E-Commerce

Video Commerce Dorong Lonjakan Transaksi E-Commerce Indonesia Hingga 90 Persen

Video Commerce Dorong Lonjakan Transaksi E-Commerce Indonesia Hingga 90 Persen
Video Commerce Dorong Lonjakan Transaksi E-Commerce Indonesia Hingga 90 Persen

JAKARTA - Industri e-commerce Indonesia tengah mengalami transformasi signifikan berkat fitur video commerce. Total transaksi melalui fitur ini melonjak 90% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan masyarakat kini lebih memilih menonton video untuk mendapatkan informasi produk.

Google mencatat fenomena ini sebagai motor penggerak pertumbuhan e-commerce, dengan angka transaksi mencapai 2,6 miliar. Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, menyebut video commerce membuat interaksi antara penjual dan pembeli menjadi lebih aktif dan dinamis.

Fenomena ini menandai perubahan pola belanja masyarakat, dari sekadar melihat katalog menjadi pengalaman interaktif melalui video. Hal ini sekaligus menegaskan Indonesia sebagai pemimpin regional di Asia Tenggara untuk sektor video commerce.

Platform E-Commerce dan Implementasi Video Commerce

Berbagai platform e-commerce telah mengadopsi fitur video commerce untuk meningkatkan keterlibatan konsumen. Shopee, misalnya, menghadirkan Shopee Live, sementara TikTok Shop dan Tokopedia memiliki fitur live shopping yang memungkinkan penjual mempromosikan produk secara langsung.

Lazada dan Blibli juga mempermudah pengguna menonton video dan langsung membeli produk yang sedang ditampilkan. Interaksi langsung ini memudahkan konsumen memperoleh informasi produk lebih lengkap, sekaligus mendorong keputusan pembelian lebih cepat.

Selain meningkatkan transaksi, video commerce membantu brand membangun kepercayaan konsumen. Audiens dapat melihat demonstrasi produk, testimoni, dan keunggulan produk secara real-time, yang sulit didapatkan melalui katalog statis.

Pertumbuhan Ekonomi Digital di Asia Tenggara

Laporan “e-Conomy SEA 2025” menunjukkan pendapatan ekonomi digital Asia Tenggara tumbuh stabil 15% per tahun. Sektor e-commerce dan video commerce menjadi pendorong utama diversifikasi sumber pendapatan baru di kawasan ini.

Nilai gross merchandise value (GMV) Asia Tenggara diproyeksikan mencapai US$99 miliar atau sekitar Rp1.656 triliun pada 2025. Angka ini naik dari US$87 miliar pada 2024 dan US$76 miliar pada 2023, menandakan pertumbuhan dua digit meski menghadapi tekanan makroekonomi global.

Sektor e-commerce tetap menjadi kontributor terbesar, dengan GMV diperkirakan mencapai US$185 miliar atau Rp3.096 triliun pada 2025. Sektor perjalanan dan pariwisata digital juga menunjukkan pemulihan kuat dengan GMV sekitar US$51 miliar, sedangkan transportasi dan layanan makanan digital menyumbang US$34 miliar.

Media daring mencatat transaksi sekitar US$31 miliar pada tahun yang sama, memperlihatkan tren positif di seluruh sektor ekonomi digital. Pertumbuhan ini didukung oleh efisiensi monetisasi melalui integrasi teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI).

Dampak Video Commerce bagi Penjual dan Konsumen

Video commerce tidak hanya menguntungkan konsumen, tetapi juga membuka peluang baru bagi pelaku usaha. Penjual dapat meningkatkan konversi penjualan melalui demonstrasi produk yang interaktif dan menarik.

Bagi konsumen, video commerce mempermudah memperoleh informasi lengkap, menilai kualitas produk, dan membuat keputusan pembelian lebih cepat. Veronica Utami menekankan bahwa fitur ini menjadi bukti perubahan signifikan perilaku belanja masyarakat di Indonesia.

Dengan integrasi video interaktif, platform digital kini mampu menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih realistis. Interaksi ini mendorong loyalitas konsumen dan meningkatkan frekuensi pembelian dalam jangka panjang.

Pertumbuhan transaksi video commerce yang fenomenal di Indonesia menjadikan pasar ini sebagai benchmark regional. Pengalaman ini memicu inovasi lebih lanjut pada metode pemasaran digital, termasuk penggunaan AI untuk personalisasi rekomendasi produk.

Artikel ini menyajikan gambaran jelas bagaimana video commerce menjadi penggerak utama e-commerce di Indonesia. Lonjakan transaksi 90% menegaskan bahwa konsumen kini menuntut pengalaman berbelanja yang interaktif dan informatif.

Selain itu, data GMV dan pendapatan menunjukkan bahwa ekonomi digital di Asia Tenggara terus tumbuh pesat. Video commerce diproyeksikan tetap menjadi kunci pertumbuhan e-commerce, menghadirkan peluang bagi platform, penjual, dan konsumen.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index