Pertumbuhan DPK Jatim

Pertumbuhan DPK Jatim Menguat Pesat, Sinyal Penguatan Dana Jumbo Perbankan

Pertumbuhan DPK Jatim Menguat Pesat, Sinyal Penguatan Dana Jumbo Perbankan
Pertumbuhan DPK Jatim Menguat Pesat, Sinyal Penguatan Dana Jumbo Perbankan

JAKARTA - Perbankan di Jawa Timur kembali mencatat perkembangan positif dengan naiknya total Dana Pihak Ketiga pada kuartal III/2025. Pencapaian ini menegaskan posisi Jawa Timur sebagai salah satu motor penting sektor keuangan nasional.

Total simpanan masyarakat yang mencapai Rp807 triliun menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi terhadap industri perbankan di wilayah tersebut. Capaian ini sekaligus menempatkan Jawa Timur pada posisi kedua tertinggi secara nasional dalam urusan nominal simpanan.

Kepala Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Bambang S. Hidayat menyampaikan bahwa kinerja simpanan perbankan di Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan solid. Menurutnya, pertumbuhan 4,6 persen secara year-on-year pada September 2025 menjadi bukti bahwa aktivitas simpanan masyarakat dan korporasi tetap kuat.

“Alhamdulillah ini menunjukkan bahwa Jawa Timur kontribusinya secara nasional masih sangat tinggi,” ujar Bambang dalam keterangan di Surabaya pada Selasa, 18 November 2025. Ia menegaskan bahwa nilai Rp807 triliun tersebut menegaskan posisi Jawa Timur sebagai wilayah dengan peran strategis dalam perbankan nasional.

Lonjakan Dana Jumbo di Akhir Tahun Tumbuh Dua Digit

Pertumbuhan tajam juga terjadi pada tier simpanan di atas Rp5 miliar. Kelompok ini bahkan mendekati dua digit dengan pertumbuhan mencapai 9,5 persen secara year-on-year per September 2025.

Bambang menilai kenaikan tersebut berkaitan dengan siklus aktivitas keuangan korporasi dan pemerintah daerah menjelang akhir tahun. Menurutnya, pola pencairan anggaran yang meningkat pada kuartal akhir dapat mendorong peningkatan dana jumbo di bank.

“Bisa jadi kalau kita berbicara yang di atas Rp5 miliar ini kan yang terkait dengan corporate dan bisa juga yang terkait mungkin dana Pemda yang sedang disiapkan untuk pembayaran,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pola pembangunan yang biasanya memuncak di akhir tahun menyebabkan arus dana menumpuk sebelum dialirkan kembali kepada penyedia layanan maupun kontraktor.

Walau simpanan besar naik signifikan secara nominal, jumlah rekening kecil masih mendominasi dari sisi kuantitas. Simpanan di bawah Rp100 juta tercatat menguasai 98,85 persen dari total rekening di perbankan Jawa Timur.

Namun bila dilihat dari porsi nilai, simpanan di atas Rp5 miliar tetap menjadi kelompok dominan. Tier ini memiliki pangsa paling besar dengan kontribusi 37,4 persen dari total nominal simpanan.

Tabel Komposisi Simpanan Perbankan Jawa Timur

Berikut ringkasan komposisi simpanan berdasarkan kelompok nominal seperti yang disampaikan oleh LPS.

Tabel Komposisi Simpanan Berdasarkan Nominal (Kuartal III/2025)

Kategori SimpananPorsi Rekening (%)Porsi Nominal (%)
< Rp100 juta98,85%24,3%
Rp100 juta – Rp5 miliar1,10%38,3%
> Rp5 miliar0,05%37,4%

Tabel ini menunjukkan kontras antara jumlah rekening dan total nilai simpanan di setiap kategori. Meskipun kelompok rekening kecil mendominasi secara kuantitas, nilai terbesar justru disumbang oleh tier simpanan di atas Rp5 miliar.

LPS Fokus Memperluas Rekening di Kota-Kota Potensial

Dalam paparannya, LPS menekankan bahwa semua program mereka diarahkan untuk memberikan tiga dampak besar bagi sektor perbankan. Dampak tersebut mencakup peningkatan jumlah rekening, kenaikan nominal simpanan, serta penguatan mitigasi risiko.

Selain itu, LPS juga menaruh perhatian pada perluasan rekening di wilayah yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan simpanan. Kota-kota seperti Probolinggo, Pasuruan, Madiun, dan Tuban termasuk dalam kuadran 3 dan 4 dalam pemetaan strategis mereka.

“Kami terus memantau kondisi ini,” ujar Bambang. Ia menambahkan bahwa beberapa kota tersebut akan menjadi fokus pengembangan karena masih memiliki ruang besar untuk peningkatan jumlah rekening.

LPS melihat wilayah tersebut sebagai pasar yang belum sepenuhnya tergarap. Dengan pencatatan ekonomi yang terus berkembang, jumlah masyarakat dan pelaku usaha yang berpotensi menjadi nasabah baru diperkirakan akan bertambah.

Upaya perluasan ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Timur. Hal ini juga sejalan dengan misi nasional untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan perbankan formal.

19 BPR Dicabut Izin Usaha, LPS Percepat Pembayaran Klaim

Dalam pemaparannya, Bambang turut menyampaikan update mengenai kondisi BPR yang mengalami pencabutan izin. Hingga 31 Oktober 2025 tercatat sudah ada 19 BPR yang izinnya dicabut.

LPS telah menyalurkan dana penjaminan kepada bank pembayar sebesar Rp291,5 miliar. Dana tersebut kemudian sudah dibayarkan kepada nasabah yang memiliki simpanan layak bayar.

Bambang memastikan bahwa LPS terus memperbaiki manajemen risiko dan proses penjaminan agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Ia mengatakan bahwa proses pembayaran klaim penjaminan kini jauh lebih cepat dibanding sebelumnya.

LPS mencatat percepatan proses pembayaran klaim hingga 96,2 persen di sektor BPR. Ini menjadi capaian signifikan mengingat sebelumnya pembayaran klaim bisa memakan waktu lebih lama.

Bahkan untuk beberapa BPR, pembayaran tahap pertama dapat dilakukan dalam waktu 3 hingga 5 hari kerja. “Hampir 100 persen simpanan layak bayar bisa dibayarkan di 5 hari kerja setelah pencabutan izin usaha,” tegasnya.

Kecepatan ini menjadi faktor penting untuk menjaga stabilitas perbankan. Dengan proses yang lebih efisien, nasabah dapat segera mengakses kembali dananya tanpa menunggu terlalu lama.

Kepercayaan Masyarakat Semakin Menguat, Ekosistem Perbankan Stabil

Pertumbuhan DPK di Jawa Timur yang stabil menunjukkan kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap bank. Kepercayaan ini menjadi aset penting bagi keberlanjutan sektor keuangan.

LPS menilai bahwa tren positif ini berpotensi terus berlanjut apabila aktivitas ekonomi masyarakat tetap berjalan baik. Dengan stabilitas yang terjaga, pendalaman pasar keuangan dapat berlangsung lebih optimal.

Upaya mitigasi dan penjaminan yang dilakukan LPS juga memperkuat struktur perbankan. Langkah ini berkontribusi signifikan dalam menjaga stabilitas sistem perbankan nasional.

Dengan peningkatan simpanan jumbo dan besarnya potensi pengembangan wilayah, Jawa Timur diprediksi tetap menjadi salah satu pusat pertumbuhan perbankan. Kinerja DPK yang terus meningkat menandai dinamika ekonomi yang positif di wilayah ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index