JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) selalu menjadi perhatian masyarakat. Pertamina kembali menyesuaikan harga BBM non-subsidi pada bulan November 2025.
Meski begitu, masyarakat masih bisa mengandalkan beberapa jenis BBM dengan harga yang stabil. Hal ini penting untuk pengelolaan anggaran transportasi sehari-hari.
Kenaikan Harga BBM Non-Subsidi
Dua jenis BBM non-subsidi yang mengalami kenaikan adalah Pertamina Dex (Pertadex) dan Dexlite. Kenaikan ini terjadi meski sebelumnya pada bulan Oktober 2025 kedua jenis BBM ini juga sudah mengalami penyesuaian harga.
Kenaikan harga pada November 2025 relatif tidak signifikan. Namun, masyarakat tetap perlu mengetahui perubahan harga terbaru untuk menyesuaikan penggunaan BBM.
Pertamina menjelaskan bahwa penyesuaian harga BBM didasarkan pada tren harga rata-rata minyak dunia. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi faktor penentu harga BBM.
Kebijakan penyesuaian harga dilakukan oleh Pertamina bekerja sama dengan pemerintah. Hal ini bertujuan menjaga kestabilan ekonomi dan pasokan BBM di seluruh Indonesia.
Harga BBM Subsidi dan Non-Subsidi
Selain Pertadex dan Dexlite, harga Pertamax dan Pertamax Turbo tetap menjadi perhatian banyak konsumen. BBM subsidi seperti Pertalite dan solar juga masih dijual dengan harga stabil.
Harga BBM bisa berbeda antar wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, pengecekan harga secara berkala di SPBU atau aplikasi MyPertamina sangat dianjurkan.
Berikut tabel update harga BBM Pertamina terbaru per 13 November 2025:
| Provinsi/FTZ | Pertamax Turbo | Pertamax Green | Pertamax | Pertamina Dex | Dexlite |
|---|---|---|---|---|---|
| Aceh | Rp 13.400 | - | Rp 12.500 | Rp 14.500 (14.300) | Rp 14.200 (14.000) |
| FTZ Sabang | - | - | Rp 11.500 | - | Rp 13.000 |
| Sumatera Utara | Rp 13.400 | - | Rp 12.500 | Rp 14.500 (14.300) | Rp 14.200 (14.000) |
| Sumatera Barat | Rp 13.700 | - | Rp 12.800 | Rp 14.800 (14.600) | Rp 14.500 (14.300) |
| Riau | Rp 13.700 | - | Rp 12.800 | Rp 14.800 (14.600) | Rp 14.500 (14.300) |
| Kepulauan Riau | Rp 13.700 | - | Rp 12.800 | Rp 14.800 (14.600) | Rp 14.500 (14.300) |
| FTZ Batam | Rp 12.450 | - | Rp 11.700 | Rp 13.500 | Rp 13.200 |
| DKI Jakarta | Rp 13.100 | Rp 13.000 | Rp 12.200 | Rp 14.200 (14.000) | Rp 13.900 (13.700) |
| Jawa Barat | Rp 13.100 | Rp 13.000 | Rp 12.200 | Rp 14.200 (14.000) | Rp 13.900 (13.700) |
| Bali | Rp 13.100 | Rp 13.000 | Rp 12.200 | Rp 14.200 (14.000) | Rp 13.900 (13.700) |
(Catatan: Angka dalam tanda kurung menunjukkan harga sebelumnya)
Perbedaan Harga BBM Antar Wilayah
Perbedaan harga BBM antar wilayah dipengaruhi oleh distribusi dan logistik. Wilayah yang lebih jauh dari pusat distribusi biasanya memiliki harga sedikit lebih tinggi.
Misalnya, harga Pertamax di FTZ Sabang lebih rendah dibandingkan Aceh daratan. Hal ini menunjukkan penyesuaian harga mempertimbangkan kondisi lokal.
Harga Dexlite di beberapa provinsi di Kalimantan juga mengalami kenaikan dari Rp 14.000 menjadi Rp 14.200 per liter. Pertamina Dex (Pertadex) di Kalimantan Selatan naik dari Rp 14.600 menjadi Rp 14.800.
Konsumen di Jawa dan Bali cenderung melihat harga Pertamax Turbo dan Pertamax Green lebih stabil. Namun, Dexlite dan Pertadex tetap mengalami kenaikan sedikit demi sedikit.
Tips Memantau Harga BBM
Agar tidak kaget dengan kenaikan harga, masyarakat dianjurkan menggunakan aplikasi resmi Pertamina. Aplikasi ini memberikan update harga BBM per SPBU secara real-time.
Selain itu, masyarakat dapat membandingkan harga antar wilayah jika sering melakukan perjalanan antar kota atau provinsi. Dengan begitu, pengeluaran untuk BBM bisa lebih efisien.
Kebijakan harga BBM di Indonesia selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar internasional. Oleh karena itu, kenaikan atau penurunan harga bisa terjadi kapan saja mengikuti tren minyak dunia.
Kesimpulannya, meski Pertamina Dex dan Dexlite naik harga pada 13 November 2025, masih ada beberapa jenis BBM yang harganya stabil. Pemeriksaan harga secara rutin tetap penting untuk mengatur anggaran transportasi harian.
Dengan memahami harga BBM terbaru dan perbedaan antar wilayah, masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan bahan bakar. Hal ini membantu menjaga pengeluaran tetap terkendali meskipun ada penyesuaian harga BBM.