JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) tetap optimistis terhadap potensi pertumbuhan bisnis bank digital di Indonesia. Hal ini terjadi meskipun laporan e-Conomy SEA 2025 menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap bank digital masih lebih rendah dibanding bank konvensional.
Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, menekankan Indonesia memiliki penetrasi internet yang tinggi. Kondisi ini turut mendorong literasi keuangan digital yang semakin berkembang di tanah air.
Menurut data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan transaksi e-channel dan digital tercatat mencapai 12,99 miliar transaksi hingga kuartal III/2025. Angka ini mencerminkan pertumbuhan tahunan (year on year/YoY) sebesar 38,08 persen.
“Sehingga kami optimistis bahwa peluang untuk pertumbuhan bisnis digital dapat terus bertumbuh,” ujar Tiwi kepada Bisnis, Kamis, 20 November 2025. Optimisme ini menjadi dasar strategi perseroan dalam memperluas layanan digitalnya.
Fokus pada Literasi dan Keamanan Digital
Meski peluang besar terbuka, Tiwi menegaskan pentingnya literasi keuangan digital bagi masyarakat. Perseroan juga mendorong awareness terkait keamanan digital untuk meningkatkan kenyamanan nasabah.
Bank Raya mempersiapkan diri menghadapi persaingan ketat di sektor bank digital. Strategi utama mencakup penguatan teknologi, talenta digital, dan manajemen risiko yang menjadi business enabler penting.
“Kami berinvestasi pada big data, cloud infrastructure dengan memperkuat IT governance dan cybersecurity,” jelas Tiwi. Langkah ini bertujuan agar infrastruktur digital tangguh sekaligus mendukung inovasi produk perbankan.
Selain itu, Bank Raya meningkatkan layanan nasabah melalui inovasi digital. Hal ini bertujuan memastikan kemudahan dan keamanan transaksi bagi pengguna platform bank digital mereka.
Strategi Meningkatkan Loyalitas Nasabah
Perseroan berfokus membangun kepercayaan pengguna agar tidak hanya meningkat tetapi juga loyal terhadap Bank Raya. Edukasi mengenai keamanan digital dilakukan secara rutin melalui media sosial dan program live streaming.
Bank Raya juga meluncurkan berbagai promo menarik bagi transaksi di merchant tertentu. Loyalty program menjadi salah satu strategi untuk menjaga keterikatan nasabah dengan layanan digital mereka.
Dengan kombinasi edukasi dan insentif, Bank Raya berupaya mengurangi hambatan adopsi layanan digital. Strategi ini penting mengingat hampir setengah konsumen Indonesia masih menaruh kepercayaan lebih rendah terhadap pemain keuangan digital.
Tren Regional dan Tantangan Kepercayaan
Laporan e-Conomy SEA 2025 menyebut sektor jasa keuangan digital menjadi pilar utama ekonomi digital Indonesia. Meski menghadapi tantangan makroekonomi dan regulasi, sektor ini tetap menunjukkan pertumbuhan tinggi di Asia Tenggara.
Nilai transaksi digital di Indonesia diproyeksikan melonjak hingga US$538 miliar pada 2025. Meskipun pertumbuhan cepat, nilai buku pinjaman masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia (US$14 miliar) dan Thailand (US$17 miliar).
Laporan tersebut menilai platform bank digital sebaiknya fokus pada pembiayaan modal kerja untuk usaha mikro dan kecil. Pendekatan ini memungkinkan akses keuangan langsung bagi pedagang dan pengemudi di titik kebutuhan mereka.
Strategi regional ini mulai terlihat di Thailand dan Malaysia, di mana bank virtual baru menargetkan segmen yang sama. Keberhasilan skala regional sangat bergantung pada faktor kepercayaan konsumen di masing-masing negara.
Hampir 46 persen konsumen Indonesia masih lebih percaya bank konvensional dibanding bank digital. Oleh karena itu, membangun hubungan yang berorientasi nilai menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan sektor ini.
Prospek Jangka Panjang Bank Digital
Bank Raya melihat peluang besar tetap terbuka seiring meningkatnya penetrasi internet dan transaksi digital. Kombinasi literasi keuangan, keamanan digital, dan inovasi produk menjadi fondasi untuk pertumbuhan jangka panjang.
Peningkatan transaksi e-channel yang mencapai 12,99 miliar hingga kuartal III/2025 menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap layanan digital. Angka ini menegaskan potensi pasar yang luas bagi bank digital, meskipun tingkat kepercayaan masih perlu ditingkatkan.
Investasi pada big data, cloud infrastructure, dan IT governance memperkuat posisi Bank Raya dalam menghadapi persaingan. Infrastruktur digital yang tangguh diharapkan mampu menghadirkan layanan inovatif dan aman bagi nasabah.
Loyalty program dan promosi transaksi digital menjadi strategi tambahan untuk meningkatkan retensi pengguna. Pendekatan ini sekaligus membantu mengurangi gap kepercayaan antara bank digital dan bank tradisional.
Ke depannya, Bank Raya menargetkan pertumbuhan berkelanjutan di sektor perbankan digital. Fokus pada edukasi, teknologi, dan pengalaman nasabah diyakini mampu mendorong ekspansi pasar secara signifikan.
Bank digital Indonesia berpotensi menjadi salah satu penggerak ekonomi digital regional. Dengan strategi tepat, pertumbuhan penetrasi dan literasi keuangan digital akan memperkuat posisi mereka di kancah internasional.