JAKARTA - Persiapan Reuni Akbar Mujahid 212 semakin terlihat serius dengan langkah panitia yang resmi mengundang Presiden Prabowo Subianto serta jajaran pemerintahan untuk hadir pada 2 Desember mendatang di Silang Monas, Jakarta.
Momentum ini bukan hanya mengenai pelaksanaan sebuah agenda besar, tetapi juga menjadi ruang bagi upaya mempertemukan pemerintah, ulama, dan umat Islam dalam suasana doa dan kebersamaan.
Panitia menegaskan bahwa acara tersebut diharapkan tidak hanya menjadi pertemuan tahunan, melainkan sarana konsolidasi ukhuwah Islamiyah dan kebangsaan. Dengan tema yang diangkat, Reuni Akbar 212 tahun ini membawa misi moral yang ingin disampaikan secara lebih luas kepada bangsa.
Langkah mengundang pihak pemerintah menunjukkan semangat yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga mengarah pada dialog persatuan di tengah dinamika sosial politik nasional.
Konfirmasi Undangan kepada Presiden dan Pemerintah
Ketua Steering Committee (SC) Reuni Akbar 212, Ustaz Sobri Lubis, dalam konferensi pers menyampaikan bahwa undangan secara resmi telah dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini memperlihatkan bahwa panitia ingin menghadirkan simbol persatuan antara rakyat dan pemimpin negara dalam satu forum keagamaan yang besar.
Menurut penyampaiannya, undangan tidak hanya ditujukan kepada Presiden, tetapi juga untuk menteri-menteri terkait, pejabat publik, dan seluruh unsur pemerintah. Ia berharap adanya kehadiran tokoh-tokoh strategis negara dapat menguatkan sinergi antara ulama dan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan bangsa.
Meski undangan sudah diterima, panitia masih menunggu konfirmasi kehadiran resmi. Proses tersebut disebut masih berjalan dan akan diumumkan lebih lanjut ketika ada kepastian.
Harapan Panitia terhadap Kolaborasi Ulama dan Pemerintah
Panitia menyebutkan bahwa salah satu tujuan utama acara ini adalah mempertemukan umara dan ulama dalam satu momen spiritual bersama umat Islam. Dengan doa untuk kebaikan bangsa dan pembebasan Palestina, acara tersebut dirancang untuk memberikan energi positif bagi masyarakat.
Dalam penyampaiannya, panitia juga menegaskan bahwa semua elemen strategis negara, baik dari eksekutif maupun legislatif, telah masuk dalam daftar undangan. Hal ini menunjukkan cakupan yang lebih luas dibandingkan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya.
Penyelenggara berharap acara ini dapat memperkuat nilai kebersamaan dan dialog, sehingga mampu menciptakan ruang baru bagi penyelesaian perbedaan secara bermartabat dan berlandaskan kekuatan moral.
Pejabat dan Tokoh yang Telah Diundang
Selain Presiden, sejumlah pejabat juga tercatat dalam daftar undangan, antara lain Menteri Agama, Wakil Menteri Agama, Menteri Pertahanan, Mensesneg, Gubernur DKI Jakarta, Wakil Gubernur, serta berbagai pihak terkait.
Penyampaian undangan kepada berbagai struktur pemerintahan menunjukkan bahwa panitia ingin menjadikan acara ini berskala nasional.
Pengiriman undangan dilakukan secara terstruktur dan panitia memastikan bahwa semua pihak telah menerimanya. Meski demikian, kehadiran masih menunggu keputusan akhir masing-masing pihak.
Dengan struktur undangan yang menyeluruh, panitia berharap adanya representasi pemerintah pusat maupun daerah dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen kebangsaan.
Susunan Acara dan Tema Reuni Akbar
Reuni Akbar 212 tahun ini mengusung tema “Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Para Penjahat dan Memerdekakan Palestina dari Penjajah.” Tema tersebut dipilih sebagai wujud perjuangan moral dan solidaritas kemanusiaan yang ingin ditonjolkan dalam kegiatan tersebut.
Acara dijadwalkan dimulai pukul 18.00 WIB, diawali dengan salat magrib berjemaah, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan religius seperti khatmul Quran, istighasah, salat isya berjemaah, pembacaan salawat dan maulid, serta penyampaian sambutan dari tokoh dan pimpinan organisasi massa Islam.
Rangkaian kegiatan ini menunjukkan bahwa Reuni Akbar 212 tetap berfokus pada aktivitas keagamaan, doa, dan keterlibatan umat dalam kegiatan spiritual.
Harapan untuk Kekuatan Persatuan Nasional
Panitia menyampaikan harapan bahwa kehadiran Presiden Prabowo Subianto dan para pejabat akan membawa pesan persatuan yang lebih kuat. Dengan momentum ini, panitia optimistis bahwa kombinasi energi antara pemimpin negara dan umat akan memberikan dampak positif bagi perjalanan bangsa.
Dalam penyampaiannya, panitia menegaskan keinginan agar tercipta ruang komunikasi yang baik antara pemerintah, ulama, serta seluruh elemen masyarakat. Mereka meyakini bahwa persatuan tersebut dapat membantu memperkuat ketahanan nasional.
“Insyaallah rakyat akan bersatu, umat akan bersatu dan ini akan menjadi positif bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” menjadi penegasan akhir yang menggambarkan besar harapan dari penyelenggaraan acara ini.