JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, bagian dari subholding PTPN III (Persero), berhasil membukukan laba bersih Rp 3,48 triliun hingga kuartal III-2025. Angka ini melonjak 84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih didorong oleh produktivitas kelapa sawit yang meningkat, efisiensi biaya, dan implementasi sistem digital di seluruh lini operasional. Pendapatan konsolidasi PalmCo tercatat Rp 33,2 triliun, tumbuh 23 persen secara tahunan.
Komoditas kelapa sawit masih menjadi penopang utama, menyumbang Rp 32,3 triliun atau sekitar 97 persen dari total pendapatan. Direktur Utama PalmCo, Jatmiko K. Santosa, menyebut lonjakan laba ini sebagai bukti strategi integrasi operasional dan digitalisasi berjalan efektif.
“Produktivitas tandan buah segar dan CPO meningkat, margin terjaga, dan aset perusahaan semakin efisien,” ujar Jatmiko.
Produksi dan Efisiensi Meningkat
Dari sisi operasional, produksi minyak sawit mentah (CPO) dari kebun inti PalmCo mencapai 1,5 juta ton, naik 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi dari plasma dan pihak ketiga juga meningkat 17 persen menjadi 450.000 ton.
Secara keseluruhan, PalmCo mengelola 453.000 hektar tanaman sawit dengan produktivitas tandan buah segar rata-rata 14,8 ton per hektar. Rendemen minyak sawit tercatat 21,9 persen, sementara harga jual rata-rata CPO mencapai Rp 14.192 per kilogram.
Pendapatan tambahan dari palm kernel dan karet masing-masing tercatat Rp 1,1 triliun dan Rp 0,8 triliun. Efisiensi biaya menjadi salah satu penopang utama kinerja, berkat sistem PalmCo Business Cockpit dan Agro View yang memantau aktivitas kebun dan pabrik secara real time.
“Digitalisasi menjadi tulang punggung efisiensi kami. Sistem terpadu ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data, dari kebun hingga manajemen pusat,” kata Jatmiko.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) PalmCo mencapai Rp 7,5 triliun. Margin EBITDA tercatat 23 persen, meningkat 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penguatan Profitabilitas Aset
Sejalan dengan arahan pemerintah agar BUMN produktif dan menghasilkan laba proporsional, PalmCo menempatkan penguatan Return on Assets (ROA) sebagai fokus utama. Upaya ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas aset secara maksimal.
“Kami memahami bahwa penguatan profitabilitas berbasis produktivitas aset menjadi kunci keberlanjutan bisnis BUMN,” ujar Jatmiko. Langkah ini dilakukan melalui efisiensi lintas proses, penguatan pasar hilir, dan pengembangan ekonomi sirkular.
Diversifikasi produk turunan sawit juga menjadi bagian dari strategi untuk meningkatkan nilai tambah dan margin keuntungan. Fokus ini memungkinkan PalmCo tetap kompetitif di tengah fluktuasi harga komoditas global.
Optimisme Menutup Tahun di Atas Target
PalmCo menatap kuartal IV-2025 dengan optimisme tinggi, seiring tren harga sawit yang relatif stabil. Produksi yang terus meningkat diyakini akan menopang capaian kinerja keuangan hingga akhir tahun.
Selain mengejar laba, PalmCo menegaskan komitmen mendukung program pemerintah dalam hilirisasi industri sawit dan kesejahteraan petani rakyat. “PalmCo tidak hanya mengejar laba, tetapi juga berperan sebagai penggerak ekonomi daerah,” tambah Jatmiko.
Dengan kinerja yang solid hingga kuartal III-2025, PalmCo menargetkan dapat menutup tahun buku dengan capaian di atas target yang telah ditetapkan manajemen. Peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, dan strategi digitalisasi diyakini menjadi kunci keberhasilan perusahaan.