JAKARTA - Kementerian Sosial RI bersama Dinas Sosial Kota Subulussalam, Aceh mendirikan empat dapur umum untuk membantu warga terdampak banjir. Pendirian dapur ini merupakan bagian dari upaya cepat tanggap untuk memastikan kebutuhan pangan tetap terpenuhi.
Menurut Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, dapur umum telah beroperasi sejak Sabtu, 29 November 2025. Kini seluruh dapur sudah berfungsi secara keseluruhan untuk melayani masyarakat.
Lokasi dapur umum diprioritaskan di wilayah terdampak parah dan memiliki jumlah pengungsi yang cukup besar. Strategi ini dilakukan agar bantuan dapat langsung menjangkau warga yang paling membutuhkan.
Sebaran Dapur Umum di Kecamatan Terdampak
Di Kecamatan Sultan Daulat, dapur umum berlokasi di Desa Suka Maju dan Desa Jabi-Jabi. Posisi ini memungkinkan layanan makanan menjangkau wilayah sekitar yang masih tergenang banjir.
Sementara di Kecamatan Rundeng, dapur umum ditempatkan di Desa Suak Jampak. Daerah ini sempat terisolir akibat genangan air, sehingga kehadiran dapur umum sangat krusial untuk masyarakat.
Untuk Kecamatan Longkib, dapur umum berada di Desa Darul Aman. Penempatan ini membantu warga yang kesulitan mengakses bahan pangan akibat bencana.
Dampak Banjir di Seluruh Aceh
Bencana Hidrometeorologi Aceh sudah terjadi sejak 18 November 2025. Banjir ini memengaruhi 1.286 gampong/desa di 242 kecamatan yang tersebar di 18 kabupaten/kota.
Korban mengalami luka ringan sebanyak 1.284 orang, luka berat 330 orang, hilang 113 orang, dan meninggal dunia 96 jiwa. Jumlah kepala keluarga terdampak mencapai 89.959 KK, dengan 62 ribu KK harus mengungsi di 514 lokasi pengungsian.
Di Kota Subulussalam, lima kecamatan terdampak banjir. Jumlah warga terdampak mencapai 2.022 KK atau 8.959 jiwa, dengan 496 KK atau 1.706 jiwa mengungsi, dan satu korban meninggal dunia.
Upaya Pemerintah dan Mitigasi Lanjutan
Pemerintah melalui Kemensos dan Dinas Sosial setempat terus berupaya memberikan layanan darurat. Dapur umum menjadi salah satu langkah penting untuk menjaga ketahanan pangan bagi korban banjir.
Selain menyediakan makanan, petugas juga mendistribusikan kebutuhan dasar lain seperti air bersih dan selimut. Langkah ini penting untuk mencegah risiko kesehatan dan mempercepat pemulihan masyarakat terdampak.
Distribusi bantuan didukung oleh koordinasi antara pemerintah daerah dan relawan. Sinergi ini memastikan setiap warga di wilayah terdampak dapat menerima bantuan tepat waktu.
Upaya mitigasi bencana juga terus diperkuat dengan pemantauan intensif. Informasi tentang titik banjir dan pengungsi selalu diperbarui untuk mendukung keputusan penanganan lebih lanjut.
Ketersediaan dapur umum yang tersebar strategis menjadi contoh penanganan bencana yang terencana. Hal ini membantu warga tetap mendapatkan asupan pangan tanpa harus meninggalkan lokasi pengungsian.