Kemensos Kerahkan Logistik Strategis Senilai Rp 19 Miliar untuk Korban Banjir

Senin, 01 Desember 2025 | 15:30:36 WIB
Kemensos Kerahkan Logistik Strategis Senilai Rp 19 Miliar untuk Korban Banjir

JAKARTA - Kementerian Sosial menyiapkan cadangan logistik senilai Rp 19,09 miliar untuk korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bantuan ini berasal dari gudang dan unit pelaksana teknis (UPT) sentra Kemensos di daerah, serta dinas sosial setempat.

Distribusi logistik telah dimulai pada Minggu, 30 November 2025, dengan fokus memastikan kebutuhan dasar warga terdampak segera terpenuhi. Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa upaya pengiriman dilakukan secepat mungkin agar bantuan sampai lokasi yang sulit dijangkau.

Strategi Distribusi di Wilayah Terdampak

Bantuan disalurkan ke wilayah dengan status tanggap darurat banjir dan tanah longsor. Pusat Data dan Informasi Kemensos melaporkan total bantuan yang tersalurkan mencapai Rp 19,09 miliar, mencakup buffer stock logistik dan bahan untuk dapur umum.

Penguatan distribusi dilakukan karena akses darat masih terbatas dan dampak bencana meluas ke berbagai kabupaten. Tim Kemensos berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memprioritaskan daerah paling terdampak.

Rincian Bantuan di Aceh

Di Provinsi Aceh, bantuan senilai Rp 3,14 miliar telah disalurkan, meliputi 3.450 paket makanan siap saji, 1.440 makanan anak, dan 400 paket lauk pauk. Selain itu, terdapat 3.450 selimut, 570 kasur, 1.410 family kit, 308 paket perlengkapan anak, 220 sandang dewasa, serta tenda gulung dan tenda portable untuk mendukung pengungsian.

Bantuan menjangkau Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, dan Dinas Sosial Provinsi Aceh yang menyalurkan logistik di tingkat provinsi. Strategi ini memastikan distribusi merata dan efisien.

Rincian Bantuan di Sumatera Utara

Sumatera Utara menerima bantuan senilai Rp 7,80 miliar. Paket yang dikirim meliputi 28.280 makanan siap saji, 3.000 makanan anak, 2.000 lauk pauk, 2.800 family kit, 2.140 perlengkapan anak, 500 sandang dewasa, 5.300 sandang anak, 1.464 kasur, 3.968 selimut, serta tenda gulung dan tenda serbaguna.

Pengiriman tambahan berupa 200 dus mi instan dan 400 dus air mineral dilakukan ke tujuh lokasi terdampak, termasuk Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Sibolga, Tapanuli Utara, Langkat, dan Tapanuli Selatan. Hal ini memperkuat logistik untuk memenuhi kebutuhan harian pengungsi.

Rincian Bantuan di Sumatera Barat

Sumatera Barat menerima bantuan senilai Rp 3,64 miliar. Bantuan mencakup 4,4 ton beras reguler, 5.758 makanan siap saji, 3.640 makanan anak, 1.180 family kit, 850 perlengkapan anak, 1.235 kasur, 1.225 selimut, serta 1.230 unit tenda gulung.

Selain itu, tersedia 40 tenda keluarga, 10 tenda serbaguna, 10 lampu emergency portable, dan 3 dapur umum lapangan. Strategi ini memungkinkan pemenuhan kebutuhan pokok sekaligus mendukung tempat tinggal sementara bagi korban terdampak.

Dukungan Operasional Dapur Umum

Selain logistik, Kemensos menyalurkan bahan untuk dapur umum dan dapur mandiri senilai sekitar Rp 4,5 miliar. Terdapat 28 titik dapur umum dengan kapasitas produksi sekitar 88.000 bungkus makanan per hari di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Jumlah layanan dapur umum dapat ditingkatkan menyesuaikan perkembangan situasi lapangan. Ini memastikan warga terdampak tetap menerima asupan gizi memadai selama masa tanggap darurat.

Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah

Distribusi logistik dilakukan bekerja sama dengan dinas sosial setempat dan pemerintah kabupaten/kota. Pendekatan kolaboratif ini mempercepat proses pengiriman ke daerah yang sulit dijangkau karena infrastruktur terdampak banjir dan longsor.

Kemensos juga menyiapkan sistem pemantauan dan koordinasi untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Hal ini menjadi strategi penting dalam mitigasi risiko dan memastikan respons cepat terhadap kebutuhan warga.

Fokus Kesiapan Tanggap Darurat

Pendekatan logistik Kemensos menekankan kesiapan dan cadangan untuk menghadapi bencana. Dengan stok buffer stock dan koordinasi dapur umum, pemerintah mampu merespons dengan cepat perubahan situasi di lapangan.

Strategi ini menekankan tidak hanya distribusi bahan pokok, tetapi juga layanan pendukung yang memastikan keselamatan dan kesehatan warga terdampak banjir.

Terkini