JAKARTA - Menyambut Hari Pneumonia Sedunia pada 12 November, kesadaran orang tua menjadi kunci perlindungan anak. Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan bawah yang menjadi salah satu penyebab utama kematian balita, termasuk di Indonesia.
Setiap tahunnya, lebih dari 725.000 anak di bawah lima tahun meninggal di seluruh dunia akibat penyakit ini. Termasuk di antaranya sekitar 190.000 bayi baru lahir yang sangat rentan terhadap infeksi.
Selain ancaman kesehatan, pneumonia menimbulkan beban ekonomi yang besar. Data BPJS Kesehatan mencatat total biaya pengobatan mencapai sekitar Rp8,7 triliun pada tahun 2023.
Angka tersebut menggambarkan urgensi penanganan pneumonia secara serius. Upaya pencegahan dan pengendalian harus dilakukan bersama untuk menekan kematian akibat penyakit ini.
Peran Vaksinasi dalam Pencegahan Pneumonia
Harapan menekan angka kematian akibat pneumonia masih terbuka lebar. Global Burden of Disease (GBD) menyebut kematian pada anak dapat mendekati nol pada 2030 melalui cakupan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) di atas 90%.
Menurut Dokter Anak Konsultan Respirologi FKUI RSCM, Wahyuni Indawati, vaksinasi merupakan hak dasar setiap anak. Vaksin PCV menjadi langkah penting menjaga kesehatan anak sekaligus memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional.
“Melengkapi imunisasi sesuai rekomendasi pemerintah dan Ikatan Dokter Anak Indonesia [IDAI] merupakan bentuk perlindungan penting terhadap bahaya pneumonia,” ujarnya. Upaya penanggulangan pneumonia perlu dilakukan secara holistik, mencakup perlindungan, pencegahan, dan pengobatan yang tepat.
Pemerintah telah memasukkan PCV ke dalam Program Imunisasi Nasional. Langkah ini membantu memberikan perlindungan bagi jutaan anak Indonesia dari pneumonia.
Strategi Orang Tua dalam Melindungi Anak
Tantangan utama saat ini adalah memastikan setiap anak mendapat dosis lengkap sesuai jadwal. Orang tua perlu memahami langkah-langkah terbaik menjaga kesehatan anak, termasuk jadwal imunisasi dan pengawasan kondisi anak.
Vaksinasi telah terbukti menjadi intervensi paling efektif terhadap pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Pemberian vaksin pada anak menurunkan kejadian penyakit pneumokokus, sekaligus mengurangi penularan ke anak dan orang dewasa yang belum divaksin.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan imunisasi PCV pada usia 2, 4, dan 6 bulan dengan booster di usia 12–15 bulan. Anak yang belum mendapat vaksin sesuai jadwal tetap bisa menerima PCV dengan penyesuaian dosis sesuai usia, termasuk satu dosis untuk anak berisiko tinggi di atas lima tahun.
Dalam jadwal imunisasi 2024, vaksin PCV15 diperkenalkan dengan cakupan lebih luas terhadap 15 serotipe, termasuk 22F dan 33F yang belum tercakup dalam PCV13. Meski vaksin sudah tersedia, rendahnya kesadaran orang tua, misinformasi, dan keterlambatan deteksi tetap menjadi tantangan.
Deteksi Dini dan Penanganan Pneumonia
Pencegahan tidak cukup tanpa kewaspadaan terhadap gejala awal. Dokter Spesialis Anak, Kanya Ayu Paramastri, mengingatkan bahwa batuk dan pilek yang disertai demam dan kesulitan bernapas harus segera diperiksa ke fasilitas kesehatan.
“Deteksi dini adalah kunci terbaik mencegah komplikasi berat, termasuk gagal napas dan kematian,” tegas dr. Kanya. Penanganan tepat waktu akan meningkatkan peluang anak sembuh tanpa efek jangka panjang.
Gejala pneumonia sering disalahartikan sebagai penyakit ringan. Orang tua perlu cermat mengamati tanda-tanda seperti tarikan dinding dada, napas cepat, atau suara mengi saat bernapas.
Selain pengawasan, perlindungan melalui vaksinasi dan lingkungan sehat menjadi kombinasi efektif. Nutrisi baik, kebersihan, dan akses cepat ke fasilitas kesehatan turut mendukung upaya ini.
Implikasi Kesehatan dan Nasional
Upaya melindungi anak dari pneumonia bukan hanya berdampak pada individu. Ketahanan sistem kesehatan nasional juga meningkat dengan menurunnya angka rawat inap dan kematian akibat penyakit ini.
PCV membantu mengurangi beban penyakit pneumokokus di masyarakat. Dengan cakupan luas, anak yang divaksin secara tidak langsung melindungi anak-anak dan orang dewasa yang belum divaksin dari penularan bakteri.
Kesadaran orang tua menjadi faktor krusial dalam keberhasilan program imunisasi. Memberikan vaksin lengkap sesuai jadwal dan waspada terhadap gejala awal mampu menekan angka kematian balita akibat pneumonia secara signifikan.
Pencegahan pneumonia adalah tanggung jawab bersama. Orang tua, tenaga medis, dan pemerintah harus bekerja sama agar setiap anak tumbuh sehat dan terlindungi dari ancaman penyakit serius ini.