JAKARTA - Upaya meningkatkan kemudahan mobilitas masyarakat kembali dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui serangkaian penyesuaian operasional LRT Jabodebek mulai 11–30 November 2025. Penyesuaian ini dilakukan pada hari kerja untuk menambah frekuensi perjalanan sekaligus mempercepat waktu tunggu penumpang di seluruh lintasan layanan LRT.
KAI menargetkan agar perubahan ini dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman bagi pengguna yang selama ini mengandalkan LRT sebagai transportasi utama menuju tempat kerja maupun aktivitas harian lainnya. Berbagai langkah strategis pun disiapkan untuk memastikan bahwa peningkatan layanan ini memberikan dampak nyata dan dapat dirasakan langsung oleh seluruh penumpang.
Frekuensi Perjalanan Ditambah untuk Tekan Waktu Tunggu
Dalam masa uji coba tersebut, jumlah perjalanan harian LRT Jabodebek meningkat signifikan dari 396 perjalanan menjadi 430 perjalanan. Kenaikan jumlah perjalanan ini berjalan beriringan dengan bertambahnya jumlah rangkaian yang dioperasikan, dari sebelumnya 24 rangkaian menjadi 26 rangkaian di seluruh lintasan.
Tambahan rangkaian ini diharapkan mampu mengurangi kepadatan penumpang yang kerap terjadi di beberapa stasiun saat jam sibuk pagi dan sore hari. Dengan kapasitas angkut yang lebih besar dan frekuensi yang lebih sering, penumpang diharapkan mendapatkan pengalaman yang lebih lancar dan efisien.
Pada lintasan Jatimulya atau Harjamukti menuju Cawang maupun dari arah sebaliknya, waktu tunggu dipangkas menjadi sekitar 8 menit 15 detik pada jam-jam tersibuk. Pengurangan waktu tunggu ini menjadi salah satu poin penting karena selama ini penumpang pada rute tersebut sering menghadapi antrean panjang saat volume penumpang meningkat tajam.
Sementara itu, untuk perjalanan dari Cawang menuju Dukuh Atas BNI, waktu jeda antar kereta diperpendek menjadi hanya 4 menit 7,5 detik. Perubahan ini membuat rute yang menjadi penghubung utama pekerja menuju pusat bisnis Jakarta tersebut menjadi lebih responsif terhadap lonjakan mobilitas harian.
Dengan headway yang lebih pendek, penumpang tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu menunggu kereta berikutnya, terutama pada periode pagi antara pukul 06.00 hingga 09.00 dan sore hari antara pukul 16.00 hingga 19.00. Kecepatan sirkulasi rangkaian juga diharapkan dapat menekan kepadatan pada peron yang selama ini cukup mengganggu kenyamanan.
Pemantauan Real Time Selama Uji Coba Berlangsung
Executive Vice President LRT Jabodebek menjelaskan bahwa selama masa uji coba berlangsung, seluruh pergerakan kereta akan dipantau secara real time oleh petugas operasional. Pemantauan ini difokuskan untuk mengevaluasi performa kereta dari berbagai aspek mulai dari kecepatan, waktu tempuh, hingga ketepatan jadwal kedatangan dan keberangkatan.
Pemantauan secara menyeluruh tersebut juga menjadi bahan bagi tim teknis untuk memastikan seluruh perjalanan berjalan aman dan sesuai dengan standar operasional yang berlaku. Dengan pengawasan intensif, KAI berharap bisa mendeteksi lebih cepat apabila terdapat potensi kendala teknis ataupun hambatan di lapangan.
Setelah masa uji coba berakhir pada 30 November 2025, data hasil pemantauan akan dikumpulkan dan dianalisis secara terperinci. Hasil evaluasi ini akan menentukan apakah pola operasional baru tersebut layak diterapkan secara permanen atau memerlukan penyesuaian lanjutan.
KAI juga menegaskan bahwa evaluasi ini menjadi acuan untuk memperbaiki waktu tempuh secara menyeluruh agar layanan LRT semakin kompetitif dibandingkan moda transportasi lainnya. Pertimbangan teknis maupun kebutuhan pengguna harian akan menjadi bagian utama dalam proses penentuan skema operasional berikutnya.
Keselamatan Tetap Jadi Prioritas Utama KAI
Purnomosidi selaku bagian dari manajemen LRT Jabodebek menegaskan bahwa seluruh perubahan terkait peningkatan layanan dilakukan tanpa melupakan aspek keselamatan. Setiap kebijakan operasional baru diterapkan melalui perhitungan yang matang agar peningkatan kapasitas layanan tidak mengurangi standar keamanan yang sudah diterapkan sejak awal beroperasi.
KAI memastikan bahwa seluruh rangkaian kereta yang dioperasikan telah melalui pemeriksaan rutin untuk menjaga keandalan armada selama masa uji coba berlangsung. Pemeriksaan berkala ini meliputi pengecekan sistem kelistrikan, rem, sinyal, dan komponen vital lainnya agar perjalanan tetap stabil meskipun frekuensi kedatangan kereta meningkat.
Hingga tahun 2025, layanan LRT Jabodebek telah mencatat penggunaan mencapai sekitar 23,5 juta penumpang sejak pertama kali dioperasikan. Angka tersebut mencerminkan pertumbuhan minat masyarakat terhadap moda transportasi modern yang lebih cepat, bebas macet, dan ramah lingkungan.
Pada hari kerja, jumlah penumpang harian bahkan telah menembus angka lebih dari 105 ribu orang. Dengan jumlah pengguna sebesar itu, peningkatan frekuensi kereta menjadi kebutuhan mendesak untuk mengimbangi pertumbuhan pergerakan masyarakat yang semakin tinggi setiap tahunnya.
KAI menyatakan bahwa informasi terbaru mengenai jadwal perjalanan selama masa uji coba akan disampaikan melalui kanal resmi media sosial LRT Jabodebek. Penumpang diimbau untuk memperhatikan pembaruan jadwal agar perjalanan dapat direncanakan lebih baik, terutama bagi pekerja yang mengandalkan ketepatan waktu.
Melalui langkah peningkatan layanan ini, KAI kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan transportasi publik yang modern, aman, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Jabodetabek. Peningkatan frekuensi perjalanan hanya menjadi salah satu dari banyak upaya yang dilakukan untuk menciptakan layanan yang semakin baik setiap tahunnya.