Kunjungan Wisman 2025 Tembus 12,7 Juta, Tren Pemulihan Pariwisata Indonesia Makin Kuat

Selasa, 02 Desember 2025 | 11:32:06 WIB
Kunjungan Wisman 2025 Tembus 12,7 Juta, Tren Pemulihan Pariwisata Indonesia Makin Kuat

JAKARTA - Tren perjalanan internasional menuju Indonesia sepanjang 2025 terus menunjukkan pergerakan positif yang konsisten. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ini menjadi sinyal bahwa minat terhadap destinasi lokal semakin kuat meski pemulihan penuh belum sepenuhnya tercapai.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa total kunjungan wisatawan mancanegara dari Januari hingga Oktober 2025 mencapai 12.759.172 kunjungan. Jumlah tersebut meningkat 10,32 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Walaupun mengalami pertumbuhan signifikan, angka tersebut tetap belum menyamai kondisi sebelum pandemi Covid-19. Pada periode Januari–Oktober 2019, jumlah kunjungan mencapai 13.449.106 sehingga target pemulihan penuh masih berada dalam proses.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyebut bahwa tren pertumbuhan tersebut tetap menjadi indikator positif bagi sektor pariwisata nasional. Ia menjelaskan bahwa dinamika perjalanan internasional terus bergerak menuju tren yang lebih kuat.

Menurut Pudji, kenaikan jumlah wisatawan menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap perjalanan internasional semakin membaik. Hal tersebut turut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang lebih stabil serta promosi pariwisata yang berkelanjutan.

BPS menilai bahwa pergerakan wisatawan sepanjang 2025 menunjukkan pemulihan yang lebih terstruktur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, upaya untuk menutup selisih dengan pencapaian pra-pandemi masih memerlukan peningkatan yang lebih signifikan.

Performa Kunjungan Bulanan Berfluktuasi dengan Dinamika Musiman

BPS juga mencatat bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada Oktober 2025 mencapai 1.327.517 kunjungan. Angka tersebut menunjukkan penurunan 4,83 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Meskipun demikian, bila dibandingkan Oktober tahun lalu, kunjungan wisman pada Oktober 2025 mengalami kenaikan 11,19 persen. Hal ini menandakan adanya pertumbuhan tahunan yang tetap kuat di tengah fluktuasi bulanan.

Pudji Ismartini menyampaikan bahwa pergerakan bulanan wisatawan biasanya dipengaruhi oleh pola musiman. Perbedaan jadwal liburan di sejumlah negara menjadi salah satu faktor yang memengaruhi dinamika tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa pada Oktober 2025, turis asal Malaysia menjadi penyumbang kunjungan terbesar. Wisatawan dari negara tersebut tercatat mencapai 17,13 persen atau sekitar 227,5 ribu kunjungan.

Setelah Malaysia, turis dari Australia menempati posisi kedua terbesar. Wisatawan asal Australia mencapai 11,9 persen atau 158,6 ribu kunjungan.

Di posisi berikutnya, wisatawan asal Singapura mencatatkan porsi 9,4 persen atau 125.100 kunjungan. Tingginya mobilitas antara Indonesia dan Singapura selama ini turut mendukung angka tersebut.

Kunjungan dari China kembali menunjukkan peningkatan dengan kontribusi 8,8 persen atau 117,3 ribu kunjungan. Pergerakan wisatawan asal negara tersebut mulai pulih seiring membaiknya akses perjalanan internasional.

Wisatawan dari Timor Leste tercatat sebesar 6,6 persen atau 86,8 ribu kunjungan. Kedekatan geografis dan intensitas pergerakan lintas wilayah menjadi faktor yang mendukung angka tersebut.

India juga menjadi salah satu negara penyumbang kunjungan dengan porsi 4,1 persen atau 54,9 ribu kunjungan. Tren perjalanan dari India menunjukkan pertumbuhan stabil dalam beberapa tahun terakhir.

Dari Korea Selatan, jumlah wisatawan mencapai 3,6 persen atau 46,6 ribu kunjungan. Hubungan pariwisata antar kedua negara terus berkembang seiring meningkatnya minat wisata budaya.

Turis asal Prancis menyumbang 2,7 persen atau sekitar 35.610 kunjungan. Pasar Eropa Barat tetap memberikan kontribusi meskipun jumlahnya tidak sebesar negara tetangga Indonesia.

Dari Inggris, wisatawan yang datang mencapai 2,6 persen atau 33.900 kunjungan. Permintaan perjalanan dari Inggris umumnya stabil meski dipengaruhi kondisi global tertentu.

Sementara itu, wisatawan dari Amerika Serikat mencapai 2,5 persen atau 33,2 ribu kunjungan. Pangsa pasar dari wilayah tersebut cukup konsisten dengan preferensi perjalanan jarak jauh.

Adapun wisatawan dari berbagai negara lainnya mencapai 30,7 persen atau 408,1 ribu kunjungan. Porsi besar dari kategori ini menunjukkan bahwa keberagaman asal negara wisatawan semakin meluas.

Komposisi Kunjungan Berdasarkan Kebangsaan Menunjukkan Diversifikasi Pasar

Distribusi kunjungan wisatawan berdasarkan negara asal menunjukkan pola yang cukup beragam sepanjang tahun. Malaysia yang menduduki posisi pertama konsisten menunjukkan permintaan tinggi terhadap destinasi Indonesia.

Kedekatan lokasi dan kemudahan akses menjadi faktor penentu tingginya minat wisatawan Malaysia. Selain itu banyaknya penerbangan langsung antara berbagai kota di Malaysia dan Indonesia turut memperkuat arus kunjungan.

Australia yang berada di posisi kedua memperlihatkan pertumbuhan minat perjalanan yang stabil. Wisatawan Australia umumnya gemar mengunjungi destinasi tropis dengan aktivitas outdoor yang menjadi daya tarik Indonesia.

Singapura tetap menjadi salah satu kontributor penting kunjungan wisatawan. Mobilitas kedua negara yang sangat tinggi membuat angka kunjungan tetap kuat sepanjang tahun.

China sebagai pasar besar dunia mulai menunjukkan pemulihan yang lebih nyata. Meningkatnya penerbangan langsung dan pelonggaran kebijakan perjalanan menjadi faktor utama pemulihan tersebut.

Timor Leste yang berada di kawasan perbatasan memiliki arus kunjungan stabil setiap bulan. Faktor hubungan sosial dan budaya antar wilayah dekat berkontribusi besar terhadap intensitas perjalanan.

India juga memperlihatkan minat yang terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Wisatawan India dikenal memiliki ketertarikan besar pada art and culture serta destinasi Bali yang menjadi favorit mereka.

Korea Selatan menyumbang jumlah yang cukup stabil dengan tren peningkatan. Budaya populer Korea yang sangat masif juga berdampak pada pertukaran wisata antar kedua negara.

Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat tetap masuk dalam daftar penyumbang kunjungan terbanyak. Pasar Eropa dan Amerika cenderung memberikan kontribusi signifikan pada segmen wisata jarak jauh.

Kategori negara lainnya yang mencapai lebih dari 30 persen menunjukkan pasar wisata asing Indonesia semakin luas. Diversifikasi ini menjadi keuntungan karena menurunkan ketergantungan pada pasar tertentu.

Upaya Pemulihan Menjadi Kunci dalam Mengejar Target Wisata Pra-Pandemi

Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2025 menjadi fondasi penting dalam pemulihan sektor pariwisata Indonesia. Meski angka total belum menyamai level pra-pandemi, tren pemulihan tetap berjalan dengan konsisten.

BPS menilai bahwa dibutuhkan waktu dan strategi yang tepat untuk kembali mencapai angka 2019 sepenuhnya. Perbaikan infrastruktur, peningkatan konektivitas, dan diversifikasi promosi menjadi faktor yang dapat mempercepat pemulihan.

Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan kunjungan melalui pasar strategis seperti Asia Tenggara, Australia, dan China. Fokus pada pasar-pasar tersebut dianggap dapat memperkuat pencapaian dalam jangka pendek.

Di sisi lain, pasar Eropa dan Amerika tetap penting karena menyumbang nilai belanja wisatawan yang relatif tinggi. Perbaikan akses penerbangan jarak jauh menjadi kunci untuk mendorong peningkatan dari pasar tersebut.

Tren positif sepanjang 2025 menjadi modal kuat bagi sektor pariwisata nasional memasuki tahun berikutnya. Jika pencapaian pada November dan Desember tetap stabil, peluang mencapai target tahunan akan semakin besar.

Pertumbuhan tahunan sebesar dua digit menjadi indikator bahwa industri pariwisata berada dalam arah pemulihan yang tepat. Dukungan lintas sektor menjadi faktor penting agar tren tersebut dapat terus berlanjut.

Terkini