Prabowo Instruksikan Perubahan Menu MBG untuk Atasi Kekurangan Telur dan Ayam

Jumat, 21 November 2025 | 14:08:05 WIB
Prabowo Instruksikan Perubahan Menu MBG untuk Atasi Kekurangan Telur dan Ayam

JAKARTA — Pemerintah mulai menyesuaikan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul gejolak harga telur dan ayam di pasar. Penyesuaian ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat menjelang Natal, Tahun Baru, dan Ramadan.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang menyampaikan informasi ini usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto dan jajaran menteri di Istana Merdeka, Jakarta. Ia menegaskan bahwa kenaikan harga beberapa komoditas mulai terlihat di lapangan.

Kenaikan Harga Telur, Ayam, dan Buah

Nanik menyebut bahwa harga ayam dan telur sudah mulai naik secara bertahap. Fenomena ini muncul karena tingginya permintaan dari masyarakat dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sekaligus.

Selain itu, beberapa jenis buah juga mengalami penurunan ketersediaan di pasar. Nanik mencontohkan, buah yang sebelumnya melimpah di pasar induk kini mulai sulit ditemukan.

Presiden Prabowo memberi arahan agar menu MBG sementara diubah. Misalnya, pengurangan telur untuk anak-anak diganti dengan daging sapi atau telur puyuh agar tetap mencukupi kebutuhan gizi.

Langkah Pemerintah Mengendalikan Harga

Untuk mengatasi gejolak harga dan memastikan ketersediaan bahan pangan, BGN mengaktifkan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. Langkah ini sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan.

Salah satu strategi konkret adalah melibatkan TNI Angkatan Darat melalui Kodim untuk beternak ayam dan menanam sayur. Kementerian Koperasi menyalurkan dana Rp300 miliar untuk mendukung koperasi yang menanam buah, sayur, dan beternak ternak.

Selain itu, Kementerian Dalam Negeri menginstruksikan bupati agar lahan RT/RW dimanfaatkan untuk budidaya ternak dan sayuran. Langkah ini diharapkan dapat menambah pasokan lokal dan menurunkan tekanan harga di pasar.

Tantangan Petani dan Solusi Kelompok Usaha

Nanik mengakui ada kendala bagi petani individu yang ingin masuk sistem SPPG. Untuk itu, pemerintah meminta petani membentuk kelompok usaha agar lebih mudah memperoleh akses pasar MBG.

Contohnya, 10 petani dapat digabung menjadi satu unit usaha dagang (UD). Dengan begitu, mereka bisa memasok bahan pangan secara kolektif ke dapur MBG tanpa kesulitan administratif.

Pendekatan ini juga memungkinkan pemerintah memantau kualitas dan distribusi bahan pangan lebih efektif. Sistem kelompok usaha diharapkan mendorong partisipasi petani kecil sekaligus menjaga stabilitas harga.

Strategi Menu MBG dan Dampak Gizi Anak

Perubahan menu MBG bertujuan menjaga asupan gizi anak dan masyarakat selama periode permintaan tinggi. Dengan mengganti telur yang langka dengan daging sapi atau telur puyuh, program tetap memenuhi standar gizi harian.

Langkah ini juga mencegah kelangkaan di pasar umum yang bisa memicu inflasi menjelang musim liburan. Pemerintah memastikan semua perubahan dilakukan sementara dan disesuaikan dengan ketersediaan bahan pangan di setiap daerah.

Selain itu, BGN tetap memantau pasokan bahan pangan secara berkala. Pengawasan ini bertujuan agar semua dapur MBG tetap berjalan lancar tanpa mengganggu distribusi komoditas ke masyarakat luas.

Kolaborasi Lintas Kementerian dan Program Berkelanjutan

Kolaborasi antara TNI, Kementerian Koperasi, dan Pemerintah Daerah menunjukkan pendekatan terpadu untuk mengatasi gejolak harga pangan. Langkah ini tidak hanya menargetkan stabilitas harga, tetapi juga meningkatkan produktivitas lokal.

Koperasi, unit usaha, dan pengelolaan lahan RT/RW menjadi solusi jangka panjang. Strategi ini mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memastikan anak-anak menerima makanan bergizi.

Nanik menegaskan bahwa pemerintah akan terus memonitor pasokan dan harga secara real-time. Intervensi menu MBG bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan dinamika pasar setiap saat.

Terkini