JAKARTA - Pergerakan saham PT Sari Kreasi Boga Tbk. (RAFI) kembali mencuri perhatian pelaku pasar setelah volatilitas tinggi muncul pascapencabutan suspensi pada 14 Oktober 2025. Lonjakan harga yang signifikan membuat emiten ini menjadi sorotan, sehingga Bursa Efek Indonesia menilai perlu memastikan tidak ada informasi material yang belum terungkap.
Dalam situasi tersebut, manajemen RAFI menegaskan bahwa seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan normal. Mereka juga memastikan tidak ada informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi keputusan investasi publik.
Manajemen Tegaskan Tidak Ada Informasi Material Tersembunyi
Direktur Utama RAFI, Eko Pujianto, menyampaikan bahwa perusahaan tetap menjaga standar transparansi yang menjadi tanggung jawab utama emiten publik. Ia menegaskan bahwa seluruh informasi penting telah disampaikan secara terbuka sesuai ketentuan pasar modal.
“Perseroan memastikan seluruh kegiatan usaha berjalan normal dan tidak ada informasi material yang belum diungkapkan kepada publik,” ujar Eko dalam keterangan resmi pada Jumat, 14 November 2025. Eko menyoroti pentingnya stabilitas operasional dalam menjaga kepercayaan investor.
Meski begitu, Eko menjelaskan bahwa perusahaan memang sedang mengkaji berbagai rencana strategis. Kajian tersebut mencakup kemungkinan melakukan aksi korporasi yang dapat memperkuat struktur pendanaan perusahaan.
Menurutnya, opsi-opsi pendanaan masih dalam proses analisis menyeluruh. Perusahaan belum menetapkan bentuk pendanaan spesifik yang akan digunakan.
Manajemen menegaskan bahwa setiap langkah perusahaan selalu mengedepankan prinsip keterbukaan. Begitu evaluasi selesai dilakukan, mereka akan menyampaikan informasi resmi kepada publik.
“Transparansi tetap menjadi komitmen utama kami dalam setiap langkah strategis perusahaan,” imbuh Eko. Ia menambahkan bahwa komunikasi yang jelas kepada investor menjadi faktor penting dalam menjaga nilai perusahaan.
Kajian Pendanaan untuk Perkuat Ekspansi Bisnis RAFI
Eko menyampaikan bahwa perusahaan sedang menyiapkan rencana aksi korporasi sebagai bagian dari strategi pertumbuhan. Kajian yang dilakukan meliputi opsi pendanaan melalui penerbitan saham baru maupun instrumen utang.
“Saat ini perseroan sedang melakukan kajian mendalam atas rencana aksi korporasi tersebut,” ujarnya. Ia menekankan bahwa pendanaan diperlukan untuk mendukung ekspansi yang berjalan secara berkelanjutan.
Perusahaan menilai struktur pendanaan yang kuat akan mendorong kemampuan ekspansi jaringan dan penguatan posisi dalam industri bahan baku makanan. Oleh karena itu, manajemen menilai momentum saat ini tepat untuk menyiapkan rencana tersebut.
Kajian yang sedang dilakukan juga mencakup dampak terhadap struktur permodalan dan imbal hasil bagi pemegang saham. Manajemen ingin memastikan bahwa setiap keputusan pendanaan tetap memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan.
Dengan demikian, strategi yang dipilih tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, tetapi juga pada stabilitas operasional. Hal tersebut dianggap penting mengingat kondisi pasar yang dinamis dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, Eko menegaskan bahwa tidak ada rencana perubahan terkait kepemilikan saham pemegang saham utama. Ia memastikan tidak terdapat aksi korporasi yang dapat memengaruhi status pencatatan saham RAFI di Bursa dalam waktu dekat.
Dukungan Kebijakan Pemerintah Dorong Optimisme Kinerja Perusahaan
Sebelumnya, manajemen RAFI menyampaikan keyakinan bahwa prospek bisnis perusahaan berada dalam tren positif. Peningkatan kebutuhan bahan baku makanan dan minuman dinilai menjadi peluang besar bagi perusahaan.
Kebijakan pemerintah seperti program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu faktor yang mendorong permintaan. Program tersebut memperluas kebutuhan distribusi bahan baku ke berbagai wilayah.
RAFI menargetkan pertumbuhan industri sebesar 5 persen hingga 10 persen pada tahun ini. Target tersebut dianggap realistis dengan mempertimbangkan peningkatan permintaan dari berbagai program strategis nasional.
Untuk mendukung target tersebut, perusahaan memperluas jaringan distribusi ke lebih banyak wilayah. Jangkauan distribusi RAFI kini meluas hingga Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa Timur.
Selain jaringan distribusi fisik, perusahaan memperkuat kemitraan strategis dalam sektor food supply. Kemitraan ini memungkinkan RAFI untuk menjaga kelancaran rantai pasok dan memenuhi permintaan dalam skala besar.
Dengan melihat tingkat kebutuhan bahan baku yang meningkat, perusahaan menilai ekspansi jaringan sebagai langkah penting. Langkah ini sekaligus meningkatkan daya saing RAFI di tingkat nasional.
Ekspansi Produk dan Jaringan Waralaba Jadi Motor Pertumbuhan
Selain memperluas jaringan distribusi, RAFI juga mengembangkan lini produk untuk memperkuat portofolio bisnis. Pengembangan ini termasuk lini Eskabeh Food yang menyasar kebutuhan bahan baku makanan modern.
Langkah tersebut diharapkan dapat memperbesar pasar RAFI dalam industri pengolahan makanan. Perusahaan juga meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan industri yang terus berkembang.
Selain lini Eskabeh Food, RAFI memperkuat brand waralaba seperti Kebab Turki Babarafi. Brand tersebut telah berkembang luas dan memiliki basis konsumen yang besar di berbagai kota.
Dengan penguatan brand waralaba yang sudah dikenal, RAFI melihat peluang pertumbuhan yang lebih besar pada sektor makanan cepat saji. Brand waralaba ini menjadi salah satu motor pertumbuhan pendapatan bagi perusahaan.
Manajemen menilai bahwa diversifikasi bisnis melalui pengembangan lini produk dan perluasan jaringan mitra akan memperkuat posisi perusahaan. Langkah ini membuat RAFI tidak hanya bergantung pada satu segmen pasar.
Dalam menghadapi persaingan industri makanan dan distribusi bahan baku, manajemen melihat pentingnya memperkuat keterhubungan antarunit bisnis. Perusahaan ingin menjaga konsistensi kualitas dan menjaga pasokan berjalan lancar di seluruh jaringan.
Ekspansi produk dan jaringan waralaba juga memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan bisnis RAFI. Perusahaan menilai strategi tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi pemegang saham.