Penerbangan

AirNav Perkuat Navigasi Penerbangan untuk Dukung Penanganan Banjir Sumatera 2025

AirNav Perkuat Navigasi Penerbangan untuk Dukung Penanganan Banjir Sumatera 2025
AirNav Perkuat Navigasi Penerbangan untuk Dukung Penanganan Banjir Sumatera 2025

JAKARTA - Respons cepat dan terkoordinasi menjadi kunci ketika bencana mengganggu aktivitas penerbangan dan menghambat mobilitas tim di lapangan. Situasi tersebut kini tengah dihadapi AirNav Indonesia yang berkomitmen menjaga operasi layanan navigasi penerbangan tetap stabil di tengah bencana banjir di sejumlah wilayah Sumatera.
Keberlangsungan navigasi udara menjadi elemen penting agar misi kemanusiaan dapat bergerak tanpa hambatan dan memastikan jalur udara tetap aman bagi seluruh kegiatan penerbangan.

Direktur Utama AirNav Indonesia, Avirianto Suratno, menegaskan bahwa perusahaan bergerak cepat sejak kondisi darurat diumumkan. Ia memastikan seluruh langkah yang diambil tidak hanya fokus menjaga keselamatan penerbangan, tetapi juga mendukung kebutuhan evakuasi serta distribusi bantuan.
Dalam keterangannya di Jakarta pada Ahad, 30 November 2025, ia menyebut bahwa AirNav terus mengoordinasikan semua unit agar tetap beroperasi dalam batas aman.

Prioritas Operasional AirNav Saat Kondisi Darurat di Sumatera

Ketika banjir mengganggu akses sejumlah bandara di Sumatera, AirNav fokus memastikan layanan navigasi tidak terputus. Avirianto menegaskan bahwa keberlangsungan layanan navigasi tetap menjadi prioritas utama dalam kondisi darurat.
Ia menyebut bahwa keamanan arus penerbangan dan kelancaran misi kemanusiaan harus berjalan bersamaan.

“Dalam kondisi darurat seperti ini, prioritas kami adalah menjaga keberlangsungan layanan navigasi penerbangan sekaligus memastikan operasional misi kemanusiaan dapat berlangsung tanpa hambatan,” ujar Avirianto.
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa stabilitas layanan navigasi menjadi titik krusial dalam penanganan bencana yang sangat mengandalkan mobilisasi udara.

Sebagai langkah awal dalam tanggap darurat, AirNav menerbitkan NOTAM TIBA atau Traffic Information Broadcast by Aircraft di beberapa bandara yang terdampak. Bandara yang masuk dalam daftar tersebut adalah Lhokseumawe, Takengon, dan Mandailing Natal.
Langkah ini ditempuh karena sejumlah personel navigasi di lokasi tersebut turut menjadi korban banjir atau mengalami kendala akses menuju tempat kerja.

NOTAM TIBA diperlukan untuk memberi informasi kepada pilot bahwa layanan navigasi terbatas atau terganggu. Sistem ini memastikan seluruh pilot dapat mengatur komunikasi dan manuver penerbangan secara tepat sepanjang kondisi darurat berlangsung.
Avirianto menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan demi menjaga keselamatan operasional di wilayah terdampak banjir.

Penguatan Koordinasi Layanan Navigasi Melalui Posko INMC

Ketika sebagian wilayah terdampak bencana, kebutuhan koordinasi menjadi semakin vital untuk menjaga kelancaran arus penerbangan. AirNav Indonesia mengaktifkan Posko Operasional Navigasi Penerbangan di fasilitas Indonesia Network Management Center atau INMC.
Posko ini digunakan sebagai pusat kendali, koordinasi, dan monitoring seluruh aktivitas navigasi di wilayah terdampak.

Melalui posko tersebut, seluruh unit dapat menerima informasi terbaru terkait kondisi lapangan secara real time. Posko ini juga membantu proses penyaluran dukungan teknis serta pergerakan personel ke titik-titik yang kekurangan petugas.
Manajemen memastikan bahwa setiap gangguan yang muncul dapat ditangani dengan cepat melalui alur koordinasi yang terpusat.

Untuk menjaga stabilitas operasional, AirNav melakukan penambahan personel operasional dan teknis dari beberapa kantor cabang. Penguatan personel dilakukan dengan mengerahkan dukungan dari Makassar Air Traffic Service Center, Jakarta Air Traffic Service Center, Halim Perdanakusuma, dan Pekanbaru.
Penempatan personel tambahan ini diarahkan untuk memperkuat pelayanan di Kantor Cabang Aceh dan Medan yang terdampak cukup signifikan.

Selain relokasi personel, AirNav juga melakukan penugasan langsung petugas ke unit layanan di Lhokseumawe dan Takengon. Upaya ini dilakukan agar operasional bandara tetap berjalan dan layanan penerbangan untuk misi kemanusiaan tidak terhambat.
Avirianto menegaskan bahwa dukungan melalui jalur udara menjadi sangat krusial bagi instansi yang menangani evakuasi dan distribusi bantuan.

“Seperti Basarnas, TNI, BNPB, serta lembaga kemanusiaan lainnya. Dengan pemulihan personel tersebut, NOTAM TIBA kemudian dicabut,” ujar Avirianto.
Pencabutan NOTAM itu dilakukan setelah tim memastikan layanan navigasi sudah kembali stabil.

Penguatan Infrastruktur Komunikasi dan Dukungan Teknis Navigasi

Gangguan telekomunikasi darat akibat banjir dapat menghambat layanan navigasi. Untuk itu, AirNav memperkuat sistem komunikasi penerbangan melalui pemasangan jaringan internet Starlink di beberapa lokasi terdampak.
Lokasi pemasangan meliputi Lhokseumawe, Sibolga, dan Gunung Sitoli sebagai titik-titik yang mengalami gangguan konektivitas.

Dengan tambahan Starlink, konektivitas operasional dapat tetap stabil meskipun jaringan telekomunikasi lokal terganggu. Keberadaan jaringan ini sangat membantu mengurangi potensi hambatan komunikasi antara menara pengawas, pilot, serta unit navigasi lainnya.
AirNav juga mengirimkan peralatan teknis pendukung ke wilayah terdampak untuk memastikan seluruh peralatan navigasi bekerja dengan optimal.

Selain perbaikan sistem operasional, AirNav juga menunjukkan komitmennya melalui langkah kemanusiaan. Bersama Bulog, perusahaan menyalurkan 200 paket sembako untuk masyarakat dan karyawan yang terdampak banjir.
Bantuan ini disalurkan melalui posko cabang setempat serta Posko Darurat InJourney yang menangani distribusi bantuan.

Upaya dukungan sosial ini merupakan bentuk kepedulian AirNav kepada masyarakat sekitar dan internal perusahaan. Mereka memastikan bahwa bantuan tidak hanya diberikan dalam bentuk teknis operasional, tetapi juga kebutuhan dasar bagi warga dan karyawan yang mengalami dampak langsung.
Perusahaan berkomitmen terus memantau kondisi lapangan selama status tanggap darurat berlaku.

Komitmen AirNav dalam Mendukung Operasi Kemanusiaan dan Keselamatan Penerbangan

Avirianto menyampaikan bahwa AirNav Indonesia siap melakukan penambahan sumber daya apabila kondisi mengharuskannya. Ia menegaskan bahwa perusahaan tidak akan ragu mengambil langkah teknis lanjutan untuk menjaga keselamatan penerbangan.
Langkah-langkah tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan.

Selama masa darurat, AirNav memastikan seluruh jaringan navigasi tetap berada dalam kondisi aman untuk mendukung mobilitas bantuan. Dukungan udara menjadi jalur vital dalam proses evakuasi, suplai logistik, dan distribusi bantuan ke wilayah yang sulit dijangkau.
Avirianto menekankan bahwa keselamatan penerbangan tidak boleh dikompromikan meskipun situasi bencana sedang melanda.

“Hal tersebut guna menjamin keselamatan dan kelancaran navigasi penerbangan serta mendukung penuh operasi kemanusiaan yang berlangsung,” kata Avirianto.
Ia menegaskan bahwa AirNav akan terus menjalankan fungsi strategisnya agar seluruh aktivitas penerbangan berjalan lancar selama masa tanggap darurat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index