JAKARTA - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, arus penyeberangan Ketapang–Gilimanuk diprediksi meningkat signifikan. Lintasan ini menjadi urat nadi mobilitas masyarakat, wisatawan, serta distribusi logistik di Bali dan sekitarnya.
Puncak arus masuk diperkirakan terjadi pada 20–22 Desember menjelang Natal. Sementara arus menjelang pergantian tahun diprediksi memuncak pada 27–29 Desember.
Arus balik dari Bali ke Jawa diproyeksikan terjadi pada 3–5 Januari 2026, setelah libur Tahun Baru. Momen ini selalu menjadi perhatian pihak operator dan pengelola transportasi untuk mengantisipasi kepadatan.
Persiapan Operasional ASDP dan Instansi Terkait
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, mengatakan pihaknya akan memperkuat pola operasi. Konsolidasi dilakukan bersama Kementerian Perhubungan serta instansi terkait untuk kelancaran arus lalu lintas penyeberangan.
ASDP bekerja sama dengan KSOP, Balai Pengelola Transportasi Darat, dan sejumlah instansi lain menyiapkan manajemen antrean. Tujuannya untuk menghindari kemacetan di pelabuhan serta mempercepat proses boarding kendaraan dan penumpang.
Pihak operator juga menyiapkan opsi penambahan trip kapal bila terjadi lonjakan ekstrem. Sementara itu, kepolisian akan melakukan rekayasa lalu lintas hingga pengalihan kendaraan besar ke jalur alternatif jika dibutuhkan.
Heru menegaskan bahwa pola operasi ini disiapkan untuk menjaga kelancaran perjalanan sepanjang periode Nataru. Pihaknya menekankan bahwa koordinasi lintas instansi menjadi kunci sukses pengaturan arus penyeberangan.
Layanan Tiket dan Fasilitas Baru untuk Penumpang
Corporate Secretary ASDP, Windy Andale, menyebutkan bahwa pembelian tiket penyeberangan di Selat Bali dapat dilakukan sejak H-60. Hal ini membuat pengguna jasa tidak perlu lagi mengantre panjang di pelabuhan Ketapang maupun Gilimanuk.
Selain itu, ASDP memberikan kemudahan baru pada layanan refund dan reschedule tiket. Langkah ini memberikan fleksibilitas lebih bagi pengguna jasa yang ingin menyesuaikan jadwal perjalanan mereka.
Area Parkir Kargo Gilimanuk disiapkan sebagai buffer zone. Area ini berfungsi sebagai pusat pembelian tiket sekaligus mendukung delay system untuk menjaga kelancaran arus kendaraan.
Layanan tambahan ini diharapkan dapat menekan risiko kemacetan di pelabuhan saat lonjakan penumpang dan kendaraan terjadi. Penumpang juga dapat memanfaatkan layanan ini untuk merencanakan perjalanan lebih efisien.
Antisipasi Kapal dan Kendaraan
Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Didi Juliansyah, mengatakan pihaknya sudah memprediksi peningkatan kendaraan dan penumpang pada akhir tahun. ASDP menyiapkan antisipasi khusus, terutama untuk arus balik dari Gilimanuk menuju Ketapang.
Saat ini, terdapat 54 unit kapal yang beroperasi secara rutin di lintas Ketapang–Gilimanuk. Pihak ASDP juga siap menambah armada bila terjadi lonjakan ekstrem, sehingga transportasi tetap berjalan lancar.
Rencana operasional ini juga melibatkan koordinasi antar pihak terkait untuk memaksimalkan kapasitas kapal. Dengan langkah ini, potensi antrean panjang dan delay dapat diminimalkan.
Pengaturan arus kendaraan di pelabuhan dan jalur masuk ke area penyeberangan menjadi fokus utama. Buffer zone dan delay system menjadi bagian strategi untuk menjaga kelancaran arus kendaraan dan keselamatan pengguna jasa.
Strategi Keselamatan dan Kelancaran Perjalanan
ASDP menekankan bahwa keselamatan dan kelancaran perjalanan menjadi prioritas utama selama Nataru. Koordinasi dengan kepolisian dan instansi transportasi darat memastikan semua protokol keselamatan di jalur penyeberangan diterapkan.
Strategi ini termasuk rekayasa lalu lintas, pengalihan kendaraan besar, dan pengaturan antrean penumpang. Tujuannya agar perjalanan tetap aman, nyaman, dan efisien meskipun terjadi lonjakan volume kendaraan dan penumpang.
Pihak operator juga menghimbau masyarakat merencanakan perjalanan sejak dini. Pemesanan tiket dari H-60 diharapkan mengurangi kepadatan di pelabuhan serta mempermudah proses boarding.
ASDP menyiapkan seluruh sistem operasional agar dapat menanggapi lonjakan mendadak. Kapasitas armada, fasilitas penunjang, dan koordinasi antar instansi menjadi kunci keberhasilan kelancaran penyeberangan Ketapang–Gilimanuk.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dan wisatawan dapat menikmati perjalanan Nataru tanpa hambatan berarti. Seluruh persiapan ini menunjukkan kesiapan pihak operator dalam mengantisipasi lonjakan akhir tahun secara optimal.