Risiko Stroke

Waspadai! Penyakit Gusi dan Gigi Berlubang Bisa Gandakan Risiko Stroke

Waspadai! Penyakit Gusi dan Gigi Berlubang Bisa Gandakan Risiko Stroke
Waspadai! Penyakit Gusi dan Gigi Berlubang Bisa Gandakan Risiko Stroke

JAKARTA - Kesehatan mulut sering kali dianggap sepele, padahal dampaknya bisa meluas hingga ke organ vital seperti jantung dan otak. Studi terbaru mengungkap bahwa masalah umum seperti gusi berdarah dan gigi berlubang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke secara signifikan.

Temuan ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk tidak mengabaikan perawatan gigi dan gusi. Menjaga kebersihan mulut ternyata tidak hanya tentang estetika, tetapi juga berkaitan erat dengan pencegahan penyakit yang mematikan.

Hubungan Antara Kesehatan Mulut dan Risiko Stroke

Para ilmuwan dari Universitas South Carolina menemukan hubungan kuat antara penyakit gusi, gigi berlubang, dan meningkatnya risiko stroke iskemik. Penelitian ini menyoroti pentingnya kesehatan mulut sebagai bagian dari strategi pencegahan penyakit pembuluh darah otak.

Selama bertahun-tahun, penyakit gusi (periodontitis) dan karies gigi telah dikaitkan secara terpisah dengan gangguan kardiovaskular. Namun, penelitian ini menjadi salah satu yang pertama menganalisis efek keduanya secara bersamaan terhadap risiko stroke.

Ketua Departemen Neurologi Universitas South Carolina, Dr. Souvik Sen, menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan peningkatan risiko yang signifikan. “Kami menemukan orang dengan karies gigi dan penyakit gusi memiliki risiko stroke hampir dua kali lipat dibandingkan mereka yang memiliki kesehatan mulut yang baik, bahkan setelah mengontrol faktor risiko kardiovaskular,” ujarnya.

Penelitian Jangka Panjang dengan Hasil Mengejutkan

Penelitian ini melibatkan 5.986 orang dewasa dengan usia rata-rata 63 tahun yang sebelumnya tidak memiliki riwayat stroke, penyakit jantung koroner, atau kondisi serius lainnya. Selama 21 tahun masa observasi, para peserta dipantau untuk melihat hubungan antara kondisi mulut dan kejadian stroke yang muncul kemudian.

Setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti kebiasaan merokok, indeks massa tubuh, serta pola makan, hasilnya menunjukkan hubungan yang konsisten antara masalah gigi dan meningkatnya risiko stroke.

Orang dengan penyakit gusi saja memiliki risiko stroke 44 persen lebih tinggi dibandingkan mereka dengan gusi sehat. Sedangkan peserta yang mengalami penyakit gusi dan gigi berlubang sekaligus memiliki risiko stroke 86 persen lebih tinggi.

Angka Kasus Stroke Naik Drastis pada Penderita Penyakit Gusi

Dalam kelompok peserta dengan kesehatan mulut yang baik, hanya 4,1 persen yang mengalami stroke selama masa penelitian. Namun, angka itu meningkat menjadi 6,9 persen pada penderita radang gusi, dan melonjak hingga 10 persen pada kelompok yang memiliki kombinasi gigi berlubang dan penyakit gusi.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa kesehatan mulut memiliki peran penting terhadap sistem peredaran darah otak. Bahkan setelah mengontrol variabel lain seperti tekanan darah dan kadar kolesterol, efeknya tetap terlihat signifikan.

Menurut Dr. Sen, temuan ini memperkuat hipotesis bahwa infeksi kronis di rongga mulut bisa menyebabkan peradangan sistemik yang memengaruhi pembuluh darah otak. “Temuan ini menunjukkan, menjaga kesehatan mulut bisa menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan stroke,” katanya.

Mekanisme Ilmiah di Balik Hubungan Gigi dan Stroke

Para peneliti menduga, peradangan kronis yang disebabkan oleh bakteri di gusi menjadi pemicu utama. Bakteri dari rongga mulut dapat menyebar melalui aliran darah, lalu menempel pada dinding pembuluh darah.

Kondisi tersebut dapat memicu pembentukan plak dan penyumbatan pada arteri, yang berpotensi menyebabkan stroke iskemik. Selain itu, respon imun tubuh terhadap infeksi juga bisa memperburuk peradangan dan merusak jaringan pembuluh darah.

Penyebaran bakteri seperti Porphyromonas gingivalis dan Streptococcus mutans dari mulut ke darah menjadi perhatian utama karena kedua jenis bakteri ini sering ditemukan pada pasien dengan stroke.

Pemeriksaan Gigi Rutin Turunkan Risiko Hingga 81 Persen

Penelitian juga menyoroti pentingnya pemeriksaan gigi secara rutin. Peserta yang rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi terbukti memiliki 81 persen risiko lebih rendah mengalami kombinasi penyakit gusi dan gigi berlubang.

Selain itu, mereka juga memiliki 29 persen risiko lebih rendah untuk mengalami penyakit gusi saja. Kebiasaan sederhana seperti membersihkan gigi secara teratur, menyikat dua kali sehari, dan menggunakan benang gigi ternyata sangat efektif dalam menurunkan risiko penyakit sistemik.

Secara keseluruhan, orang dengan penyakit gusi dan gigi berlubang juga memiliki 36 persen risiko lebih tinggi mengalami kejadian kardiovaskular besar lainnya, seperti serangan jantung dan stroke fatal, dibandingkan mereka yang memiliki gigi sehat.

Tanda-Tanda Awal yang Perlu Diwaspadai

Gejala awal penyakit gusi sering kali diabaikan karena dianggap ringan. Padahal, tanda-tanda seperti gusi mudah berdarah, bau mulut, atau gusi yang tampak bengkak bisa menjadi indikator awal peradangan kronis.

Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi periodontitis yang merusak jaringan penyangga gigi dan memicu infeksi serius. “Siapa pun yang mengalami tanda-tanda penyakit gusi atau gigi berlubang sebaiknya segera mendapat perawatan,” tegas Dr. Sen.

Menurutnya, penanganan dini bukan hanya untuk menyelamatkan gigi, tetapi juga penting untuk menjaga kesehatan jantung dan otak.

Menjaga Kesehatan Mulut untuk Mencegah Penyakit Mematikan

Perawatan mulut yang baik tidak memerlukan upaya besar, tetapi memberi manfaat luar biasa bagi kesehatan jangka panjang. Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta berfluoride, menggunakan benang gigi, serta rutin memeriksakan diri ke dokter gigi setiap enam bulan adalah langkah dasar yang sangat efektif.

Selain itu, mengurangi konsumsi gula, berhenti merokok, dan memperbanyak asupan air putih juga dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri sehat di dalam mulut. Dengan begitu, risiko infeksi dan peradangan dapat ditekan secara signifikan.

Menjaga kebersihan mulut bukan hanya soal mencegah gigi berlubang atau napas tidak sedap, tetapi juga tentang melindungi tubuh dari penyakit kronis yang lebih serius, termasuk stroke.

Penelitian dari Universitas South Carolina memberikan bukti kuat bahwa kesehatan mulut memiliki hubungan langsung dengan kesehatan otak dan jantung. Penyakit gusi dan gigi berlubang yang dibiarkan tanpa perawatan dapat menggandakan risiko seseorang mengalami stroke.

Menjaga kebersihan gigi dan mulut bukan lagi sekadar rutinitas, melainkan langkah pencegahan penting terhadap penyakit mematikan. Dengan pemeriksaan rutin, pola makan seimbang, serta kebiasaan menjaga kebersihan mulut yang konsisten, risiko stroke dapat ditekan secara signifikan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index