Rupiah

Rupiah Melemah ke Rp16.726 per Dolar, Investor Waspada Pergerakan Minggu Ini

Rupiah Melemah ke Rp16.726 per Dolar, Investor Waspada Pergerakan Minggu Ini
Rupiah Melemah ke Rp16.726 per Dolar, Investor Waspada Pergerakan Minggu Ini

JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.726 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan, Senin, 17 November 2025. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah turun 0,11% atau 19 poin dibanding penutupan sebelumnya.

Indeks dolar AS tercatat naik 0,08% ke posisi 99,37. Tren ini memengaruhi sebagian besar mata uang Asia lainnya yang juga melemah.

Yen Jepang melemah 0,05%, dolar Singapura turun 0,14%, dan won Korea Selatan turun 0,31%. Mata uang peso Filipina melemah 0,16%, yuan China turun 0,08%, rupee India melemah 0,08%, dan ringgit Malaysia turun 0,30%.

Kondisi ini menunjukkan pelemahan rupiah sejalan dengan tren regional. Tekanan eksternal menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi nilai tukar di pasar.

Sentimen Pasar dan Pergerakan Rupiah

Direktur PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif pada Senin, 17 November 2025. Ia memperkirakan rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp16.700–Rp16.740 per dolar AS.

Sentimen utama berasal dari luar negeri, terutama setelah kesepakatan untuk mengakhiri shutdown pemerintah AS. Situasi ini membuat pasar cenderung lebih konstruktif dan meredam minat kenaikan harga emas lebih lanjut.

Investor juga kini fokus pada rilis data ekonomi AS yang tertunda akibat shutdown. Data tersebut akan kembali dirilis seiring dimulainya operasi federal, sehingga memengaruhi ekspektasi pasar terhadap suku bunga The Fed.

Berakhirnya shutdown diperkirakan dapat mempertajam prediksi penurunan suku bunga The Fed pada Desember 2025. Hal ini berpotensi menekan rupiah dan memengaruhi arah pergerakan dolar AS secara global.

Kurs Dolar AS di Bank Utama

Berikut kurs jual dan beli dolar AS di beberapa bank utama per Senin, 17 November 2025:

BCA – Harga e-rate: beli Rp16.720, jual Rp16.740. Harga TT Counter dan Bank Notes masing-masing beli Rp16.550, jual Rp16.850.

BRI – E-rate: beli Rp16.713, jual Rp16.740. TT Counter: beli Rp16.625, jual Rp16.825.

Bank Mandiri – Special rate: beli Rp16.695, jual Rp16.725. TT Counter: beli Rp16.525, jual Rp16.825. Bank Notes: beli Rp16.525, jual Rp16.825.

BNI – Special rates: beli Rp16.718, jual Rp16.748. TT Counter dan Bank Notes: beli Rp16.580, jual Rp16.860.

Kurs ini menunjukkan adanya perbedaan tipis antarbank untuk transaksi e-rate, TT Counter, dan Bank Notes. Perbedaan tersebut menandakan fleksibilitas pasar dalam menyesuaikan nilai tukar di setiap kanal transaksi.

Strategi dan Dampak bagi Pelaku Pasar

Fluktuasi rupiah memberikan sinyal bagi pelaku pasar untuk tetap waspada. Investor disarankan memantau berita ekonomi AS dan kebijakan The Fed secara rutin.

Pergerakan dolar AS dapat memengaruhi harga impor dan ekspor Indonesia. Hal ini berdampak pada sektor bisnis yang bergantung pada transaksi internasional maupun perdagangan komoditas.

Bank dan perusahaan multinasional perlu menyesuaikan strategi hedging terhadap fluktuasi nilai tukar. Sementara pelaku usaha kecil dan menengah dianjurkan mengatur likuiditas agar tetap stabil menghadapi pelemahan rupiah.

Pelemahan rupiah di awal pekan ini mencerminkan dinamika global yang kompleks. Penguatan atau pelemahan mata uang AS terhadap rupiah akan terus menjadi fokus pasar hingga data ekonomi penting dirilis.

Rupiah dibuka lesu pada Senin, 17 November 2025, di level Rp16.726 per dolar AS. Pergerakan ini sejalan dengan penguatan indeks dolar AS dan pelemahan mata uang Asia lainnya.

Kurs di bank-bank utama menunjukkan perbedaan tipis, menandakan fleksibilitas pasar. Sentimen eksternal, terutama terkait ekonomi AS dan kebijakan The Fed, menjadi faktor utama fluktuasi rupiah.

Investor dan pelaku usaha perlu memantau berita ekonomi global secara rutin. Strategi pengelolaan nilai tukar menjadi kunci agar tetap stabil dalam menghadapi volatilitas pasar.

Stabilitas rupiah dalam minggu ini akan sangat bergantung pada rilis data ekonomi AS dan keputusan moneter The Fed. Sementara itu, pasar domestik diperkirakan tetap waspada terhadap pergerakan dolar AS untuk menentukan arah investasi dan perdagangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index