Honeymoon Cystitis Viral di TikTok: Penyebab, Gejala, dan Risiko yang Harus Diwaspadai

Selasa, 25 November 2025 | 09:11:43 WIB
Honeymoon Cystitis Viral di TikTok: Penyebab, Gejala, dan Risiko yang Harus Diwaspadai

JAKARTA - Fenomena kesehatan yang sering tidak disadari pasangan baru menikah kembali menjadi sorotan setelah istilah honeymoon cystitis ramai dibicarakan di TikTok. Banyak warganet membagikan pengalaman pribadi mereka yang mengalami keluhan kesehatan ini beberapa hari setelah menikah sehingga membuat topik tersebut semakin diperbincangkan.

Salah satu pengguna TikTok mengaku harus dibawa ke rumah sakit setelah didiagnosis honeymoon cystitis beberapa hari setelah menjalani aktivitas seksual pertama usai pernikahan. Hal ini membuat banyak orang bertanya sebenarnya apa yang menyebabkan kondisi tersebut dan seberapa serius dampaknya bagi perempuan.

Pembahasan mengenai cystitis memang bukan hal baru, tetapi istilah honeymoon cystitis membuat perhatian masyarakat tertuju pada faktor pemicu yang sering terjadi pada pasangan baru. Kondisi ini dikaitkan dengan aktivitas seksual yang memungkinkan masuknya bakteri ke saluran kemih dan memicu infeksi.

Secara medis, cystitis diartikan sebagai infeksi kandung kemih yang timbul akibat bakteri masuk ke uretra lalu berkembang di dalam kandung kemih. Disebut honeymoon karena kondisi ini sering muncul setelah hubungan seksual, terutama pada perempuan yang baru aktif secara seksual.

Dokter spesialis urologi, Nur Rasyid, pada Kamis (20 November 2025), menjelaskan bahwa cystitis bisa terjadi secara alami akibat struktur saluran kemih perempuan yang lebih pendek. Hal tersebut membuat bakteri lebih mudah masuk dan berkembang sehingga memicu infeksi pada kandung kemih.

Honeymoon cystitis dapat terjadi pada siapa saja, meskipun risikonya lebih tinggi pada perempuan yang baru menikah karena perubahan aktivitas seksual. Perempuan yang belum terbiasa dengan frekuensi atau tekanan aktivitas seksual dapat mengalami iritasi dan memudahkan bakteri masuk.

Penyebab Honeymoon Cystitis dan Mengapa Perempuan Lebih Rentan

Masuknya bakteri ke saluran kemih dianggap sebagai penyebab paling umum dari kondisi ini. Dalam banyak kasus, bakteri yang memicu cystitis adalah Escherichia coli atau E. coli yang biasanya berada di saluran pencernaan.

Bakteri tersebut dapat berpindah dari area genital menuju uretra akibat gerakan penetrasi saat berhubungan seksual. Karena uretra perempuan lebih pendek dibanding pria, bakteri dapat lebih cepat mencapai kandung kemih.

Selain faktor anatomis, ada kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya honeymoon cystitis pada perempuan. Pelumasan yang kurang selama hubungan seksual dapat menimbulkan gesekan berlebih dan membuat area genital mengalami iritasi.

Selain itu, kondisi perempuan yang tegang atau belum rileks juga dapat membuat otot di sekitar area kemih bekerja tidak optimal. Ketika tubuh tidak sepenuhnya siap, gesekan dan tekanan lebih mudah memicu iritasi dan membuat bakteri lebih mudah masuk.

Perempuan yang mengalami menopause juga memiliki risiko lebih tinggi karena penurunan hormon estrogen dapat menyebabkan kekeringan pada area genital. Kondisi tersebut membuat kulit lebih sensitif dan rentan mengalami iritasi yang dapat memicu cystitis.

Semua faktor tersebut saling berkaitan dan membuat infeksi lebih mudah terjadi jika tidak ada langkah pencegahan yang tepat setelah berhubungan seksual. Karena itu, edukasi mengenai kebersihan dan pencegahan penting dilakukan sejak awal.

Gejala Honeymoon Cystitis yang Perlu Diwaspadai Sejak Awal

Gejala honeymoon cystitis umumnya muncul beberapa jam hingga dua hari setelah aktivitas seksual dilakukan. Waktu munculnya gejala ini membuat banyak perempuan tidak menyadari bahwa penyebabnya terkait aktivitas seksual sebelumnya.

Tanda pertama yang umumnya dirasakan adalah rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil. Sensasi tersebut terjadi akibat adanya peradangan pada saluran kemih yang menyebabkan rasa tidak nyaman ketika urine keluar.

Gejala berikutnya adalah keinginan buang air kecil yang terasa lebih sering dari biasanya meskipun volume urine sedikit. Hal ini terjadi karena kandung kemih menjadi sensitif akibat inflamasi yang sedang terjadi.

Urine yang keruh juga dapat menjadi tanda keberadaan bakteri yang berkembang dalam kandung kemih. Jika dibiarkan, urine dapat berbau tidak sedap dan menyebabkan ketidaknyamanan berlanjut setiap kali ke kamar mandi.

Beberapa perempuan juga merasakan nyeri pada perut bagian bawah tepat di atas tulang kemaluan. Rasa nyeri dapat muncul terus-menerus atau hilang timbul tergantung tingkat keparahan infeksi.

Dalam kondisi yang sudah parah, seseorang dapat mengalami demam tinggi karena tubuh bereaksi terhadap infeksi yang semakin memburuk. Selain itu, seseorang bisa mengalami ketidakmampuan untuk buang air kecil akibat peradangan yang semakin berat.

Jika gejala telah mencapai tahap tersebut, intervensi medis perlu dilakukan segera agar infeksi tidak menyebar ke organ lain. Infeksi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat memicu komplikasi yang lebih serius dan memengaruhi kesehatan jangka panjang.

Faktor Risiko Tambahan yang Sering Tidak Disadari Perempuan

Selain aktivitas seksual, ada beberapa faktor risiko lain yang sering luput dari perhatian dan bisa meningkatkan peluang terjadinya honeymoon cystitis. Salah satu di antaranya adalah kebiasaan menahan buang air kecil terlalu lama.

Menahan urine dapat membuat bakteri berkembang lebih cepat di dalam kandung kemih sehingga memicu infeksi. Kebiasaan ini banyak terjadi tanpa disadari, terutama ketika seseorang sedang sibuk atau dalam perjalanan jauh.

Penggunaan produk pembersih kewanitaan yang mengandung parfum berlebih juga dapat menyebabkan iritasi pada area genital. Iritasi ini membuat bakteri lebih mudah berkembang dan masuk ke uretra.

Pemakaian pakaian dalam yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat juga dapat menjadi pemicu. Kondisi lembap yang terjadi pada area genital merupakan lingkungan ideal bagi bakteri untuk tumbuh.

Kurangnya hidrasi juga membuat urine menjadi lebih pekat dan memungkinkan bakteri berkembang lebih cepat. Kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi dapat memperburuk kondisi infeksi yang sudah mulai berkembang.

Beberapa faktor risiko tersebut perlu diperhatikan agar gejala tidak muncul secara berulang. Perawatan kesehatan yang baik pada area genital dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi di kemudian hari.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis dan Cara Pencegahan Efektifnya

Jika gejala honeymoon cystitis sudah dirasakan sejak awal, pertolongan medis perlu segera didapatkan agar infeksi tidak menyebar. Pengobatan yang terlambat dapat membuat kondisi lebih sulit ditangani dan memperpanjang masa pemulihan.

Konsultasi dengan dokter dapat membantu menentukan penyebab pasti dan memberikan antibiotik yang sesuai. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau berhenti sebelum waktunya dapat membuat infeksi kembali muncul.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan tidak ada komplikasi lain. Hal ini penting terutama untuk perempuan yang mengalami infeksi berulang tanpa sebab yang jelas.

Untuk pencegahan, salah satu langkah sederhana adalah buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membantu mengeluarkan bakteri. Hal ini membantu membilas bakteri yang mungkin masuk ke uretra.

Selain itu, menjaga kebersihan area genital dan memastikan pelumasan yang cukup saat berhubungan seksual dapat mengurangi risiko. Penggunaan pelumas dapat membantu mengurangi gesekan yang menyebabkan iritasi.

Minum air putih dalam jumlah cukup juga penting untuk membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih. Semakin banyak cairan yang masuk ke tubuh, semakin sering urine dikeluarkan sehingga bakteri tidak berkembang terlalu lama.

Jika gejala berlanjut atau semakin parah, penting untuk tidak menunda kunjungan ke fasilitas kesehatan. Penanganan dini dapat mencegah infeksi berkembang lebih jauh dan menjaga kesehatan saluran kemih tetap optimal.

Terkini