JAKARTA - Sejak 24 November 2025, banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera, terutama Sumatera Utara. Bencana ini telah menimbulkan ratusan korban meninggal dan ribuan jiwa terdampak, memaksa pemerintah dan masyarakat memerlukan pemantauan cepat.
Daerah terdampak mencakup Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Kota Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias. Curah hujan ekstrem yang tinggi menjadi pemicu utama banjir dan longsor di wilayah tersebut.
Google Flood Alerts sebagai Alat Pemantauan
Untuk membantu publik, Google menampilkan peringatan banjir (Flood Alerts) khusus Sumatera. Fitur ini menyediakan informasi umum, kondisi lokal, peta titik banjir, dan berita terkini terkait bencana.
Pengguna dapat mengakses Flood Alerts dengan mengetik kata kunci seperti "North Sumatera Floods", "Banjir di Sumatera Utara", atau "Sibolga Flood" di kolom pencarian Google. Setelah itu, banner khusus muncul menampilkan dua kategori utama informasi bencana.
Kategori pertama adalah Informasi Umum, yang memuat lokasi terdampak banjir berdasarkan laporan resmi dan pemantauan lapangan. Kategori kedua adalah Informasi Lokal, yang mengarahkan pengguna ke situs pemerintah dan lembaga terkait seperti BMKG, BNPB, dan dinas kebencanaan daerah.
Selain itu, banner Flood Alerts menampilkan berita terkini dari berbagai media untuk mempermudah masyarakat mengikuti perkembangan. Fitur ini menjadi sarana cepat bagi publik untuk memperoleh informasi terpercaya saat darurat.
Melihat Titik Banjir Melalui Google Maps
Flood Alerts menyediakan opsi membuka Google Maps untuk menampilkan lokasi banjir secara visual. Titik banjir ditandai dengan ikon berwarna merah bergambar tiga garis bergelombang untuk memudahkan identifikasi.
Berdasarkan peta terbaru, terdapat enam titik banjir signifikan di Sibolga dan Tapanuli. Namun, peta ini tidak menampilkan kondisi terkini secara real-time karena Street View menggunakan dokumentasi lama dan pembaruan terakhir dilakukan pada 26 November 2025.
Pengguna tetap bisa memanfaatkan peta untuk merencanakan rute evakuasi atau memantau lokasi yang terdampak. Meskipun bukan real-time, peta ini membantu publik dan tim tanggap darurat dalam mengantisipasi bencana lebih baik.
Fitur Bantuan dan Informasi Tambahan
Di bawah banner Flood Alerts, Google menyediakan tautan "bantuan dan informasi" yang mengarah ke BMKG, BNPB, dan lembaga kebencanaan resmi. Tautan ini memungkinkan pengguna mengakses data resmi dan panduan mitigasi bencana dengan cepat.
Selain itu, Flood Alerts dapat dibagikan melalui WhatsApp, media sosial, atau grup komunitas lokal. Penyebaran informasi ini membantu mempercepat komunikasi darurat kepada keluarga dan masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Masyarakat juga bisa memantau kondisi melalui situs resmi BMKG untuk update cuaca dan peringatan dini. Sementara BNPB menyediakan laporan korban, pengungsian, dan data operasional tanggap darurat.
Dampak Banjir Sumatera 2025
Hingga 30 November 2025, total korban meninggal dunia akibat banjir Sumatera mencapai 442 jiwa, dan 402 orang masih hilang. Tim gabungan dari BNPB, TNI/Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah terus melakukan pencarian, pertolongan, dan distribusi logistik.
Di Sumatera Utara, tercatat 217 korban meninggal, tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Kota Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias. Korban hilang di provinsi ini juga meningkat menjadi 209 orang setelah laporan tambahan diterima dari posko daerah.
Jumlah pengungsi di Sumatera Utara mencapai ribuan jiwa, dengan 3.600 di Tapanuli Utara, 1.659 di Tapanuli Tengah, 4.661 di Tapanuli Selatan, 4.456 di Kota Sibolga, 2.200 di Humbang Hasundutan, dan 1.378 di Mandailing Natal. Aceh melaporkan 96 korban meninggal dan 75 hilang, tersebar di berbagai kabupaten seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, dan Lhokseumawe.
Sementara itu, Sumatera Barat mencatat 129 korban meninggal, 118 hilang, dan 16 luka-luka. Total pengungsi di provinsi ini mencapai 11.820 KK atau 77.918 jiwa, dengan konsentrasi terbesar di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.
Peran Teknologi Digital dalam Penanganan Bencana
Pemanfaatan Google Flood Alerts dan Maps membuktikan pentingnya teknologi digital dalam mitigasi bencana. Publik dapat memperoleh informasi darurat secara cepat, memantau titik banjir, dan mengakses sumber resmi untuk evakuasi atau bantuan.
Kombinasi antara peta visual, berita terkini, dan tautan ke lembaga resmi membantu pemerintah dan masyarakat merespons bencana secara lebih efektif. Masyarakat pun dapat membagikan informasi ini ke keluarga, teman, dan komunitas, mempercepat koordinasi penanganan darurat.
Dengan memanfaatkan teknologi ini, risiko tambahan akibat bencana dapat diminimalkan. Informasi yang cepat dan akurat sangat penting untuk menyelamatkan nyawa, mempercepat distribusi bantuan, dan mengurangi kerusakan properti.