JAKARTA - Perdagangan terakhir mencatat pergerakan pasar yang relatif terbatas, setelah IHSG ditutup melemah tipis -0,07% atau -5,56 poin ke level 8.414.
Meski terjadi koreksi, secara keseluruhan kinerja indeks sepanjang pekan tetap positif. IHSG masih membukukan apresiasi +0,52%, menunjukkan pasar masih berada dalam fase stabil dengan momentum yang terjaga.
Masuknya dana asing menjadi salah satu faktor pendorong stabilnya pergerakan indeks. Sepanjang pekan, investor asing mencatat inflow senilai Rp 3,90 miliar, dengan sektor perbankan menjadi penopang arus modal tersebut. Kondisi ini menunjukkan kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek fundamental emiten keuangan masih kuat.
Stabilnya kurs rupiah turut memberikan sentimen positif. Nilai tukar rupiah berdasarkan JISDOR berada di level Rp16.719. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga BI-Rate di 4,75% untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mendorong dana asing tetap mengalir ke instrumen portofolio domestik.
Perkembangan Emiten Perbankan Jadi Sorotan Pasar
Salah satu sentimen sektor perbankan yang menjadi perhatian investor datang dari BBNI. Emiten ini akan menggelar RUPSLB pada 15 Desember 2025 dengan sejumlah agenda strategis.
Agenda tersebut mencakup perubahan anggaran dasar, pendelegasian persetujuan RKAP 2026, serta pembaruan dokumen Recovery Plan BNI periode 2025/2026.
Tidak hanya itu, pengukuhan pemberhentian anggota Dewan Komisaris turut masuk dalam agenda rapat. Hal ini mencerminkan adanya penyesuaian tata kelola perusahaan dan arah strategi yang lebih besar dalam menyambut tahun mendatang.
Aksi korporasi tersebut dinilai dapat memengaruhi sentimen pasar, terutama karena sektor perbankan menjadi indikator kepercayaan investor terhadap arah perekonomian domestik.
Sentimen Global Menguat, Pasar Aset Risiko Bangkit
Dari luar negeri, pergerakan bursa Wall Street menunjukkan pemulihan di akhir pekan. Indeks Nasdaq ditutup menguat +0,88%, sementara S&P 500 naik +0,98%. Penguatan ini terjadi seiring meningkatnya ekspektasi investor global akan potensi penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan 10–11 Desember 2025.
Momentum optimisme ini diperkuat oleh agenda ekonomi yang dinantikan pasar pada pekan ini. Beberapa data seperti penjualan ritel, inflasi produsen, hingga rilis PDB kuartal III menjadi fokus utama pasar.
Di sisi korporasi, saham Alphabet (NAS: GOOG) naik +3,33% setelah Berkshire mengungkapkan kepemilikan sebesar USD 4,3 miliar. Pembelian tersebut menjadikan Alphabet sebagai posisi terbesar ke-10 di portofolio Amerika Serikat milik Berkshire.
Proyeksi IHSG Berpotensi Menguat
Melihat kondisi teknikal dan sentimen global maupun domestik, IHSG hari ini diperkirakan berpeluang rebound. Level pergerakan indeks diproyeksikan berada pada kisaran 8.320–8.450.
Dukungan arus modal asing, prospek kebijakan moneter serta penguatan bursa global menjadi faktor yang dapat memperkuat sentimen risiko.
Rekomendasi Saham: JPFA Menguat Didukung Fundamental Kokoh
JPFA menjadi salah satu saham yang direkomendasikan untuk aksi beli. Harga penutupan berada di 2.460 dengan potensi target 2.550 serta stop loss di 2.300. Saham ini bergerak sideways dalam jangka pendek dan membentuk pola double bottom.
Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan momentum akumulasi. Sementara secara fundamental, sentimen positif datang dari rencana pendanaan Rp 20 triliun yang berpotensi menguatkan sektor unggas nasional.
Pada kinerja kuartal III 2025, JPFA mencatat pendapatan Rp15,62 triliun dengan pertumbuhan +14,6% YoY dan laba bersih Rp1,18 triliun atau naik +90,6% YoY.
Saham Pilihan Tambahan: RAJA dan EMTK Menjadi Perhatian
RAJA menjadi pilihan trading buy dengan harga penutupan 4.910 dan target 5.100, sementara batas stop loss berada di 4.600. Pola cup and handle memberikan sinyal kelanjutan tren bullish. Dari sisi aksi korporasi, RAJA mendirikan anak usaha baru bernama PT Banawa Rezeki Optima, dengan fokus pada sektor angkutan laut luar negeri.
EMTK juga direkomendasikan sebagai trading buy. Harga terakhir tercatat 1.260 dengan target 1.310 dan stop loss di 1.150. Indikator stochastic menunjukkan sinyal rebound seiring terbentuknya long white candle serta volume yang meningkat.