Wisatawan Indonesia 2026 Makin Awal Booking dan Andalkan Teknologi

Senin, 24 November 2025 | 15:58:58 WIB
Wisatawan Indonesia 2026 Makin Awal Booking dan Andalkan Teknologi

JAKARTA - Tren perjalanan wisatawan Indonesia menunjukkan perubahan signifikan berdasarkan temuan SiteMinder’s Changing Traveller Report 2026. 

Survei besar yang melibatkan 12 ribu wisatawan dari 14 negara ini mengungkapkan bahwa perilaku pemesanan hotel dan preferensi perjalanan kini bergerak lebih terencana. Dari 851 responden Indonesia, mayoritas berasal dari kelompok Milenial dan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap teknologi dan pola perjalanan baru.

Perubahan paling terlihat adalah meningkatnya kecenderungan untuk memesan hotel jauh lebih awal. Jika sebelumnya banyak wisatawan memilih memesan mendekati tanggal keberangkatan, kini 57 persen justru memilih melakukan reservasi lebih cepat. 

Pergeseran ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk memastikan kenyamanan dan kualitas perjalanan sejak tahap perencanaan.

Tak hanya itu, wisatawan Indonesia kini lebih berani mengeluarkan anggaran ekstra untuk pengalaman menginap yang dianggap lebih berkualitas. Sebanyak 42 persen responden menyatakan bersedia menambah biaya demi mendapatkan kualitas layanan yang lebih baik. 

Pergeseran preferensi ini menjadi indikator penting bagi pelaku industri perhotelan.

Adaptasi Wisatawan Indonesia terhadap Teknologi AI di Hotel

Salah satu temuan paling menonjol dalam laporan ini adalah tingginya antusiasme wisatawan Indonesia terhadap pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dengan 59 persen responden menyatakan ketertarikannya, Indonesia menjadi negara paling reseptif terhadap penggunaan AI di hotel. 

Mereka menilai bahwa fitur berbasis AI memudahkan pencarian informasi, pemesanan fasilitas, hingga rekomendasi aktivitas lokal.

Preferensi utama tertuju pada fitur rekomendasi instan dan pemesanan layanan hotel melalui concierge berbasis AI. Kombinasi antara kemudahan dan kecepatan menjadi alasan mengapa teknologi ini begitu menarik bagi wisatawan Indonesia. 

Dukungan teknologi dianggap meningkatkan efisiensi perjalanan sekaligus menambah kenyamanan selama menginap.

Selain itu, keinginan untuk menikmati teknologi yang bersifat contactless juga cukup tinggi. Sebanyak 55 persen responden menginginkan proses check-in dan check-out tanpa sentuhan fisik. 

Bahkan fitur kesehatan seperti sleep tracking dan pemantauan kualitas udara turut menjadi daya tarik tersendiri dengan persentase masing-masing mencapai 53 persen.

AI sebagai Pendamping dalam Perencanaan Perjalanan

Ketika merencanakan perjalanan, wisatawan Indonesia juga menunjukkan ketergantungan tinggi pada teknologi pendukung. Sebanyak tiga dari lima responden, atau 60 persen, menganggap ringkasan ulasan hotel berbasis AI sebagai fitur paling berguna pada tahun mendatang. 

Di kalangan Gen Z, angka ini meningkat menjadi 63 persen, menunjukkan bahwa generasi termuda pelancong semakin ingin informasi cepat dan ringkas.

Pemantauan harga kamar dan peringatan otomatis menjadi fitur berikutnya yang paling diminati, dengan 56 persen responden menempatkannya pada daftar kebutuhan. 

Fitur ini dinilai mampu membantu wisatawan menghemat pengeluaran dan menemukan waktu terbaik untuk memesan akomodasi. Pada saat bersamaan, 55 persen wisatawan menyukai personalisasi berbasis data.

Perubahan pola ini menegaskan bahwa teknologi tidak lagi dianggap sekadar fitur tambahan, tetapi bagian inti dari proses perencanaan perjalanan. AI dianggap mampu menyederhanakan keputusan dan meningkatkan efisiensi.

Kenaikan Penggunaan OTA dan Tren Pencarian Akomodasi 2026

Dalam mencari referensi akomodasi, wisatawan Indonesia juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan agen perjalanan daring (OTA). Untuk perjalanan tahun 2026, 38 persen responden menyatakan akan mengandalkan OTA atau situs pemesanan akomodasi. 

Angka ini naik cukup tajam dibandingkan prediksi 2025 yang hanya berada di kisaran 25 persen.

Lonjakan delapan persen ini menjadi yang tertinggi dibandingkan negara lain yang ikut dalam survei. Hal ini menunjukkan bahwa pasar Indonesia sangat responsif terhadap layanan digital dan cenderung mengutamakan efisiensi. 

OTA kembali menegaskan dominasinya dengan 59 persen wisatawan Indonesia menyatakan kemungkinan besar akan tetap menggunakannya.

Peningkatan ini sekaligus menandakan bahwa wisatawan Indonesia lebih percaya pada platform daring yang menyediakan informasi lengkap, ulasan real-time, dan proses pemesanan cepat. Perubahan ini semakin memperkuat posisi OTA di ekosistem perjalanan 2026.

Keinginan Bepergian yang Meningkat Meski Kondisi Global Tak Pasti

Temuan lainnya menunjukkan bahwa 51 persen wisatawan Indonesia memiliki “keinginan yang jauh lebih kuat” untuk bepergian dalam satu tahun ke depan. Angka ini merupakan yang tertinggi di dunia dan menjadi bukti bahwa semangat pelesiran masyarakat Indonesia tetap tinggi meskipun situasi global masih penuh ketidakpastian.

Di kalangan Milenial, persentase ini bahkan meningkat menjadi 57 persen. Keinginan untuk bepergian mencakup rencana ke luar negeri sebesar 34 persen, perjalanan domestik sebesar 17 persen, dan 49 persen memilih melakukan keduanya. Jepang menjadi negara tujuan paling populer dengan 45 persen responden memilihnya sebagai destinasi.

Dalam negeri pun tetap kuat dengan 69 persen memilih Pulau Jawa sebagai tujuan utama, disusul Sumatra 27 persen serta Bali dan Nusa Tenggara masing-masing 26 persen. Tren ini menunjukkan minat besar terhadap destinasi yang dianggap menawarkan variasi pengalaman.

Perjalanan Keluarga, Preferensi Aktivitas, dan Metode Pembayaran Favorit

Perjalanan bersama keluarga masih menjadi ciri khas wisatawan Indonesia. Sebanyak 51 persen responden menyatakan akan bepergian bersama keluarga, angka yang setara dengan tren di Singapura. Hal ini mengonfirmasi bahwa perjalanan keluarga tetap menjadi karakter kuat yang melekat pada wisatawan Indonesia.

Survei ini juga menyoroti penerimaan tinggi terhadap teknologi AI di ranah pribadi. Sebanyak 96 persen responden terbuka pada ide pemantauan personal oleh AI, termasuk data kesehatan sebesar 53 persen, energi dan kebutuhan sosial 50 persen, serta pola tidur 45 persen. Hal ini menandakan kepercayaan besar pada AI untuk meningkatkan kenyamanan perjalanan.

Dari sisi metode pembayaran untuk pemesanan hotel, transfer bank tetap menjadi pilihan utama dengan 32 persen. Dompet digital berada di urutan kedua dengan 28 persen, dan kartu kredit/debit 24 persen. Namun, Gen Z memiliki preferensi berbeda dengan 32 persen lebih memilih menggunakan digital wallet. 

Selain itu, wisatawan Indonesia juga terkenal aktif memanfaatkan fasilitas hotel seperti spa (45 persen), pertunjukan musik (42 persen), dan aktivitas petualangan (36 persen), menegaskan tingginya minat mereka terhadap pengalaman di dalam hotel.

Terkini