PLTN

Jepang Aktifkan Kembali PLTN Kashiwazaki-Kariwa Pasca-Fukushima untuk Energi Stabil

Jepang Aktifkan Kembali PLTN Kashiwazaki-Kariwa Pasca-Fukushima untuk Energi Stabil
Jepang Aktifkan Kembali PLTN Kashiwazaki-Kariwa Pasca-Fukushima untuk Energi Stabil

JAKARTA - Jepang melangkah maju dalam memperkuat kedaulatan energi dengan mengizinkan pengaktifan kembali PLTN Kashiwazaki-Kariwa. Langkah ini menandai reaktor nuklir terbesar di dunia yang akan kembali beroperasi untuk pertama kali sejak bencana Fukushima 2011.

Persetujuan dan Persiapan Pengaktifan Kembali Reaktor No. 6

Otoritas Jepang pada Jumat, 21 November 2025, menyetujui pengaktifan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar tersebut. Keputusan ini menjadi tonggak penting bagi sektor energi Jepang setelah lebih dari satu dekade berhenti beroperasi.

Reaktor No. 6 diperkirakan akan mulai beroperasi kembali pada Maret 2026. Persetujuan ini diberikan setelah Gubernur Provinsi Niigata, Hideyo Hanazumi, memberikan izin untuk memulai tahap awal.

Fasilitas berkapasitas 8,2 gigawatt dengan tujuh reaktor ini sudah berhenti beroperasi sejak 2012. Keputusan itu mengikuti insiden Fukushima Daiichi yang dipicu tsunami dan menyebabkan kebocoran radioaktif.

Hanya Reaktor No. 6 yang saat ini siap memulai kembali operasi. Bahan bakar nuklir telah terpasang, sementara reaktor lain masih dalam proses evaluasi keselamatan dan persiapan.

Dukungan Pemerintah dan Signifikansi Energi Nuklir

Pemerintah Jepang menegaskan bahwa tenaga nuklir merupakan sumber energi yang stabil dan bebas karbon. Mereka berharap langkah ini dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, yang saat ini menyumbang antara 60 hingga 70 persen dari total pembangkit listrik nasional.

Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menyebut pengaktifan kembali ini sebagai pilar utama operasionalnya. TEPCO menyatakan bahwa pendapatan yang meningkat dari reaktor ini akan membantu memberikan kompensasi kepada masyarakat terdampak kecelakaan Fukushima.

Gubernur Niigata akan berkonsultasi dengan DPRD setempat sebelum proses resmi pengaktifan. Sidang DPRD akan dimulai pada 2 Desember, dan jika disetujui, pemerintah pusat akan diberitahu bahwa prosedur lokal telah selesai.

Komite teknis prefektur melaporkan pada Februari 2025 bahwa tidak ada masalah keselamatan terkait kepatuhan instalasi. Laporan ini dilakukan setelah peninjauan keselamatan menyeluruh, termasuk pengecekan struktur dan sistem darurat.

Fasilitas dan Langkah Keselamatan yang Ditingkatkan

PLTN Kashiwazaki-Kariwa memiliki area seluas 400 hektar di pesisir Laut Jepang yang menghadap Semenanjung Korea. Lokasinya strategis, namun risiko tsunami diantisipasi dengan berbagai peningkatan keselamatan.

Fasilitas ini telah dibekali dinding setinggi 15 meter untuk menghadapi potensi gelombang besar. Selain itu, sistem cadangan daya baru dibangun di dataran tinggi, serta langkah-langkah keamanan tambahan diterapkan untuk memastikan operasi yang aman.

PLTN ini menjadi pembangkit listrik pertama yang dioperasikan kembali oleh TEPCO sejak bencana Fukushima. Operator berharap pengalaman dan sistem baru dapat meminimalkan risiko dan memberikan keandalan energi jangka panjang.

Reaktor yang kembali dioperasikan ini akan menjadi sumber listrik yang signifikan bagi wilayah Jepang tengah. Kapasitas 8,2 gigawatt diharapkan mendukung kestabilan jaringan listrik dan memperkuat cadangan energi nasional.

Proyeksi Operasional dan Dampak Jangka Panjang

Jika proses berjalan lancar, Reaktor No. 6 akan mulai beroperasi pada akhir Maret 2026. Aktivitas ini menjadi simbol kembalinya Jepang ke era energi nuklir modern, dengan standar keselamatan yang lebih ketat dibandingkan masa lalu.

PLTN Kashiwazaki-Kariwa diharapkan membantu mengurangi ketergantungan Jepang pada impor bahan bakar fosil. Dengan tenaga nuklir, negara dapat mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan kemandirian energi.

Langkah ini juga mencerminkan keseriusan Jepang dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan keselamatan publik. Setiap aspek operasional diawasi ketat untuk mencegah insiden yang serupa dengan Fukushima.

Keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama. Peningkatan struktur fisik, sistem cadangan, dan prosedur operasi yang ketat menjadi fondasi bagi pengaktifan kembali reaktor nuklir ini.

Keputusan ini juga membuka peluang untuk pengembangan energi nuklir di masa depan. Jepang berharap dapat mengintegrasikan tenaga nuklir secara lebih efektif ke dalam jaringan energi nasional.

Dengan pengaktifan kembali Reaktor No. 6, Jepang menegaskan komitmennya pada energi yang bersih dan stabil. Langkah ini menjadi penanda penting bagi perjalanan energi nuklir pasca-Fukushima.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index