Tren Penurunan Yield Obligasi Tahun Ini Buka Peluang Baru bagi Kinerja MI

Rabu, 03 Desember 2025 | 12:48:29 WIB
Tren Penurunan Yield Obligasi Tahun Ini Buka Peluang Baru bagi Kinerja MI

JAKARTA - Pergerakan pasar obligasi kembali menjadi sorotan sepanjang tahun ini karena penurunan imbal hasil atau yield terus terjadi secara konsisten. Kondisi tersebut menciptakan dinamika yang berbeda bagi pengelolaan dana investasi dan memberikan sejumlah implikasi strategis bagi Manajer Investasi dalam meracik portofolio.

Penurunan yield tidak hanya memengaruhi potensi keuntungan jangka pendek, tetapi juga mengubah arah strategi re-investment di pasar obligasi. Respons pasar terhadap perubahan ini menunjukkan adanya pola penyesuaian investor yang tetap aktif memanfaatkan momentum di tengah tren suku bunga menurun.

Di tengah lingkungan pasar yang sedang mengalami perubahan tersebut, PT Sucorinvest Asset Management (AM) menilai bahwa penurunan yield menghadirkan dua sisi dampak yang sama pentingnya bagi dana kelolaan. Di satu sisi memberikan dorongan positif melalui kenaikan harga obligasi, namun di sisi lain menciptakan tantangan bagi instrumen baru dengan kupon yang lebih rendah.

Menurut perusahaan, kondisi pasar pada tahun ini masih memungkinkan pertumbuhan dana kelolaan untuk terus berlanjut meskipun tidak setinggi periode ketika yield berada pada level tinggi. Lingkungan makro yang stabil dan preferensi investor domestik yang cenderung konservatif membuat permintaan terhadap produk pendapatan tetap tetap terjaga.

Dampak Penurunan Yield Terhadap Portofolio dan Pergerakan Dana Kelolaan

Penurunan imbal hasil obligasi sepanjang tahun ini memberikan efek langsung terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Di pasar obligasi, yield yang turun menyebabkan harga obligasi bergerak naik sehingga menciptakan capital gain bagi portofolio yang sudah dimiliki investor.

PT Sucorinvest Asset Management menyatakan bahwa kondisi tersebut menjadi pendorong penting bagi perbaikan kinerja reksadana pendapatan tetap. Investment Specialist Sucorinvest Asset Management, Felisya Wijaya, mengatakan bahwa rally obligasi memberikan keuntungan signifikan bagi portofolio yang sudah mereka kelola.

“Rally obligasi menciptakan capital gain bagi portofolio yang telah dimiliki. Kinerja positif ini biasanya menarik arus masuk baru (inflow) dari investor yang mengejar imbal hasil di tengah tren suku bunga turun,” ujar Felisya kepada Kontan pada Selasa, 2 Desember 2025.

Pernyataannya mempertegas bahwa penurunan yield justru memberikan dorongan bagi sebagian jenis reksadana karena investor melihat peluang keuntungan dari kenaikan harga. Efek inflow tersebut menjadi faktor pendongkrak tambahan bagi peningkatan dana kelolaan terutama dari investor yang aktif merespons momentum pasar.

Di sisi lain, Felisya menyebutkan bahwa yield yang terus menurun membuat peluang re-investment menjadi kurang menarik. Obligasi baru yang diterbitkan di tengah yield rendah cenderung menawarkan kupon lebih kecil sehingga imbal hasil jangka panjang berpotensi lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Meski demikian, ia menilai bahwa imbal hasil dari obligasi masih lebih menarik jika dibandingkan dengan instrumen deposito. Kondisi ini membuat basis investor pada reksadana pendapatan tetap tetap terjaga dan tidak mengalami penurunan minat yang signifikan.

“Secara keseluruhan, penurunan yield tetap memberi sentimen positif bagi pertumbuhan dana kelolaan,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kondisi pasar saat ini masih mampu memberikan ruang bagi pertumbuhan industri meskipun tidak sebesar ketika imbal hasil berada pada level tinggi.

Secara keseluruhan, dinamika ini menunjukkan bahwa pasar obligasi menghadirkan peluang sekaligus konsekuensi strategis. Portofolio lama mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga, namun instrumen baru menghadapi kondisi kupon rendah yang harus disesuaikan oleh Manajer Investasi dalam strategi pengelolaan.

Prospek Dana Kelolaan Tetap Solid di Tengah Suku Bunga Menurun

Felisya melihat prospek dana kelolaan Manajer Investasi masih cukup solid ke depan. Ia menilai bahwa preferensi investor domestik yang cenderung memiliki profil risiko konservatif hingga moderat membuat minat pada reksadana pasar uang dan pendapatan tetap tetap besar.

Meskipun suku bunga acuan mulai menurun, kedua jenis produk tersebut tetap dipandang sebagai langkah peningkatan dari deposito. Investor yang mencari instrumen dengan risiko terukur namun potensi imbal hasil lebih baik tetap melihat reksadana sebagai alternatif yang relevan.

Stabilitas makroekonomi nasional menjadi faktor pendukung yang tidak dapat diabaikan. Ekspektasi pelonggaran moneter global serta inflasi yang terjaga turut memberikan sentimen positif bagi minat investor terhadap aset berbasis obligasi.

Dengan kondisi stabilitas tersebut, pertumbuhan dana kelolaan diperkirakan tetap berlanjut pada tahun mendatang. Pertumbuhan tersebut memang tidak akan seagresif seperti periode ketika yield tinggi, namun masih memberikan ruang perkembangan bagi industri asset management.

Hingga akhir Oktober 2025, Sucorinvest Asset Management mencatat total dana kelolaan sebesar Rp 39,7 triliun. Angka tersebut menunjukkan bahwa minat investor terhadap instrumen pengelolaan dana yang berbasis obligasi dan pasar uang tetap kuat meskipun pasar sedang berada pada fase penyesuaian.

Di tengah tren yield menurun, investor tetap mempertimbangkan faktor risiko dan stabilitas. Reksadana pendapatan tetap masih menjadi pilihan yang dipandang mampu memberikan keseimbangan antara keamanan dan peluang imbal hasil.

Selain itu, pertumbuhan industri juga didorong oleh semakin luasnya pemahaman investor mengenai diversifikasi portofolio. Edukasi pasar terus membantu meningkatkan kesadaran bahwa obligasi, meski yield-nya menurun, tetap menjadi instrumen penting untuk menjaga stabilitas portofolio.

Dengan dukungan faktor-faktor tersebut, Sucorinvest AM yakin bahwa potensi pertumbuhan dana kelolaan masih terbuka sepanjang tahun mendatang. Kinerja positif dari rally obligasi serta preferensi investor menjadi kombinasi yang mendukung stabilitas sektor ini.

Outlook Pasar Obligasi dan Implikasinya bagi Investor

Pasar obligasi masih akan menghadapi dinamika lanjutan terkait kebijakan suku bunga dan arah inflasi global. Kondisi ini memungkinkan adanya perubahan jangka menengah yang perlu diperhatikan oleh Manajer Investasi dan investor.

Penurunan yield yang terjadi tahun ini memberi gambaran bahwa pasar cenderung bergerak menuju lingkungan suku bunga rendah. Lingkungan tersebut biasanya memberikan peluang lebih besar bagi instrumen pendapatan tetap, namun perlu kehati-hatian dalam memilih tenor dan jenis obligasi.

Investor yang memanfaatkan momentum kenaikan harga obligasi bisa memperoleh keuntungan jangka pendek. Namun untuk jangka panjang, strategi re-investment tetap memerlukan analisis mendalam agar potensi imbal hasil dapat terjaga di tengah kupon yang menurun.

Dengan demikian, pasar obligasi secara keseluruhan masih memberikan peluang bagi pertumbuhan dana kelolaan. Manajer Investasi dituntut untuk memaksimalkan strategi pengelolaan portofolio di tengah perubahan kondisi pasar yang dinamis.

Terkini