JAKARTA - Upaya memperkuat peran Indonesia dalam percaturan budaya Islam-Melayu di kawasan kembali diperkuat melalui rencana kolaborasi bersama Malaysia. Kerja sama ini digagas sebagai jembatan untuk menampilkan kekayaan seni dan identitas budaya yang dimiliki bangsa-bangsa Melayu, termasuk Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Dalam kesempatan di Jakarta pada Rabu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan dukungannya terhadap program seni publik yang diwujudkan melalui sebuah festival berskala internasional. Festival ini dirancang untuk mengangkat warisan seni Islam-Melayu melalui pendekatan visual dan instalasi yang dapat diakses masyarakat umum.
“Saya sangat mendukung pameran dengan konsep public art atau seni publik ini, terutama yang membahas budaya Islam-Melayu. Di Indonesia sendiri, ada banyak akulturasi budaya Indonesia dengan Islam, khususnya di bidang seni,” ungkap Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu. Pernyataan ini menegaskan bahwa seni publik dianggap memiliki kekuatan besar untuk mempertemukan identitas budaya dan masyarakat luas.
Festival Malaysia Islamic Art and Design diproyeksikan menjadi ruang untuk memperkenalkan unsur seni Islam-Melayu kepada dunia. Konsep seni publik yang diusung memungkinkan instalasi seni dipamerkan secara terbuka sehingga mudah dijangkau oleh siapa pun.
Fadli juga menyoroti pentingnya memanfaatkan teknologi dalam karya seni instalatif. Ia menilai bahwa pendekatan visual modern mampu memperkaya pengalaman masyarakat dalam menikmati karya seni yang sarat narasi sejarah.
Tema yang diusung yakni melalui festival Malaysia Islamic Art and Design dengan konsep seni publik dapat menjadi media untuk mempromosikan budaya Islam Melayu. Berkaitan dengan media instalasi, Menbud menyebutkan Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon menjadi contoh ruang publik yang memanfaatkan perkembangan teknologi.
Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon menjadi rujukan karena telah menerapkan pendekatan kuratorial modern berbasis teknologi. Inovasi tersebut menunjukkan bahwa ruang publik dapat bertransformasi menjadi platform edukasi budaya yang menarik dan mudah diakses.
Modernisasi Museum dan Perkembangan Seni Publik
Menteri Fadli menjelaskan bahwa museum tersebut baru saja menjalani renovasi besar untuk menghidupkan kembali ruang bersejarah yang sempat terbengkalai. Proses revitalisasi ini sekaligus menjadi bukti bagaimana teknologi dan seni dapat berpadu dalam ruang yang memiliki nilai budaya tinggi.
Kendati baru saja diresmikan, Menteri Fadli menilai proses penataan ruang pamer Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon sudah sesuai dengan prinsip museum modern sehingga dapat menjadi acuan untuk instalasi seni. Ia menilai bahwa keberhasilan transformasi museum tersebut dapat menjadi inspirasi bagi ruang publik lain di Indonesia.
Ruang pameran yang direvitalisasi memanfaatkan teknologi seperti video mapping untuk menyampaikan narasi sejarah secara visual. Hal ini membuka peluang bagi masyarakat untuk menikmati cerita budaya dengan cara yang lebih imersif dan interaktif.
“Kami baru saja meresmikan ruang pameran Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman yang ada di Cirebon. Ruangan tersebut awalnya merupakan gudang terbengkalai yang dibangun sekitar abad ke-18. Sekarang, gudang tersebut telah diubah menjadi rumah seni, dengan instalasi, video mapping yang dapat menampilkan narasi museum,” terangnya. Transformasi gudang tua menjadi ruang seni modern menunjukkan kesiapan Indonesia menyambut konsep seni publik dalam festival internasional.
Perkembangan ini juga menegaskan bahwa pemanfaatan ruang publik untuk seni merupakan langkah strategis dalam memperluas akses edukasi budaya. Melalui pendekatan visual dan teknologi, sejarah dapat hadir lebih dekat bagi generasi muda maupun pengunjung umum.
Festival Seni Islam-Melayu Menuju 2026
Rencana besar yang melibatkan Indonesia dan Malaysia itu akan diwujudkan melalui festival Malaysia Islamic Art and Design pada November 2026. Festival ini dirancang berbeda dari gelaran seni lainnya karena mengusung konsep seni publik yang menempatkan instalasi seni di berbagai titik ruang kota.
Malaysia Islamic Art and Design merupakan festival bertema budaya Islam-Melayu yang akan digelar pada November 2026 mendatang. Berbeda dari perhelatan seni lainnya, Malaysia Islamic Art and Design mengusung konsep seni publik, di mana instalasi seni akan ditampilkan pada sejumlah ruang publik yang tersebar di Kota Jakarta.
Pemilihan Jakarta sebagai lokasi festival menjadi peluang untuk menampilkan kekayaan seni Melayu kepada masyarakat internasional. Festival ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada pengunjung untuk berinteraksi dengan karya seni yang tersebar di berbagai kawasan kota.
Festival ini diharapkan dapat menjadi media untuk mengenalkan budaya Islam Melayu sekaligus ruang edukasi antara maestro seni dengan masyarakat. Kegiatan tersebut diharapkan menghubungkan para seniman dengan publik sehingga proses kreatif dapat dipahami lebih luas oleh masyarakat.
Direktur & Advisory Ltd Paulina Gallardo menekankan pentingnya kolaborasi lintas pelaku budaya untuk mendukung keberhasilan acara tersebut. Ia menilai festival ini menjadi ajang penting untuk merayakan kekayaan budaya di kawasan Melayu.
“Untuk itu, festival ini menjadi inisiatif pertama yang merayakan warisan negara-negara Melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan,” imbuhnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa festival tersebut membuka ruang perayaan budaya yang mencakup berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.
Melalui festival ini, identitas budaya bangsa Melayu dapat diangkat secara kolektif menuju audiens global. Kegiatan tersebut juga memperkuat hubungan kultural antara negara-negara yang memiliki sejarah dan akar budaya serupa.
Peluang Kolaborasi dan Penguatan Ekosistem Seni
Menteri Fadli melihat festival ini sebagai momentum penting untuk memperkuat ekosistem seni Islam-Melayu di Indonesia. Ia menilai bahwa kerja sama antara sektor publik dan swasta dapat memperluas dukungan terhadap keberlanjutan seni di tanah air.
Fadli juga menjajaki peluang kolaborasi antara pemerintah, pelaku budaya, dan sektor swasta untuk memajukan budaya Islam-Melayu. Ia menilai sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam menciptakan program seni yang berkelanjutan.
Seni publik dinilai memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi kreatif dan memperkenalkan warisan budaya secara lebih luas. Dengan memaksimalkan dukungan kolaboratif, festival ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi para pelaku seni.
“Dengan memajukan seni dan budaya Islam-Melayu, kita dapat membangun ekosistem berkelanjutan yang dapat memberikan kesejahteraan untuk para pelaku sektor seni,” tutup Menbud. Pernyataan ini menegaskan bahwa festival tidak hanya menjadi ajang selebrasi budaya, tetapi juga sarana memperkuat kesejahteraan pelaku seni.
Festival ini juga membuka peluang baru bagi talenta muda untuk terlibat dalam proyek kreatif berskala internasional. Keterlibatan para seniman muda diharapkan dapat memperkaya ragam karya yang ditampilkan dalam festival tersebut.