu, penjualan bahan baku kebab menyumbang Rp3,832 miliar. Manajemen menilai struktur pendapatan ini mencerminkan potensi diversifikasi yang masih dapat dimaksimalkan.

“SKB Food percaya bahwa ketangguhan bisnis bukan hanya diukur dari kinerja jangka pendek melainkan dari kemampuan beradaptasi dan memberikan manfaat lebih luas,” ujar Eko. Ia menegaskan bahwa transformasi perusahaan menuju lini agrifood dan peternakan merupakan akselerasi menuju model bisnis yang memberikan dampak nyata bagi petani, peternak, hingga konsumen.

Dengan memasuki sektor tersebut, SKB Food memperkuat langkah transformasi dari perusahaan yang sebelumnya banyak bergerak di bidang trading dan operator F&B. Perusahaan kini bergerak menuju model pangan terintegrasi yang dapat menjangkau rantai pasok dari hulu hingga hilir.

Digitalisasi dan Pengembangan Brand sebagai Pendorong Ekspansi

Memasuki 2026, SKB Food mulai mempercepat proses digitalisasi di seluruh ekosistem bisnisnya. Sistem IT modern digunakan untuk memperluas jaringan distribusi sekaligus mempermudah pengelolaan rantai pasok baik produk pangan maupun non-pangan.

Penerapan digitalisasi ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi sekaligus mempercepat respons terhadap kebutuhan pasar. Perusahaan berharap langkah ini dapat memperkuat posisinya dalam kompetisi industri pangan nasional.

Selain digitalisasi, SKB Food juga menyiapkan ekspansi brand sebagai strategi memperbesar pasar. Beberapa merek yang dikembangkan antara lain Rafi Express, Rafina untuk kategori beras, serta EsKabeh untuk segmen seafood.

Perusahaan juga memperluas brand Sedap Kesayangan Boenda atau Sekeboen untuk produk makanan siap saji. Langkah ini dianggap strategis karena permintaan produk siap santap terus berkembang seiring perubahan pola konsumsi masyarakat.

Manajemen meyakini bahwa pengembangan sejumlah brand ini mampu memperluas jangkauan pasar perusahaan ke segmen yang lebih beragam. Dengan demikian, kontribusi terhadap pendapatan dapat meningkat secara bertahap pada tahun-tahun mendatang.

SKB Food menilai bahwa kombinasi antara digitalisasi, diversifikasi brand, dan pengembangan sektor agrifood akan menjadi motor penggerak pertumbuhan di 2026. Perusahaan pun optimistis strategi ini dapat memperkuat posisinya sebagai penyedia pangan nasional yang lebih terintegrasi.

Dengan rangkaian strategi tersebut, SKB Food menutup 2025 dengan kesiapan menghadapi tantangan yang lebih besar pada 2026. Perusahaan menegaskan bahwa fokus jangka panjang tetap diarahkan pada ketahanan pangan nasional dan peningkatan kesejahteraan pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index