JAKARTA - Jajaran TNI Angkatan Laut memastikan bantuan logistik dari Presiden Prabowo Subianto tiba di Aceh tanpa hambatan. KRI Sutedi Senoputra-378 mengangkut 50 ton bantuan dan berlabuh di Aceh pada Selasa, 2 Desember 2025 dini hari.
Kapal tersebut sebelumnya berangkat dari Belawan, Sumatera Utara, pada Senin, 1 Desember 2025. Langkah ini dilakukan untuk memastikan distribusi bantuan cepat dan aman sampai ke lokasi terdampak banjir.
Panglima Komando Armada (Koarmada) RI, Laksamana TNI Denih Hendrata, menegaskan bahwa pengerahan KRI bertujuan mendukung operasi kemanusiaan secara optimal. “Kegiatan ini dilaksanakan guna memastikan bantuan Presiden RI sampai di lokasi bencana alam dengan cepat dan optimal,” ujarnya saat dikonfirmasi di Jakarta.
Selain itu, Denih menambahkan bahwa seluruh armada TNI AL tetap siaga. Hal ini penting agar proses pendistribusian logistik tidak terhambat kendala teknis maupun cuaca.
Distribusi Bantuan ke Titik Terdampak
Setelah berlabuh di pelabuhan Aceh, bantuan didistribusikan ke wilayah terdampak menggunakan perahu nelayan yang sudah bersiaga. Metode ini dipilih karena banyak daerah sulit dijangkau jalur darat akibat banjir dan longsor.
TNI AL memastikan koordinasi dengan aparat lokal berjalan lancar untuk menghindari hambatan dalam distribusi. Fokus utama adalah menjangkau warga yang terdampak dan memastikan bantuan cepat sampai ke tangan mereka.
Selain bantuan logistik, personel TNI AL dikerahkan untuk mendukung evakuasi warga di lokasi terdampak banjir. Kehadiran mereka menjadi kunci untuk mempercepat akses ke desa-desa yang masih terisolasi.
Denih menekankan bahwa siaga penuh armada TNI AL akan terus dilakukan. Hal ini termasuk kesiapan KRI lain untuk mengirim bantuan tambahan jika dibutuhkan.
Peran Vital TNI AL dalam Operasi Kemanusiaan
Laksamana Denih menegaskan bahwa TNI AL memiliki fungsi vital dalam operasi bantuan kemanusiaan. Kehadiran KRI dan personel di lapangan merupakan wujud tanggung jawab negara terhadap warga terdampak bencana.
“Upaya ini adalah penegasan bahwa TNI AL sebagai aset pertahanan negara memiliki fungsi vital dalam operasi bantuan kemanusiaan atas instruksi dari Presiden RI,” ujarnya. Penerapan strategi ini menunjukkan kesiapsiagaan TNI AL dalam menghadapi kondisi darurat.
Selain itu, keterlibatan TNI AL membantu mempercepat koordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait. Hal ini memastikan bantuan sampai tepat sasaran dan mendukung pemulihan cepat di Aceh.
Panglima Koarmada menambahkan, setiap operasi bantuan disesuaikan dengan kondisi medan dan kebutuhan warga. Sistem logistik dan armada yang siap siaga menjadi kunci keberhasilan distribusi.
Sinergi Pemerintah dan TNI dalam Penanganan Bencana
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah pusat dalam menangani bencana banjir di Sumatera. Sinergi antara Presiden, TNI AL, pemerintah daerah, dan aparat lokal memastikan respons tanggap darurat lebih efektif.
Distribusi bantuan dilakukan secepat mungkin untuk mencegah krisis lanjutan, seperti kekurangan pangan atau kebutuhan pokok. Fokus pemerintah dan TNI adalah memastikan masyarakat terdampak tidak tertinggal dalam pelayanan dan bantuan.
Selain logistik, pemerintah juga memprioritaskan pemulihan infrastruktur yang terdampak banjir. Pembangunan akses darurat dan rekonstruksi jembatan menjadi langkah jangka menengah yang krusial.
Dengan dukungan penuh TNI AL, Presiden menegaskan bahwa warga terdampak tidak akan menghadapi bencana sendirian. Operasi kemanusiaan ini menunjukkan komitmen negara untuk hadir dan memberikan bantuan maksimal di setiap titik terdampak.