Saham

Saham Masuk MSCI Picu Pergerakan Asing di BEI

Saham Masuk MSCI Picu Pergerakan Asing di BEI
Saham Masuk MSCI Picu Pergerakan Asing di BEI

JAKARTA - Perubahan dalam indeks global kerap menjadi katalis bagi pergerakan pasar modal, termasuk di Bursa Efek Indonesia. 

Penetapan saham baru yang masuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) membawa dinamika baru bagi investor lokal maupun asing. Sejumlah saham dipastikan efektif bergabung dalam indeks tersebut setelah penutupan perdagangan dan akan mulai berlaku pada hari efektif yang telah ditetapkan.

MSCI merilis hasil evaluasi berkala untuk periode November, menampilkan perubahan signifikan pada komposisi indeks global. Dua emiten berhasil masuk ke dalam MSCI Global Standard Index setelah sebelumnya berada pada kategori berbeda. 

Perubahan ini sekaligus menggeser posisi beberapa perusahaan yang sebelumnya menghuni indeks yang sama.

Sementara bagi investor, momentum menjelang hari efektif perubahan indeks biasanya menimbulkan pergerakan harga yang cukup agresif. Hal ini terjadi karena manajer aset global yang menggunakan MSCI sebagai acuan indeks melakukan penyesuaian portofolio secara otomatis.

Saham yang Masuk dan Keluar dari MSCI Global Standard Index

Pada evaluasi terbaru, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menjadi dua nama baru yang resmi masuk ke MSCI Global Standard Index. Sebelumnya, BREN berada di kategori Small Cap, sementara BRMS naik kelas dari MSCI Indonesia Small Cap Index. 

Kedua saham tersebut kini menggantikan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang terdegradasi.

Selain itu, terdapat beberapa saham lain yang mengalami perubahan posisi dalam kategori indeks. Beberapa saham turun ke MSCI Indonesia Small Cap Index, termasuk DSNG, ENRG, MSIN, RAJA, dan WIFI. Perubahan juga terjadi pada dua emiten lain, yakni SMSM dan ULTJ yang keluar dari MSCI Small Cap Index.

Pergantian komposisi ini mempertegas dinamika nilai kapitalisasi, likuiditas, dan minat investor institusional global terhadap saham-saham tertentu di BEI. Pergeseran ini memberi sinyal bahwa sektor dan perusahaan tertentu tengah menjadi perhatian pasar global.

Sentimen Pasar dan Masuknya Investor Asing

Sentimen pasar terlihat semakin positif terhadap saham yang masuk dalam indeks MSCI. Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menyampaikan bahwa saham yang baru masuk indeks biasanya mengalami penguatan sebelum tanggal efektif. 

Hal tersebut terjadi karena adanya penyesuaian portofolio dari dana global yang mengikuti indeks.

Ekky juga menilai bahwa inflow asing mulai terlihat kuat pada sejumlah saham seperti BREN, RAJA, WIFI, dan BRMS dengan faktor penggeraknya masing-masing. BREN didukung oleh sentimen energi terbarukan dan ekspansi kapasitas, sementara RAJA mendapat dorongan dari momentum sektor energi dan infrastruktur gas. 

WIFI memanfaatkan sentimen digital, dan BRMS diuntungkan oleh kombinasi sentimen MSCI dan kenaikan harga emas global.

Menurut Ekky, momentum ini masih menarik untuk mengakumulasi saham-saham tersebut. Ruang kenaikan masih terbuka hingga rebalancing dilakukan sepenuhnya.

Analisis Risiko dan Peluang Volatilitas Pasar

Analis fundamental BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menyampaikan bahwa saham yang masuk indeks global kerap mencatatkan abnormal return positif. Likuiditas dan harga saham cenderung meningkat sejak pengumuman hingga hari efektif. 

Namun ia mengingatkan bahwa volatilitas pada periode setelah euforia bisa meningkat cukup tajam.

Sebagai contoh, saham BRMS sempat naik hampir 10% dalam satu hari sebelum kemudian terkoreksi. Penurunan tersebut menciptakan peluang beli ketika harga melemah sebelum dana pasif kembali melakukan akumulasi besar pada periode rebalancing.

Abida menjelaskan bahwa penguatan harga lebih banyak didorong oleh sentimen teknis, bukan fundamental jangka panjang. Dengan demikian, strategi investasi perlu disesuaikan dengan tujuan masing-masing investor.

Rekomendasi Analis dan Strategi Trading

Dengan adanya pergerakan indeks MSCI, sejumlah analis memberikan rekomendasi terkait strategi dan harga target saham. Ekky Topan merekomendasikan target harga untuk beberapa saham seperti BREN, WIFI, BRMS, dan RAJA dalam rentang yang menarik bagi trader momentum.

Sementara itu, rekomendasi dari Abida Massi Armand lebih mengarah pada strategi buy on weakness untuk saham yang baru masuk maupun yang keluar dari indeks. Ia menilai bahwa saham seperti KLBF dan ICBP yang mengalami tekanan jual teknikal justru berpotensi menjadi peluang menarik bagi investor jangka panjang.

Tips strategi yang disarankan antara lain adalah memanfaatkan koreksi untuk masuk, mempertimbangkan keluar sebelum hari efektif untuk trader momentum, serta mengantisipasi volatilitas setelah rebalancing selesai dilakukan.

Pergerakan MSCI Picu Dinamika Baru di Pasar

Masuknya BREN dan BRMS ke dalam MSCI Global Standard Index memberikan sinyal kuat mengenai potensi saham tersebut di mata investor internasional. Selain meningkatkan kapitalisasi pasar, perubahan ini juga mendorong peningkatan transaksi dan minat asing di BEI. 

Meski peluang penguatan masih terbuka hingga tanggal efektif, risiko volatilitas tetap perlu diwaspadai terutama bagi trader jangka pendek.

Di sisi lain, saham-saham yang keluar dari indeks menghadapi tekanan jual teknikal yang dapat berubah menjadi peluang bagi investor berbasis nilai. Perubahan komposisi MSCI menjadi salah satu indikator penting dalam memetakan arah investasi global dan strategi pasar modal Indonesia ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index