Saham

Pasar Saham Indonesia: BEI Genjot Keterlibatan Institusi Domestik Agar Stabil

Pasar Saham Indonesia: BEI Genjot Keterlibatan Institusi Domestik Agar Stabil
Pasar Saham Indonesia: BEI Genjot Keterlibatan Institusi Domestik Agar Stabil

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong partisipasi investor institusi domestik di pasar saham. Secara historis, sejak 2020, kepemilikan investor domestik selalu lebih kecil dibandingkan investor asing.

Berdasarkan data BEI, pada 2020 komposisi investor domestik institusi hanya 37,8%. Sementara itu, investor institusi asing mencapai 49,1%, menunjukkan dominasi asing di pasar modal Indonesia.

Tahun 2021 menjadi titik tertinggi kepemilikan investor domestik institusi dalam lima tahun terakhir. Persentasenya tercatat sebesar 40,3%, masih lebih rendah dibanding asing yang mencapai 45,5%.

Per September 2025, kepemilikan investor institusi domestik berada di level 39,4%. Investor asing tetap unggul dengan komposisi 41,9%, mencerminkan tren dominasi asing yang relatif stabil.

Transaksi Investor Institusi Domestik Masih Tertinggal

Selain kepemilikan, volume transaksi investor institusi domestik juga lebih kecil dibandingkan asing. Transaksi domestik hanya mencapai Rp2,24 triliun atau 14,4% dari total, sedangkan transaksi asing sebesar Rp5,93 triliun atau 38,3%.

Data ini menunjukkan bahwa investor institusi domestik masih perlu dorongan agar lebih aktif di pasar modal. Peningkatan partisipasi domestik dianggap penting untuk memperkuat stabilitas pasar saham Indonesia.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menekankan bahwa pihaknya selalu berupaya menarik minat institusi melalui produk-produk yang sesuai dengan strategi investasi mereka.

"Kalau bicara institusi kan size-nya besar. Makanya, kami fokuskan juga lighthouse IPO yang besar, sehingga paling tidak investasi mereka cocok. Itu yang pertama bisa kami lakukan," kata Iman dalam forum Workshop Capital Market di Bali beberapa waktu lalu.

Strategi BEI Mendorong Partisipasi Institusi

Selain memfokuskan pada IPO besar, BEI melakukan pendekatan proaktif kepada lembaga institusi. Mereka mengintensifkan komunikasi dengan asuransi hingga dana pensiun untuk mengenalkan produk-produk investasi yang tersedia di pasar.

Pendekatan ini bertujuan agar investor domestik institusi memahami potensi dan keuntungan investasi jangka panjang di pasar modal. BEI percaya strategi edukasi dan komunikasi akan meningkatkan partisipasi institusi di pasar saham.

Salah satu kendala utama yang dihadapi investor institusi adalah aturan free float 7,5%. BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini tengah mengkaji penyesuaian free float secara bertahap hingga 25% untuk menarik minat investor.

"Yang paling penting, memang PR ini tidak bisa hanya dilakukan oleh SRO [self regulatory organization], tetapi juga oleh lembaga lain yang sama-sama melihat bahwa pasar modal ini adalah investasi jangka panjang," tutur Iman.

Peluang Insentif dan Dukungan Pemerintah

Selain strategi internal, pemerintah juga berpotensi memberikan insentif untuk menarik investor institusi. Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Iding Pardi, menyebut pemerintah pernah menyampaikan kemungkinan insentif fiskal bagi emiten dan institusi.

"Pasar modal juga bisa dapat insentif. Insentif itu baik untuk emiten maupun untuk institusi yang mau berinvestasi di pasar modal," ujar Iding.

Iding menambahkan bahwa insentif ini diharapkan mendorong investasi institusi domestik bertambah di pasar saham. Bentuk insentif dapat berupa kemudahan fiskal yang mendukung aktivitas investasi jangka panjang.

Kombinasi strategi edukasi, IPO besar, penyesuaian free float, dan dukungan pemerintah menjadi kunci BEI untuk memperkuat peran investor institusi domestik. Dengan demikian, pasar saham Indonesia diharapkan semakin stabil dan berdaya saing.

Upaya ini juga diharapkan menyeimbangkan dominasi investor asing di pasar modal. Keterlibatan institusi domestik yang lebih besar diyakini akan meningkatkan likuiditas, stabilitas, dan ketahanan pasar terhadap volatilitas global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index