Riset Terbaru Ungkap Penuaan Jadi Pemicu Kanker Terbesar Melebihi Rokok dan Alkohol

Selasa, 25 November 2025 | 10:07:05 WIB
Riset Terbaru Ungkap Penuaan Jadi Pemicu Kanker Terbesar Melebihi Rokok dan Alkohol

JAKARTA - Selama bertahun-tahun banyak orang meyakini bahwa kanker terutama dipicu oleh kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi alkohol. Namun perkembangan riset terbaru justru mengarahkan perhatian pada faktor yang tak dapat dihindari siapa pun, yaitu proses penuaan yang terjadi secara alami pada tubuh.

Pandangan baru ini membuat masyarakat semakin memahami bahwa kanker bukan hanya soal gaya hidup tidak sehat. Penyakit ini ternyata jauh lebih kompleks karena melibatkan perubahan sel yang berjalan perlahan seiring bertambahnya usia seseorang.

Associate Professor Bidang Keperawatan di University of British Columbia, Kristen Haase, menegaskan bahwa penyebab utama kanker bukanlah rokok ataupun alkohol. Ia menyebut bahwa penuaan merupakan faktor risiko terbesar yang berperan dalam munculnya penyakit ini.

Menurut Haase, proses menua berhubungan langsung dengan peningkatan frekuensi pembelahan sel dalam tubuh. Ketika sel membelah berkali-kali, kemungkinan terjadinya kesalahan kecil pada DNA semakin besar dan kesalahan tersebut dapat berkembang menjadi pemicu kanker.

Mengapa Penuaan Menjadi Faktor Risiko Kanker Paling Dominan

Selama proses penuaan, kerusakan sel terjadi secara bertahap dan perlahan menumpuk dari waktu ke waktu. Akumulasi kerusakan inilah yang membuat sel rentan berubah menjadi sel abnormal.

Dalam penjelasannya, Haase menekankan bahwa semua orang mengalami penuaan dan tidak ada satu pun yang bisa menghindari kondisi alami tersebut. Oleh karena itu risiko kanker pun meningkat pada setiap individu tanpa memandang gaya hidup.

Seiring usia bertambah, frekuensi pembelahan sel semakin meningkat sehingga potensi terjadinya mutasi genetik juga lebih besar. Mutasi inilah yang kemudian dapat mengubah sel sehat menjadi sel yang tumbuh tak terkendali.

Selain kerusakan yang terjadi secara spontan, sejumlah faktor eksternal juga berperan dalam memperparah kondisi sel. Zat kimia dalam asap rokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan paparan radiasi UV dari matahari dapat meningkatkan kerusakan sel yang telah melemah akibat penuaan.

Tubuh biasanya memiliki mekanisme alami untuk memperbaiki kerusakan DNA yang terjadi pada sel. Namun seiring usia, kemampuan perbaikan ini tidak lagi seefektif ketika seseorang masih muda.

Ketika kerusakan sel tidak bisa diperbaiki, sel dapat mengalami perubahan fungsi. Sel abnormal tersebut dapat tumbuh lebih cepat dari sel normal dan akhirnya berkembang menjadi kanker.

Risiko Kanker Meningkat Tajam Pada Usia Lebih dari 50 Tahun

Data menunjukkan bahwa siapa pun bisa mengalami kanker di usia berapa pun. Namun sebagian besar kasus kanker ditemukan pada individu yang telah memasuki usia di atas 50 tahun.

Hal tersebut menunjukkan bahwa akumulasi kerusakan sel memang sangat dipengaruhi oleh lamanya usia seseorang hidup. Semakin panjang usia seseorang, semakin besar peluang kerusakan tersebut berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius.

Proses pertambahan usia bukan hanya memengaruhi kondisi fisik luar, tetapi juga berdampak pada kesehatan organ dalam tubuh. Sel dan jaringan yang terus bekerja sepanjang hidup lambat laun mengalami penurunan kualitas.

Pada titik tertentu, kerusakan pada sel tidak lagi dapat tertangani oleh sistem perbaikan alami tubuh. Ketika jumlah sel yang rusak ini meningkat, risiko munculnya kanker pun ikut bertambah.

Kondisi ini juga menjelaskan mengapa penyakit kanker jauh lebih sering ditemukan pada orang lanjut usia. Perjalanan panjang tubuh dalam menghadapi kerusakan sel membuatnya tidak lagi mampu mempertahankan stabilitas biologis secara optimal.

Meski rokok dan alkohol bukan penyebab utama kanker, keduanya tetap dapat mempercepat kerusakan sel. Zat berbahaya dalam rokok dan alkohol dapat memperbesar risiko mutasi sehingga kanker lebih cepat berkembang pada mereka yang sudah mengalami penuaan.

Berbagai faktor lingkungan lainnya juga berperan mempercepat kerusakan sel. Misalnya paparan polusi udara dan radiasi matahari berlebih yang dapat memicu stres oksidatif dalam tubuh.

Bagaimana Kerusakan Sel Terjadi dan Menumpuk Seiring Bertambahnya Usia

Kerusakan sel sebagian besar terjadi secara kebetulan ketika sel menjalankan tugas normalnya. Proses pembelahan sel yang rutin dilakukan untuk regenerasi memiliki risiko menghasilkan kesalahan kecil pada DNA.

Kerusakan ini pada awalnya mungkin tidak menimbulkan masalah berarti. Namun ketika kesalahan kecil tersebut terus muncul dan tidak sepenuhnya diperbaiki, sel mulai kehilangan kemampuan bekerja seperti normal.

Selanjutnya kerusakan tersebut dapat berkembang menjadi mutasi yang membuat sel bertindak di luar kendali. Kondisi ini menjadi awal munculnya tumor yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi kanker.

Selain itu, kerusakan sel juga dapat dipicu oleh faktor eksternal seperti paparan zat kimia. Meski bukan penyebab utama, faktor eksternal ini tetap menjadi kontributor karena memperparah kerusakan sel yang disebabkan oleh penuaan.

Sistem kekebalan tubuh juga mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Kemampuan tubuh untuk menghancurkan sel abnormal berkurang sehingga memberi kesempatan bagi sel-sel tersebut untuk berkembang menjadi kanker.

Tubuh masih berupaya memperbaiki kesalahan melalui mekanisme perbaikan DNA. Namun dengan bertambahnya usia, kapasitas perbaikan ini semakin lambat dan tidak lagi menyeluruh.

Ketika perbaikan tidak optimal, sel-sel yang rusak tidak dapat mempertahankan keseimbangan fungsionalnya. Hal ini menyebabkan lebih banyak sel abnormal yang muncul dan berkembang.

Dalam jangka panjang, kerusakan sel yang tidak tertangani ini membentuk kondisi biologis yang ideal bagi kanker. Penuaan menjadi faktor utama karena memberikan waktu bagi sel rusak untuk terkumpul dan berevolusi.

Mengapa Pemahaman Baru Ini Penting Bagi Masyarakat

Mengetahui bahwa penuaan merupakan faktor risiko terbesar kanker dapat membantu masyarakat memahami realitas biologis tubuh. Pemahaman ini membuat upaya pencegahan menjadi lebih realistis dan tidak hanya fokus pada satu aspek saja.

Perubahan gaya hidup tetap sangat penting, tetapi tidak cukup untuk menghilangkan risiko yang berasal dari penuaan. Kesadaran ini membantu orang lebih memperhatikan kesehatan sejak dini.

Selain itu, pemahaman baru ini mendorong masyarakat lebih rajin melakukan pemeriksaan rutin. Pemeriksaan berkala membantu mendeteksi kanker pada tahap awal ketika peluang sembuh lebih besar.

Penuaan memang tidak dapat dicegah, tetapi dampak negatifnya dapat diperlambat dengan pola hidup sehat. Pemilihan makanan, aktivitas fisik, serta perlindungan kulit dari radiasi UV tetap menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan tubuh.

Dengan memahami bahwa kanker berkembang akibat akumulasi kerusakan sel, masyarakat dapat mengambil langkah proaktif. Hal ini mencakup pengelolaan stres, menjaga kualitas tidur, hingga menghindari paparan toksin yang tidak perlu.

Kesadaran akan risiko kanker yang meningkat seiring usia membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan. Pemahaman ini juga membantu mengurangi stigma bahwa kanker hanya muncul akibat kebiasaan buruk.

Penuaan dan Peran Sentralnya dalam Risiko Kanker

Penuaan merupakan faktor risiko terbesar yang mempengaruhi munculnya kanker pada seseorang. Proses biologis ini tidak dapat dihindari, namun dapat dikelola melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin.

Rokok dan alkohol tetap dapat mempercepat kerusakan sel, tetapi bukan penyebab utama kanker menurut temuan terbaru. Dengan pemahaman ini, masyarakat dapat menjaga kesehatan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan realistis.

Terkini