Energi

Penguatan Tebu Nasional Dorong Swasembada Gula Dan Energi

Penguatan Tebu Nasional Dorong Swasembada Gula Dan Energi
Penguatan Tebu Nasional Dorong Swasembada Gula Dan Energi

Upaya memperkuat sektor tebu nasional memasuki babak baru melalui pelaksanaan Tanam Perdana Tebu di Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik pada 20 November. 

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menempatkan kegiatan ini sebagai langkah penting dalam implementasi program Hilirisasi Perkebunan 2025.

Kegiatan tersebut sekaligus menjadi simbol percepatan menuju Swasembada Gula Nasional serta penguatan ketahanan energi melalui pemanfaatan bioetanol berbasis tebu. Kehadiran banyak pihak menunjukkan bahwa perluasan budidaya tebu menjadi agenda strategis bersama.

Pelaksanaan di Gresik juga mencerminkan dorongan daerah untuk ikut berkontribusi meskipun sebelumnya tidak termasuk dalam lokus program nasional. Antusiasme tersebut membuka peluang bagi munculnya sentra produksi baru.

Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Stakeholder Perkuat Implementasi Program

Acara Tanam Perdana Tebu berlangsung dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Gresik TNI Kejaksaan Negeri pelaku usaha gula dan para petani. Keterlibatan unsur lintas sektor menunjukkan komitmen kolektif dalam memperkuat komoditas tebu sebagai salah satu tulang punggung industri pangan dan energi.

Di berbagai sesi kegiatan tampak jelas bahwa dukungan penuh dari pemerintah daerah menjadi fondasi penting dalam akselerasi program nasional. Tanpa kolaborasi yang solid pelaksanaan hilirisasi tebu akan berjalan lebih lambat.

Sinergi yang hadir melalui kerjasama banyak elemen menunjukkan bahwa pembangunan tebu tidak hanya tugas pemerintah pusat tetapi gerakan bersama yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di lapangan.

Penambahan Areal Tebu Sebagai Langkah Penentu Swasembada Gula

Plt Direktur Jenderal Perkebunan Abdul Roni Angkat menjelaskan bahwa Tanam Perdana Tebu ini merupakan bagian dari program bongkar ratoon dan perluasan areal tahun 2025. Ia menyoroti bahwa Gresik menjadi wilayah yang istimewa karena baru bergabung namun memberikan respons cepat dan positif.

“Ini menarik karena sebenarnya wilayah ini tidak termasuk lokus kita. Tetapi ada semangat luar biasa dari daerah sehingga tahun ini ada tambahan 43 hektare dan tahun depan direncanakan mencapai 500 hektare. Ini menjawab amanah Bapak Presiden bahwa tahun depan Indonesia harus mencapai swasembada gula kristal putih” jelas Plt Dirjen.

Ia menambahkan bahwa program nasional menargetkan penambahan 100.453 hektare tebu pada tahun berjalan untuk memenuhi kebutuhan gula kristal putih dan mengurangi ketergantungan pada impor gula rafinasi yang selama ini menekan industri dalam negeri.

Dukungan Pemerintah Pusat Perkuat Tata Niaga dan Serapan Tebu Petani

Plt Dirjen menegaskan bahwa pemerintah pusat memberikan dukungan penuh mulai dari penyediaan benih unggul pengolahan lahan hingga penanaman. Ia menyampaikan bahwa seluruh tebu petani di wilayah tersebut akan langsung diserap oleh Pabrik Gula setempat sehingga menjamin keberlanjutan pasokan.

“Untuk tebu ini tidak ada masalah. Benih kita siapkan pengolahan dan penanaman kita bantu dan pada saat panen PG langsung menyerap hasil petani. Kita juga sedang memperbaiki tata niaga gula nasional termasuk menghentikan impor gula rafinasi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang selama ini menimbulkan hiruk pikuk” tegasnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Gresik atas komitmen kuat dalam pembangunan sektor tebu sebagai bentuk keseriusan daerah mendukung target nasional.

Perluasan 500 Hektare Tebu Gresik dan Proyeksi Produktivitas Daerah

Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman menyampaikan terima kasih atas dukungan Kementerian Pertanian yang memungkinkan daerahnya ikut memperluas areal tebu. 

Ia menjelaskan bahwa pengajuan 43 hektare diawali dari sosialisasi sebelumnya dan segera ditindaklanjuti melalui koordinasi cepat antara pemerintah desa dan penyuluh.

Achmad menargetkan bahwa tahun depan Gresik mampu memperluas hingga 500 hektare tambahan sehingga total areal dapat mencapai 1.341 hektare. Dengan luasan tersebut potensi produksi daerah diperkirakan mampu mencapai 158.000 ton tebu.

“Mudah mudahan tahun depan akan berkembang menjadi 500 hektare tambahan. Ini sejalan dengan instruksi Presiden terkait ketahanan pangan di Kabupaten Gresik. Semoga langkah ini membawa berkah bagi masyarakat Gresik dan pemerintah daerah” ujarnya.

Tebu Sebagai Pilar Ketahanan Pangan dan Energi Nasional

Dalam kesempatan berbeda Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa komoditas tebu memiliki peran strategis dalam dua agenda besar sekaligus yaitu swasembada gula dan hilirisasi energi berbasis bioetanol. Penguatan sektor tebu berarti memperkuat ketahanan pangan dan energi secara bersamaan.

“Tebu adalah masa depan. Dengan memperkuat produksi dan hilirisasinya kita membangun fondasi untuk mengurangi impor gula menyediakan energi hijau nasional dan memperkuat kemandirian ekonomi bangsa. Hal ini hanya bisa dicapai jika pusat dan daerah bergerak bersama konsisten dan berorientasi pada keberlanjutan” tegas Menteri.

Ia menambahkan bahwa pemerintah akan terus memperkuat dukungan melalui peningkatan kualitas benih mekanisasi alsintan dan kemitraan antara petani pemerintah daerah dan pabrik gula sebagai bagian dari pembangunan sektor tebu yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index