JAKARTA — Distribusi becak listrik di Indonesia terus meningkat, dengan fokus utama bagi pengemudi lanjut usia. Program ini menjadi upaya strategis untuk meningkatkan pendapatan sekaligus memberikan alternatif transportasi ramah lingkungan.
Presiden Becak Listrik Indonesia, Nanik Sudaryati Deyang, memaparkan perkembangan distribusi usai menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta. Nanik yang juga Wakil Ketua Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) menyebutkan distribusi telah mencapai ribuan unit.
Sejarah dan Distribusi Becak Listrik
Menurut Nanik, penyaluran becak listrik dimulai sebelum Prabowo menjabat sebagai presiden. Program ini sudah berjalan sejak 2024 saat Prabowo masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Hingga kini, GSN telah menyalurkan 2.303 unit becak listrik menggunakan dana pribadi Presiden. Penyaluran awal difokuskan di Pulau Jawa dan diberikan khusus kepada pengemudi lansia di atas 60 tahun.
GSN berencana memperluas distribusi secara nasional dalam beberapa tahun ke depan. Nanik menegaskan, tujuan utama adalah mendukung pengemudi senior agar tetap produktif dan mandiri secara ekonomi.
Dampak Ekonomi bagi Pengemudi Lansia
Nanik menyoroti bahwa becak listrik telah meningkatkan pendapatan pengemudi secara signifikan. Ia mengklaim pendapatan penerima bisa meningkat hingga tiga kali lipat dari biasanya.
Selain itu, keberadaan becak listrik memberi semangat baru bagi para pengemudi senior yang sebelumnya kalah bersaing dengan transportasi modern. Program ini juga membuka peluang usaha tambahan bagi mereka yang ingin mengembangkan usaha sampingan.
Presiden Prabowo, menurut Nanik, memberikan arahan agar GSN mempertimbangkan pemberian modal usaha bagi pengemudi yang tertarik. Bagi pengemudi yang memilih tetap menjalankan becak, mereka akan tetap mendapatkan becak listrik.
Target Distribusi dan Produksi Becak Listrik
GSN menargetkan pengadaan besar untuk memenuhi kebutuhan nasional. Nanik menyebut ada peluang 10.000 unit becak listrik dapat diberikan dalam jangka menengah.
Namun, target tersebut disesuaikan dengan kapasitas produksi pabrik. Saat ini, pesanan dibagi ke dua lokasi yakni LEN sebanyak 1.000 unit dan Pindad sebanyak 10.000 unit, dengan estimasi 5.000 unit terealisasi hingga akhir tahun 2025.
Becak listrik di Indonesia menjadi yang pertama di dunia. Hal ini menjadikan proyek ini sebagai inovasi unik sekaligus langkah strategis dalam mendorong transportasi ramah lingkungan.
Fokus pada Kesejahteraan dan Kemandirian Lansia
Program ini bukan sekadar menyediakan alat transportasi, tetapi juga meningkatkan kemandirian ekonomi pengemudi lansia. Dengan penghasilan yang lebih tinggi, para penerima dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan lebih layak.
Selain itu, keberadaan becak listrik membantu mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan berbahan bakar fosil. Dampak ekologis positif juga menjadi bagian dari visi jangka panjang proyek ini.
Nanik menekankan bahwa meski target nasional masih harus menunggu kapasitas produksi, semangat distribusi akan terus digenjot. Fokus tetap pada lansia dan pengemudi yang ingin tetap produktif melalui becak listrik.
Inovasi Becak Listrik dan Tantangan Produksi
Becak listrik Indonesia menghadirkan inovasi yang pertama kali diperkenalkan di dunia. Produksi massal menjadi tantangan karena skala dan teknologi yang baru diterapkan di pabrik lokal.
Selain itu, kesiapan pengemudi dalam beradaptasi dengan kendaraan listrik juga menjadi fokus. Pelatihan singkat dan sosialisasi penggunaan menjadi bagian dari program untuk memastikan manfaat maksimal bagi penerima.
Prospek dan Rencana Ekspansi
Ke depan, GSN berharap distribusi becak listrik dapat menjangkau seluruh Indonesia. Program ini juga berpotensi meningkatkan mobilitas lokal dan mendukung pengembangan transportasi ramah lingkungan di perkotaan.
Dengan dukungan penuh pemerintah dan inovasi produksi, becak listrik diharapkan menjadi solusi transportasi berkelanjutan bagi pengemudi lansia. Nanik optimistis program ini akan memberikan dampak sosial dan ekonomi positif yang luas.
