JAKARTA - Menguatnya tren konsumsi susu mentah kembali memunculkan perdebatan mengenai manfaat dan risikonya, terutama terkait klaim bahwa minuman ini mampu mencegah alergi dan asma pada anak. Banyak orang tua mulai mempertimbangkan pemberian raw milk karena dianggap lebih alami dan padat nutrisi, sehingga dinilai lebih unggul dibandingkan susu yang telah diproses. Namun anggapan tersebut justru memicu kekhawatiran karena belum didukung temuan ilmiah yang solid dan dapat diuji secara klinis.
Di tengah meningkatnya penyebaran informasi mengenai manfaat susu mentah, dokter spesialis gizi klinis Johannes Chandrawinata menegaskan bahwa klaim tersebut masih jauh dari kata terbukti. Ia menilai bahwa masyarakat perlu memahami konteks ilmiah sebelum mengikuti tren konsumsi yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan serius. Menurutnya, pengetahuan yang tepat diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung pada dampak buruk bagi kelompok rentan.
Tinjauan Medis Mengenai Klaim Raw Milk dan Pencegahan Alergi
Pertanyaan utama yang sering muncul adalah apakah benar raw milk bisa mencegah alergi atau asma, terutama pada anak-anak. Dalam beberapa pembahasan publik, muncul teori bahwa anak yang tumbuh di lingkungan peternakan memiliki risiko alergi dan asma yang lebih rendah sehingga susu mentah diduga menjadi salah satu faktor pendukung. Namun menurut Johannes, pemahaman tersebut tidak tepat jika hanya berpijak pada asumsi tanpa memperhatikan seluruh faktor pendukung lainnya.
Ia menjelaskan bahwa memang ada pengamatan yang menunjukkan angka alergi lebih rendah pada anak-anak yang hidup di area peternakan, tetapi tidak ada bukti pasti bahwa susu mentah menjadi penyebab perlindungan tersebut. Lingkungan peternakan mencakup banyak variabel yang tidak dapat disederhanakan hanya menjadi satu penyebab utama. "Faktor lingkungannya jauh lebih luas dan beragam," ujar Johannes saat diwawancarai pada Rabu, 19 November.
Johannes menegaskan bahwa hingga kini belum ada riset yang mampu memberikan hubungan sebab-akibat antara konsumsi raw milk dan pencegahan alergi maupun asma. Ia menambahkan bahwa studi yang ada hanya bersifat observasional dan tidak dapat dijadikan dasar untuk klaim kesehatan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang beredar tanpa dukungan data. Kondisi ini penting dipahami agar keputusan konsumsi makanan tetap aman bagi seluruh anggota keluarga.
Risiko Kesehatan di Balik Konsumsi Susu Mentah
Selain tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat terkait manfaatnya, raw milk justru membawa potensi bahaya yang cukup besar. Susu mentah tidak melalui proses pemanasan atau pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri penyebab penyakit. Proses pasteurisasi sendiri telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai standar keamanan pangan karena efektif melindungi konsumen dari kontaminasi mikroorganisme.
Menurut Johannes, salah satu hal yang paling sering disalahpahami adalah klaim bahwa raw milk mengandung probiotik alami yang bermanfaat bagi tubuh. Ia meluruskan bahwa meskipun susu mentah mungkin mengandung bakteri, tidak ada jaminan bahwa bakteri tersebut termasuk kategori probiotik yang memberi efek positif. "Raw milk mungkin saja mengandung bakteri, tapi belum tentu jenis bakteri yang termasuk probiotik dan memberikan efek baik bagi kesehatan," jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa keberadaan bakteri dalam susu mentah justru bisa menandakan kontaminasi dari feses hewan atau bahkan manusia. Kondisi tersebut sangat berbahaya karena memungkinkan patogen masuk ke tubuh tanpa disadari. Tanpa proses pemanasan memadai, berbagai mikroorganisme berbahaya dapat bertahan dan berkembang, lalu memicu infeksi. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa raw milk tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi sehari-hari.
Beberapa bakteri patogen yang berpotensi terdapat pada susu mentah antara lain Salmonella, E. coli, Listeria, Campylobacter, dan Brucella. Mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti muntah, diare, sakit perut, dan demam. Dalam situasi tertentu, infeksinya bisa berkembang lebih serius dan menyebabkan komplikasi berbahaya, termasuk gagal ginjal, kelumpuhan seperti Guillain-Barré syndrome, hingga kematian. Risiko ini menunjukkan bahwa konsumsi raw milk bukanlah pilihan yang aman, terlebih bagi anak kecil dan kelompok rentan lainnya.
Mengapa Susu Pasteurisasi Tetap Menjadi Pilihan Paling Aman
Dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko, para ahli secara konsisten menempatkan susu pasteurisasi sebagai pilihan yang jauh lebih aman dibandingkan susu mentah. Proses pemanasan dalam pasteurisasi tidak merusak kandungan nutrisi penting sehingga nilai gizi susu tetap terjaga. Sebaliknya, proses tersebut memberikan lapisan perlindungan ekstra dengan membunuh bakteri berbahaya tanpa mengubah rasa maupun kualitas gizi secara signifikan.
Johannes menekankan bahwa tidak ada manfaat lebih dari susu mentah bila dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Ia menilai bahwa klaim raw milk lebih sehat hanyalah bagian dari narasi yang tidak didukung bukti ilmiah. "Tidak ada manfaat lebih dari susu mentah bila dibandingkan dengan susu pasteurisasi," tegasnya saat menjelaskan risiko yang kerap diabaikan konsumen. Ia menambahkan bahwa keamanan pangan harus menjadi pertimbangan utama ketika memilih makanan dan minuman untuk dikonsumsi sehari-hari.
Konsumsi susu pasteurisasi sangat dianjurkan terutama bagi anak-anak, ibu hamil, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah. Kelompok tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi bila terpapar bakteri dari susu mentah. Karena itu, memastikan produk susu yang dikonsumsi telah diproses dengan benar menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan keluarga.
Jika tujuan mengonsumsi susu adalah untuk mendapatkan nutrisi, maka memilih produk yang aman dan higienis adalah keputusan yang tepat. Raw milk mungkin terdengar lebih alami, tetapi risiko yang dibawanya jauh lebih besar daripada manfaat yang diklaim. Masyarakat disarankan untuk tetap mengutamakan keamanan dalam memilih bahan pangan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan anak-anak dan kelompok rentan.