JAKARTA - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tengah memasuki fase pertumbuhan strategis yang menjanjikan. Prospek harga emas global yang kuat menjadi pendorong utama langkah ekspansi perusahaan.
Selain itu, peningkatan kapasitas produksi dan kemajuan signifikan di proyek tambang bawah tanah Citra Palu Minerals (CPM) memperkuat prospek jangka panjang BRMS. Fase pertumbuhan ini diharapkan meningkatkan nilai tambah dan posisi perusahaan di sektor pertambangan.
Pengembangan Tambang Bawah Tanah CPM
Menurut riset Mirae Asset Sekuritas pada 20 November 2025, kunjungan mereka di lapangan menunjukkan BRMS berada di jalur yang tepat untuk mencapai target produksinya. Pabrik CIL CPM sedang meningkatkan kapasitas menuju 8.500 ton per hari (tpd).
Pengembangan tambang bawah tanah menggunakan metode longhole stoping yang efisien. Metode ini mampu menghasilkan bijih pertama dalam 2–3 tahun sehingga mempercepat realisasi produksi.
Tambang bawah tanah CPM memiliki cadangan 18,8 juta ton dengan kadar 4,9 g/t. Kedalaman tambang hanya sekitar 300 meter, membuat proyek ini layak dan ekonomis untuk dikerjakan.
Fasilitas pengolahan yang terintegrasi di lokasi memungkinkan peningkatan produksi secara optimal. BRMS diproyeksikan menghasilkan 91.900 ounce pada 2026 dan meningkat menjadi 105.700 ounce pada 2027.
Diversifikasi dan Potensi Laba
Analis Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Farras Farhan, menjelaskan bahwa pengembangan tambang dengan cadangan 19,6 juta ton bergrade 6,0 g/t semakin memperkuat prospek pertumbuhan jangka panjang. BRMS juga menargetkan monetisasi aset Gorontalo Minerals untuk menambah nilai perusahaan.
“Dengan kualitas bijih yang lebih tinggi dibanding para pesaing dan fasilitas pengolahan terpadu (CIL dan heap leach), BRMS merupakan penambang mid-tier berpotensi tinggi,” ujar Farhan. Diversifikasi ke seng dan timbal juga menjadi faktor penting untuk stabilitas pendapatan.
Kenaikan produksi dore akan mendorong laba perseroan. Produksi diperkirakan naik dari 78.000 ounce pada 2025 menjadi 105.700 ounce pada 2027.
Harga emas yang stabil di kisaran US$ 3.900–US$ 4.000 per ounce menjadi faktor penguat. Analisis sensitivitas menunjukkan perubahan ±10% harga emas dapat menggeser laba bersih ±24–27%.
Ketahanan Harga Emas dan Analisis Makro
Analisis regresi mengindikasikan ketahanan harga emas pada 2026. Hubungan terbalik dengan indeks dollar (beta –1,13) diproyeksikan mendukung harga emas jika indeks dollar melemah ke level 96.
Pemangkasan suku bunga dan defisit AS yang melebar menjadi faktor pendukung pelemahan dollar. Kondisi ini akan memperkuat harga emas dan menopang ekspansi pendapatan serta margin BRMS.
Target laba dan produksi yang ambisius tercermin dari rekomendasi Mirae Asset Sekuritas. Saham BRMS direkomendasikan trading buy dengan target harga Rp 1.100 per saham berbasis penilaian SOTP (84,8x P/E 2026).
Faktor utama yang mendorong prospek kenaikan saham adalah peningkatan produksi hingga 105.700 ounce pada 2027. Realisasi kapasitas 8.500 tpd dan beroperasinya tambang bawah tanah bergrade tinggi akan menjadi pengungkit utama.
Prospek Keuangan dan Risiko
Nilai tambah tambahan berpotensi muncul dari monetisasi aset Gorontalo Minerals yang masih undervalued. Potensi eksplorasi lanjutan di area CPM juga memperkuat prospek jangka panjang BRMS.
Meski prospek cerah, investor tetap perlu mewaspadai risiko proyek. Risiko ini termasuk keterlambatan pembangunan, pembengkakan biaya, volatilitas harga komoditas, dan perubahan regulasi.
Hingga akhir tahun 2025, pendapatan BRMS diperkirakan mencapai US$ 267 juta. Laba bersih diproyeksikan naik signifikan menjadi US$ 60 juta dari US$ 26 juta di 2024.
Pada 2026, pendapatan diperkirakan mencapai US$ 380 juta dan laba bersih naik menjadi US$ 108 juta. Angka ini mencerminkan penguatan kinerja seiring kapasitas produksi yang meningkat dan harga emas yang mendukung.
BRMS kini berada pada posisi strategis untuk memanfaatkan harga emas global. Kinerja yang solid, ditopang proyek CPM, kapasitas pengolahan, dan diversifikasi logam, menjadikan BRMS sebagai salah satu penambang mid-tier paling menjanjikan di Indonesia.
Perusahaan menekankan pengelolaan aset yang hati-hati dan efisiensi operasi. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang tetap berkelanjutan dan menguntungkan bagi pemegang saham.
Dengan strategi yang matang dan prospek pasar yang kuat, BRMS diyakini mampu mempertahankan momentum pertumbuhan. Fokus pada produksi emas berkualitas tinggi dan diversifikasi logam menjadi kunci keberhasilan jangka panjang perusahaan.