JAKARTA - Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2025 digelar dengan tema “Bhinneka Tunggal Suara” untuk menegaskan keberagaman dalam musik Tanah Air. Tema ini menekankan bahwa musik mampu menyatukan berbagai genre dan latar belakang menjadi harmoni yang indah.
Gelaran AMI Awards ke-28 diwarnai musisi dari Pulau Jawa hingga Indonesia Timur. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas dan kualitas musik tersebar merata di seluruh penjuru negeri.
Para nominasi berhasil menyabet berbagai penghargaan bergengsi. Kategori utama Karya Produksi Terbaik diraih oleh Garam & Madu (Sakit Dadaku) oleh Tenxi, Jemsii, dan Naykilla.
Album Terbaik jatuh pada Doves, ‘25 on Blank Canvas’ karya Hindia. Sementara Pendatang Baru Terbaik dimenangkan oleh Prince Poetiray, menandai munculnya talenta baru di industri musik Indonesia.
Dominasi Genre Pop, Rock, dan Jazz
Di bidang pop, Raisa berhasil meraih Artis Solo Wanita Pop Terbaik dengan lagu “Terserah”. Sedangkan Rony Parulian menjadi Artis Solo Pria Pop Terbaik lewat karyanya “Pesona Sederhana”.
Duo/Grup Pop Terbaik diraih oleh The Lantis dengan lagu “Bunga Maaf”. Pencipta Lagu Pop Terbaik diberikan kepada Siprianus Bhuka untuk lagu “Tabola Bale”.
Di genre rock, For Revenge sukses meraih penghargaan Artis Solo/Grup/Kolaborasi Rock Terbaik lewat lagu “Penyangkalan”. Album Rock Terbaik jatuh kepada .Feast dengan karya “Membangun & Menghancurkan”.
Sementara di genre jazz, Indra Lesmana dinobatkan sebagai Artis Jazz Terbaik untuk album “A Time For Everything”. Littlefingers memenangkan kategori Artis Jazz Alternatif Terbaik lewat album “Four Flights to Fibs”.
Album Jazz/Jazz Alternatif Terbaik diraih oleh NonaRia dengan karya “Dengarkanlah Radio”. Keberhasilan ini menegaskan bahwa musik jazz di Indonesia terus berkembang dan mendapatkan apresiasi luas.
Keberagaman Genre Lain dan Penghargaan Khusus
Di kategori Soul/R&B, Kaleb J menjadi Artis Solo Terbaik dengan lagu “Di Balik Pertanda”. Duo/Grup Soul/R&B Terbaik diraih oleh kolaborasi Salon RNB, Moneva, RL Klav, Karina Christy, Madukina, Sade Susanto, dan Noni dengan lagu “Do What We Do”.
Sementara di kategori dangdut, Lesti memenangkan Artis Solo Wanita Dangdut Terbaik lewat lagu “Dilema”. King Nassar berhasil menjadi Artis Solo Pria Dangdut Terbaik dengan lagu “SAMIRA”.
Di kategori lagu anak-anak, Gempi meraih penghargaan Artis Solo Terbaik dengan lagu “Ajaib”. Duo/Grup Anak-anak Terbaik diberikan kepada Prince Poetiray dan Quinn Salman untuk lagu “Selalu Ada Di Nadimu”.
Kategori alternatif dimenangkan Hindia sebagai Artis Solo Alternatif Terbaik lewat lagu “everything u are”. Dipha Barus, Kunto Aji, dan The Adams meraih Duo/Grup/Kolaborasi Alternatif Terbaik dengan karya “Rima Raga”.
Kemenangan di bidang keroncong, stambul, dan langgam juga mencerminkan kekayaan musik tradisional Indonesia. Nabila Tribin berhasil meraih Artis Keroncong Terbaik dengan album “Keroncong Rangkaian Mutiara”.
Genre dance dan elektronika juga mendapat sorotan khusus. Bleu Clair dan Jevin Julian memenangkan Artis Solo/Grup/Kolaborasi Dance Terbaik dengan lagu “Space & Time”, sedangkan White Chorus dan Dzulfahmi menjadi Artis Solo/Grup/Kolaborasi Elektronika Terbaik lewat karya “Minggu”.
Di bidang metal, DeadSquad dinobatkan sebagai Artis Solo/Grup/Kolaborasi Metal Terbaik dengan lagu “Perangai Nadir”. Album Metal Terbaik diberikan kepada Kalatidha dengan “Down For Life”.
Genre rap/hip-hop juga tampil kuat, Ecko Show menjadi Artis Solo Terbaik dengan lagu “FYP Today 2”. Duo/Grup/Kolaborasi Rap/Hip-Hop Terbaik diraih oleh Tenxi, Jemsil, dan Naykilla melalui lagu “Garam & Madu (Sakit Dadaku)”.
Kategori koplo, orkestra, musik untuk media visual, dan teater musikal menambah keragaman penghargaan. Denny Caknan dan Bella Bonita meraih Artis Solo/Grup/Kolaborasi Koplo Terbaik, sedangkan Diskoria dan Alvin Witarsa memenangkan Karya Orkestra Terbaik.
Penghargaan spesial juga diberikan kepada beberapa musisi dan grup berprestasi. Faris Adam meraih Video Musik Terfavorit, Salma Salsabil mendapatkan Indonesian Popular Song International Special Award, dan Creepy Nuts memperoleh Japanese Popular Song International Special Award.
Lifetime Achievement diberikan kepada tiga musisi legendaris Indonesia, yaitu Jopie Item, Jan Djuahana, dan James F Sundah. Penghargaan ini menegaskan kontribusi mereka dalam perkembangan musik Indonesia sepanjang karier.
Di bidang produksi, Jemsii menjadi Produser Rekaman Terbaik untuk lagu “Garam & Madu (Sakit Dadaku)”. Tim Produksi Suara Terbaik juga diraih Jemsii bersama Tenxi dan Naykilla.
Grafis Desain Album Terbaik jatuh pada Ipeh Nur, Enka Komariah, dan Aji Styawan untuk album “Hujan Orang Mati - Majelis Lidah Berduri”. Aransemen Vokal Terbaik diberikan kepada Dian HP dan Gabriel Harvianto untuk “MAR Medley Acapella”.
Karya produksi instrumental, global, dan re-aransemen turut diberikan penghargaan. Erwin Gutawa memenangkan Karya Produksi Instrumentalia Terbaik dengan album “Swarnadwipa”.
Penghargaan global diberikan kepada Ammir Gita & Suku Cahaya Ensemble, Sujiwo Tejo, Sita Nursanti, Achi Hardjakusumah, Downey Angkiry, dan Yudhis Mahendra dengan lagu “Semar”. Yovie Widianto dan Adrian Kitut meraih Karya Produksi Re-Aransemen Terbaik lewat lagu “Terlalu Cinta”.
Karya produksi genre spesifik seperti blues, folk, spiritual Islami, dan Nasrani juga mendapat apresiasi. Arya Novanda dan Gugun Blues Shelter memenangkan Blues Terbaik dengan “Soulless Blues”. Feby Putri meraih Folk/Country/Balada Terbaik dengan “Tayangan Oleh Kepala”.
Lagu berlirik spiritual Islami terbaik diberikan kepada Yura Yunita dengan lagu “Tanda”. Sedangkan Lagu Berlirik Spiritual Nasrani Terbaik jatuh kepada LOJ Worship untuk karya “Sukacita Live”.
Gelaran AMI 2025 menunjukkan bahwa industri musik Indonesia terus berkembang dengan keragaman genre yang kaya. Penghargaan ini tidak hanya menyoroti prestasi musisi terkenal, tetapi juga memberikan ruang bagi talenta baru dari berbagai daerah untuk bersinar.