Strategi Skrining Aktif Tuberkulosis di Malioboro dan Keraton Yogyakarta Diperkuat

Senin, 01 Desember 2025 | 15:30:31 WIB
Strategi Skrining Aktif Tuberkulosis di Malioboro dan Keraton Yogyakarta Diperkuat

JAKARTA - Kementerian Kesehatan melakukan skrining aktif Tuberkulosis (Tb) bagi 2.000 pelaku wisata di kawasan Malioboro dan Keraton Yogyakarta. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat pengendalian penularan Tb di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus menegaskan, kegiatan ini juga melibatkan investigasi kontak keluarga pasien Tb. Dia mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang memungkinkan pelaksanaan skrining berbasis laboratorium di dua pusat wisata tersibuk tersebut.

“Malioboro dan Keraton merupakan pusat interaksi wisatawan dengan pergerakan hingga 15 juta pengunjung per tahun. Skrining berbasis laboratorium seperti hari ini memiliki dampak strategis terhadap pengendalian penularan,” ujar Benny pada Senin, 1 Desember 2025.

Tantangan Tuberkulosis di DIY

Benny menyebutkan bahwa Tb masih menjadi tantangan kesehatan di DIY. Penemuan kasus baru mencapai 65 persen, dengan 93 persen pasien memulai pengobatan dan tingkat keberhasilan 79 persen.

Cakupan Terapi Pencegahan Tb (TPT) baru 22 persen, dan investigasi kontak 53 persen. Sementara di Kota Yogyakarta, penemuan kasus telah mencapai 100 persen, dengan 93 persen pasien memulai pengobatan dan keberhasilan 73 persen.

Cakupan TPT di kota ini mencapai 34 persen, dan investigasi kontak 49 persen. Angka tersebut menunjukkan perlunya perluasan layanan dan penguatan strategi pencegahan di wilayah dengan mobilitas tinggi.

Dukungan Program Nasional

Kegiatan ini mendukung Program Hasil Terbaik Cepat Presiden Prabowo Subianto. Fokus program antara lain percepatan penurunan Tb, perluasan layanan kesehatan gratis, dan penguatan jejaring laboratorium.

Menurut Benny, skrining aktif di kawasan wisata menjadi strategi penting karena tingginya interaksi masyarakat dan wisatawan. Program ini memungkinkan deteksi dini, penanganan cepat, serta mengurangi risiko penularan di tempat publik.

Peluncuran Model ACF Berbasis Laboratorium

Pada kesempatan yang sama, Kemenkes meluncurkan Model Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis berbasis laboratorium. Model ini diharapkan bisa direplikasi di daerah lain dengan mobilitas tinggi.

“Saya berharap model ini menjadi contoh praktik baik yang dapat diterapkan di daerah lain, khususnya di kawasan wisata dan wilayah dengan mobilitas tinggi,” kata Benny.

Strategi ini meliputi pemeriksaan laboratorium, pelacakan kontak, dan integrasi layanan Tb di fasilitas kesehatan primer. Dengan pendekatan berbasis laboratorium, identifikasi kasus menjadi lebih cepat dan akurat.

Perluasan Skrining dan Penguatan Jejaring

Pihak Kemenkes berkomitmen memperluas cakupan skrining aktif, terutama di lokasi-lokasi strategis dengan pergerakan masyarakat tinggi. Upaya ini didukung penguatan surveilans komunitas dan integrasi layanan TBC ke dalam transformasi layanan primer.

Selain itu, cakupan TPT ditargetkan meningkat melalui pendampingan pasien dan pemantauan berkelanjutan. Strategi ini diharapkan dapat menurunkan angka penularan serta meningkatkan keberhasilan pengobatan di masyarakat.

Dampak Positif Bagi Wisata dan Kesehatan Publik

Pelaksanaan skrining aktif di Malioboro dan Keraton juga berpotensi menjaga citra kawasan wisata Yogyakarta. Wisatawan dan pelaku usaha dapat merasa aman karena risiko penularan penyakit menular diminimalkan melalui deteksi dini.

Selain itu, intervensi ini menjadi contoh pentingnya kolaborasi lintas sektor. Pemerintah daerah, Kemenkes, dan pengelola kawasan wisata bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sehat sekaligus mendukung ekonomi lokal.

Langkah Strategis Selanjutnya

Ke depan, Kemenkes berencana memperluas model skrining ini ke daerah wisata lain di Indonesia. Pendekatan berbasis laboratorium ini menjadi bagian strategi nasional dalam penanggulangan Tuberkulosis yang efektif dan terukur.

Dengan integrasi layanan, penguatan jejaring laboratorium, dan pemantauan kontak, Indonesia dapat mencapai target percepatan pengendalian Tb. Strategi ini diharapkan mengurangi beban penyakit serta meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Terkini