JAKARTA - Menurunkan berat badan setelah usia 50 tahun masih sangat mungkin dengan strategi tepat. Tubuh tetap aktif membakar kalori saat tidur, sehingga menu makan malam dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan metabolisme.
Pola makan, olahraga, dan tidur adalah tiga pilar utama pengelolaan berat badan. Mengatur menu makan malam yang seimbang bisa mendukung pembakaran lemak dan menjaga kesehatan metabolisme di usia lanjut.
Protein dan Probiotik Kunci Metabolisme Malam Hari
Telur rebus kaya protein lambat dicerna yang menjaga metabolisme tetap stabil sepanjang malam. Protein ini juga membantu mencegah kerusakan otot saat tubuh beristirahat.
Sauerkraut, hasil fermentasi kubis, mengandung probiotik yang meningkatkan kesehatan usus. Selain sauerkraut, yogurt, kimchi, dan tempe bisa menjadi pilihan alternatif yang mendukung pembakaran lemak.
Sayuran dan Rempah Tingkatkan Pembakaran Lemak
Pare bisa dijadikan tumisan atau minuman rebusan untuk mendukung metabolisme malam hari. Senyawa dalam pare membantu menyeimbangkan gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Cabai rawit segar atau bubuk dapat meningkatkan suhu tubuh dan sirkulasi darah. Sedikit cabai dalam menu makan malam mampu memacu metabolisme dan pembakaran lemak semalaman.
Minuman Herbal dan Cuka Apel Menunjang Diet Malam
Teh kayu manis dan kapulaga hangat menenangkan sistem saraf dan menyeimbangkan gula darah. Minuman ini juga membantu relaksasi sebelum tidur sekaligus mendukung metabolisme lemak.
Cuka apel larut dalam air hangat dapat diminum di malam hari untuk mendukung pencernaan. Kandungan cuka apel membantu mengontrol lonjakan gula darah dan mendukung pembakaran lemak saat tidur.
Dengan memilih menu makan malam yang tepat, orang usia 50 tahun ke atas tetap bisa menurunkan berat badan. Kombinasi protein, sayuran, rempah, dan minuman herbal menjadi strategi efektif untuk metabolisme optimal saat tidur.
