JAKARTA - Fenomena atmosfer di wilayah timur Indonesia kembali menunjukkan perubahan drastis setelah bibit siklon yang lama.
Dipantau mengalami perkembangan cepat menjadi Siklon Tropis FINA. Perubahan ini menjadi perhatian khusus mengingat posisi sistem berada cukup dekat dengan wilayah daratan.
BMKG mencatat evolusi bibit 97S menjadi siklon terjadi pada dini hari menjelang pagi, memicu penguatan angin dan tekanan udara rendah di kawasan Laut Arafuru. Siklon tersebut berada sekitar ratusan kilometer dari Kepulauan Banda yang menjadi daerah paling berdekatan.
Keberadaan siklon pada lokasi tersebut membuat beberapa provinsi harus bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem. Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menjelaskan bahwa kondisi atmosfer saat ini memicu pertumbuhan cepat yang menuntut kewaspadaan masyarakat.
Kekuatannya Masuk Kategori Awal Namun Efeknya Sudah Terasa
Menurut keterangan BMKG, Siklon Tropis FINA dengan cepat membentuk struktur yang cukup kuat meskipun masih berada pada kategori 1. Kecepatan angin maksimum saat ini mencapai 40 knots atau sekitar 75 kilometer per jam.
Tekanan udara di pusat siklon tercatat pada angka 993 hPa, menunjukkan pengaruh sirkulasi yang signifikan terhadap kondisi atmosfer sekitarnya. Pergerakan siklon juga terpantau bergerak perlahan ke timur–timur laut dengan laju sekitar 8 kilometer per jam.
Guswanto menjelaskan bahwa pertumbuhan cepat ini telah membuat BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat hingga sangat lebat serta gelombang berbahaya bagi wilayah Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Prediksi Penguatan yang Berpotensi Masuk Kategori Lebih Tinggi
Analisis terkini menyimpulkan bahwa Siklon Tropis FINA diperkirakan terus menguat selama 24 jam berikutnya dan berpotensi naik ke kategori 2. Kecepatan angin diprediksi mencapai 55 knots atau sekitar 100 kilometer per jam.
Posisi pergerakan siklon akan tetap berada di wilayah Laut Arafuru bagian tenggara Pulau Tanimbar dengan lintasan cenderung bergerak stabil ke timur laut. Para ahli melihat kondisi ini sebagai sinyal peningkatan risiko cuaca ekstrem.
Dampak hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah Maluku, khususnya Maluku Barat Daya, Kepulauan Tanimbar, dan Kepulauan Aru. Sedangkan NTT diprediksi mengalami hujan sedang hingga lebat di banyak wilayah.
Gelombang Laut Tinggi Mengancam Aktivitas Kelautan Warga
Peningkatan risiko tidak hanya terjadi di daratan, tetapi juga di wilayah perairan yang menjadi jalur transportasi dan mata pencaharian masyarakat. Gelombang tinggi kategori berbahaya diprediksi muncul hingga mencapai 4 meter.
Kondisi tersebut diperkirakan terjadi di Laut Arafuru bagian barat dan tengah, yang merupakan wilayah pelayaran aktif. Para pelaut dan operator kapal diminta mengantisipasi potensi terganggunya aktivitas operasional.
Selain itu, gelombang sedang hingga 2,5 meter berpotensi muncul di perairan selatan NTT, Laut Sawu, serta perairan Kepulauan Leti hingga Tanimbar dan Laut Banda. Kondisi ini menuntut peningkatan kewaspadaan para pengguna transportasi laut.
Otoritas Daerah Diminta Siaga Menghadapi Cuaca Ekstrem
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menegaskan perlunya langkah cepat dari pemerintah daerah untuk mengantisipasi potensi bencana yang muncul akibat pengaruh siklon. Upaya mitigasi harus disiapkan sejak dini.
Menurutnya, regulator di wilayah terdampak seperti Maluku dan NTT harus memastikan kesiapsiagaan perangkat daerah, termasuk penyediaan sarana evakuasi dan pemantauan lapangan yang intensif. Potensi banjir dan kerusakan akibat angin lebih mudah terjadi.
Andri juga menekankan pentingnya edukasi dan informasi kepada masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada. Kesiapan semua pihak diyakini mampu meminimalisir risiko yang muncul dari cuaca ekstrem kali ini.
Peringatan untuk Nelayan dan Komitmen BMKG Memantau Siklon
Nelayan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kondisi ini. BMKG meminta mereka menunda atau membatasi aktivitas terutama di Laut Arafuru yang masuk kategori risiko tinggi akibat gelombang berbahaya.
Operator kapal penumpang dan barang juga diminta memperhatikan keselamatan serta menghindari keberangkatan pada wilayah perairan dengan potensi gelombang tinggi. Kewaspadaan menjadi hal yang harus diutamakan selama siklon berlangsung.
BMKG memastikan pemantauan terhadap pergerakan Siklon Tropis FINA dilakukan secara intensif. “Kami akan memberikan pembaruan informasi secara berkala,” tuturnya, menegaskan komitmen penyampaian informasi cepat dan akurat bagi masyarakat.