PTPP

PTPP Fokus ke Bisnis Inti, Lepas Dua Anak Usaha Senilai Rp 1,7 Triliun

PTPP Fokus ke Bisnis Inti, Lepas Dua Anak Usaha Senilai Rp 1,7 Triliun
PTPP Fokus ke Bisnis Inti, Lepas Dua Anak Usaha Senilai Rp 1,7 Triliun

JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk atau PTPP mengambil langkah strategis dengan melakukan divestasi terhadap dua anak usahanya yang memiliki nilai total mencapai Rp 1,7 triliun. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat bisnis inti dan meningkatkan efisiensi keuangan.

Rencana divestasi ini juga menjadi upaya penataan ulang portofolio bisnis agar lebih selaras dengan arah pertumbuhan berkelanjutan yang ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029 bertema “Back to Core”.

Divestasi PT PP Infrastruktur dan PT Celebes Railway Indonesia

PTPP akan melepaskan 81% kepemilikan saham atau 621.161 lembar saham di PT PP Infrastruktur kepada pihak non-afiliasi, yaitu PT Varsha Zamindo Laksana, dengan nilai transaksi sekitar Rp 1,4 triliun. Setelah transaksi ini selesai, kepemilikan PTPP di PT PP Infrastruktur akan menurun signifikan dari 99,15% menjadi 18,15%.

Langkah berikutnya, PTPP juga akan melepas 47,81% kepemilikan saham atau 142.180 lembar saham di PT Celebes Railway Indonesia kepada PT Solra Energi Terbarukan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 282,1 miliar. Setelah transaksi tersebut tuntas, PTPP tidak lagi memiliki saham di PT Celebes Railway Indonesia.

Restrukturisasi untuk Efisiensi dan Fokus pada Sektor Konstruksi

Kedua langkah divestasi ini merupakan bagian penting dari strategi PTPP untuk memperkuat bisnis utama dan menyehatkan struktur keuangan perusahaan. Dengan melepas aset non-inti, PTPP dapat lebih fokus pada bidang yang menjadi tulang punggung bisnis, yaitu konstruksi gedung, infrastruktur, serta Engineering, Procurement & Construction (EPC).

Bisnis inti tersebut selama ini menyumbang lebih dari 80% total pendapatan perusahaan, sehingga fokus ke segmen tersebut diharapkan mampu memperkuat posisi PTPP di industri konstruksi nasional.

Tabel Rencana Divestasi PTPP 2025

Anak UsahaPihak PembeliNilai TransaksiPersentase Saham DilepasStatus Setelah Transaksi
PT PP InfrastrukturPT Varsha Zamindo LaksanaRp 1,4 triliun81%PTPP masih memiliki 18,15%
PT Celebes Railway IndonesiaPT Solra Energi TerbarukanRp 282,1 miliar47,81%PTPP keluar sepenuhnya

Langkah restrukturisasi ini akan dibahas secara resmi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 18 Desember 2025.

Menata Portofolio untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Rencana divestasi ini tidak hanya sekadar menjual aset, tetapi merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk menata kembali portofolio bisnis. Dengan pengelolaan yang lebih fokus, PTPP dapat mengarahkan sumber daya dan investasi pada sektor-sektor yang memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan jangka panjang.

Melalui pendekatan “Back to Core”, perusahaan menargetkan peningkatan efisiensi operasional serta kualitas proyek agar lebih kompetitif di pasar konstruksi nasional dan internasional.

Optimalisasi Arus Kas dan Penguatan Struktur Keuangan

Dana yang diperoleh dari hasil divestasi akan menjadi tambahan likuiditas yang penting bagi operasional perusahaan. Selain memperkuat arus kas, dana tersebut juga berpotensi digunakan untuk mendukung pengembangan proyek-proyek di segmen bisnis inti yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

PTPP berharap langkah ini dapat memperbaiki struktur keuangan dan meningkatkan kapasitas pembiayaan tanpa harus bergantung pada utang baru. Strategi tersebut akan memperkuat ketahanan perusahaan terhadap fluktuasi pasar dan memperbesar peluang ekspansi di masa depan.

Fokus pada Operational Excellence dan Kinerja Konstruksi

Dalam menjalankan strategi restrukturisasi, PTPP juga menekankan pentingnya operational excellence di setiap lini bisnis konstruksi. Perusahaan akan terus berupaya meningkatkan efisiensi kerja, memperkuat manajemen proyek, serta menerapkan inovasi teknologi di bidang konstruksi.

Fokus utama perusahaan adalah memastikan setiap proyek berjalan tepat waktu dengan kualitas terbaik, sekaligus mendukung program pembangunan nasional di sektor infrastruktur dan perumahan.

Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan yang Lebih Stabil

Divestasi ini mencerminkan langkah hati-hati namun tegas dari manajemen dalam mengelola bisnis yang beragam agar tetap berorientasi pada profitabilitas. Dengan berfokus pada kegiatan yang menjadi kekuatan utama, PTPP diharapkan dapat memperkuat kinerja keuangan sekaligus menjaga keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.

Upaya tersebut juga menjadi bagian dari program penyehatan keuangan yang diarahkan untuk menjaga kelangsungan usaha dan nilai perusahaan di tengah tantangan industri konstruksi yang semakin kompetitif.

Mendukung Transformasi Menuju Konstruksi Berkelanjutan

Selain fokus pada efisiensi bisnis, PTPP juga terus mendorong inovasi hijau dalam proses konstruksi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Perusahaan berkomitmen mengadopsi teknologi ramah lingkungan serta metode kerja yang efisien energi guna menekan emisi karbon.

Transformasi ini tidak hanya memperkuat daya saing perusahaan di tingkat nasional, tetapi juga sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah. Dengan strategi ini, PTPP menunjukkan perannya sebagai pionir dalam menghadirkan solusi konstruksi modern yang berkelanjutan.

PTPP Fokus pada Arah Bisnis Inti untuk Masa Depan Lebih Kuat

Langkah divestasi dua anak usaha senilai Rp 1,7 triliun menjadi sinyal kuat komitmen PTPP untuk memperkuat bisnis utama dan menjaga stabilitas keuangan. Melalui strategi “Back to Core”, perusahaan memantapkan arah bisnis agar lebih fokus, efisien, dan berkelanjutan.

Dengan struktur keuangan yang lebih sehat, efisiensi operasional yang meningkat, serta dukungan penuh dari para pemegang saham, PTPP optimistis dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia. Langkah ini menjadi fondasi penting untuk memasuki babak baru pertumbuhan yang lebih solid di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index