Danantara

Pemain Lokal Antusias Masuk Konsorsium Proyek Energi Sampah Danantara

Pemain Lokal Antusias Masuk Konsorsium Proyek Energi Sampah Danantara
Pemain Lokal Antusias Masuk Konsorsium Proyek Energi Sampah Danantara

JAKARTA - PT Danantara Investment Management (Persero) mencatat banyak pemain lokal tertarik bergabung dalam konsorsium proyek waste-to-energy (WTE). Perusahaan menegaskan 24 perusahaan global yang telah masuk Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) dapat bermitra dengan swasta, BUMN, maupun BUMD lokal.

Managing Director Investment Danantara Investment Management, Stefanus Ade Hadiwidjaja, menyampaikan sebelumnya ada sekitar 200 perusahaan yang menyatakan minat. Dari jumlah tersebut, 60 perusahaan melakukan pengajuan resmi kepada Danantara.

"Saya yakin banyak yang tertarik, soalnya dari yang awal registrasi 200 itu, bahkan 60 yang melakukan submission aplikasi itu, juga banyak pemain lokal sebenarnya," ujar Stefanus saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta.

Data ini menunjukkan bahwa proyek WTE Danantara memiliki daya tarik tinggi di kalangan investor domestik. Antusiasme ini menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan proyek dan kolaborasi lintas sektor.

Kebebasan Konsorsium dan Peran Pemain Global

Stefanus menegaskan bahwa Danantara tidak terlibat langsung dalam pembentukan konsorsium. Perusahaan memberikan kebebasan kepada 24 perusahaan global dalam DPT untuk menjalin komunikasi dengan calon mitra lokal.

Hal ini memungkinkan perusahaan global menyesuaikan strategi dan membentuk aliansi yang paling efektif. Mekanisme ini dirancang agar kolaborasi antara pihak internasional dan lokal berjalan secara organik dan saling menguntungkan.

Salah satu pemain besar dalam portofolio proyek waste management, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), menyatakan belum melirik bergabung dengan proyek WTE Danantara. Keputusan ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam konsorsium bersifat pilihan dan mengikuti strategi internal masing-masing perusahaan.

Stefanus menekankan bahwa Danantara tidak mendata siapa yang tertarik atau tidak. Namun, tercatat 200 perusahaan yang menyatakan minat awal menjadi bukti bahwa proyek ini memiliki potensi partisipasi luas dari pemain lokal.

Skema Proyek WTE dan Regulasi Baru

Proyek WTE Danantara diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan. Salah satu perubahan signifikan adalah dihapusnya tipping fee pemerintah daerah yang sebelumnya dianggap kendala dalam implementasi proyek.

Sebagai gantinya, harga pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) ditetapkan sebesar US$0,20 per kilowatt per jam (kWh) untuk semua kapasitas pembangkit. Skema ini diharapkan meningkatkan keekonomisan proyek dan menarik lebih banyak investor.

Regulasi baru juga mendorong kolaborasi antara investor global dan lokal melalui konsorsium. Mekanisme ini memungkinkan transfer teknologi sekaligus memperkuat kapasitas industri domestik dalam pengelolaan sampah.

Menurut Stefanus, setiap perusahaan memiliki perhitungan sendiri mengenai nilai keekonomisan proyek. Namun, proyek WTE Danantara dinilai memiliki nilai lebih dari sekadar profit semata.

Return Ganda: Ekonomi dan Sosial

Stefanus menegaskan bahwa proyek WTE bukan hanya tentang keuntungan finansial. Fokus utama juga pada penyelesaian masalah sampah perkotaan yang mendesak di berbagai kota di Indonesia.

"Jadi dua hal, economic return dan social return. Kalau keduanya digabung, ini sebenarnya sangat baik," pungkasnya. Proyek ini diharapkan memberi manfaat ganda: mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru.

Skema konsorsium memungkinkan pemain lokal terlibat langsung dalam proyek besar dengan teknologi global. Hal ini diharapkan memperkuat kapasitas industri dalam negeri dan menciptakan model bisnis yang berkelanjutan.

Keberhasilan proyek WTE Danantara akan menjadi tolok ukur bagi kolaborasi internasional-lokal di sektor energi terbarukan. Partisipasi aktif pemain lokal menunjukkan kesadaran dan antusiasme terhadap proyek yang memiliki dampak sosial dan ekonomi nyata.

Proyek ini juga dapat mendorong adopsi teknologi pengolahan sampah modern di Indonesia. Dengan adanya konsorsium yang solid, transfer pengetahuan dan inovasi menjadi lebih cepat dan efektif.

Dengan antusiasme pemain lokal, kebebasan dalam konsorsium, regulasi yang mendukung, serta fokus pada return ganda, proyek WTE Danantara berpotensi menjadi model keberhasilan di sektor energi dan lingkungan. Ke depan, proyek ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi investor dan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index