Pasar PHEV Indonesia

Chery dan Jaecoo Kuasai Pasar PHEV Indonesia, Persaingan Semakin Ketat 2025

Chery dan Jaecoo Kuasai Pasar PHEV Indonesia, Persaingan Semakin Ketat 2025
Chery dan Jaecoo Kuasai Pasar PHEV Indonesia, Persaingan Semakin Ketat 2025

JAKARTA — Pasar kendaraan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) di Indonesia menunjukkan lonjakan signifikan sepanjang Januari–Oktober 2025. Persaingan semakin ketat dengan dominasi pabrikan China, sementara pemain Jepang dan Eropa mulai memperluas kehadirannya.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat wholesales PHEV menembus 3.798 unit selama 10 bulan pertama 2025. Angka ini meningkat drastis dibandingkan total penjualan sepanjang 2024 yang hanya 136 unit.

Dominasi Chery dan Jaecoo di Segmen PHEV

Chery Tiggo 8 CSH menjadi penguasa pasar dengan 2.710 unit terjual per Oktober 2025. Model ini diluncurkan pada Mei 2025 dengan harga awal Rp499 juta, menarik minat konsumen berkat harga kompetitif dan spesifikasi modern.

Jaecoo J7 SHS berada di posisi kedua dengan 542 unit, diikuti Chery Tiggo 9 CSH sebanyak 219 unit. Jaecoo J8 SHS Ardis menempati posisi keempat dengan 162 unit, menegaskan keberadaan pabrikan China dalam mendominasi segmen menengah PHEV.

Chery Group masih memanfaatkan fasilitas perakitan PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Pondok Ungu, Bekasi. Namun, perusahaan telah menyiapkan pembangunan pabrik baru untuk memperkuat produksi di Asia Tenggara.

Pemain Jepang dan Eropa Mulai Menembus Pasar

Mazda CX-80 2.5 AWD Kuro mencatat penjualan 45 unit sepanjang Januari–Oktober 2025. Sementara Lexus RX 450h+ Luxury membukukan 32 unit, menempatkan merek Jepang di segmen premium PHEV.

Produsen Eropa juga mulai meramaikan pasar, misalnya Volvo XC60 dengan 32 unit dan XC90 sebanyak 20 unit. BMW XM AT menorehkan angka 14 unit, sedangkan Mazda CX-80 2.5 AWD Elite tercatat 14 unit, menunjukkan penetrasi merek asing yang masih terbatas.

Keunggulan PHEV dan Dukungan Pemerintah

PHEV memiliki baterai berkapasitas lebih besar dibanding hybrid konvensional dan dapat diisi daya melalui listrik eksternal. Hal ini memberikan efisiensi bahan bakar lebih baik dan emisi lebih rendah, menjadikannya pilihan ramah lingkungan bagi konsumen.

Untuk mendorong adopsi, pemerintah memberikan insentif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3%. Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025 dan mencakup kendaraan hybrid, dari mild hybrid hingga PHEV.

Pasar Otomotif Domestik Masih Lesu

Meski segmen PHEV tumbuh pesat, pasar mobil secara keseluruhan masih menunjukkan kontraksi. Wholesales mobil sepanjang Januari–Oktober 2025 turun 10,6% dibanding periode sama 2024, dari 711.064 unit menjadi 635.844 unit.

Penjualan ritel juga menurun 9,6% YoY menjadi 660.659 unit, dibandingkan 731.113 unit pada 10 bulan 2024. Kondisi ini mencerminkan tantangan ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat dan minat beli kendaraan baru.

Daftar 10 Mobil PHEV Terlaris Januari–Oktober 2025

Chery Tiggo 8 CSH: 2.710 unit

Jaecoo J7 SHS: 542 unit

Chery Tiggo 9 CSH: 219 unit

Jaecoo J8 SHS Ardis: 162 unit

Mazda CX-80 2.5 AWD Kuro: 45 unit

Lexus RX 450h+ Luxury: 32 unit

Volvo XC60: 32 unit

Volvo XC90: 20 unit

BMW XM AT: 14 unit

Mazda CX-80 2.5 AWD Elite: 14 unit

Data ini menunjukkan bahwa pasar PHEV masih didominasi pabrikan China. Pemain Jepang dan Eropa mulai merangsek ke segmen premium, meskipun volume penjualannya jauh lebih kecil.

Strategi dan Prospek Pasar PHEV

Chery dan Jaecoo fokus memperkuat jaringan distribusi dan kapasitas produksi lokal. Dengan rencana pembangunan pabrik baru, Chery berupaya menjaga pertumbuhan penjualan dan mengurangi ketergantungan pada fasilitas perakitan di Bekasi.

Pabrikan Jepang dan Eropa menargetkan segmen premium yang lebih stabil. Strategi ini memungkinkan mereka bersaing dalam niche market, di tengah persaingan ketat segmen menengah yang dikuasai merek China.

Adopsi PHEV diperkirakan akan terus meningkat seiring meningkatnya kesadaran konsumen akan kendaraan ramah lingkungan. Dukungan insentif pemerintah juga menjadi faktor penting untuk mendorong pertumbuhan pasar domestik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index