Megaproyek RDMP Balikpapan Siap Operasi, Targetkan Produksi Migas Tembus Desember 2025

Jumat, 21 November 2025 | 14:07:57 WIB
Megaproyek RDMP Balikpapan Siap Operasi, Targetkan Produksi Migas Tembus Desember 2025

JAKARTA — Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan bersiap memasuki fase operasi komersial pada 17 Desember 2025. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pembangunan kilang terbesar milik Pertamina itu sudah mendekati tahap penyelesaian akhir.

Rencana ini sempat mengalami penundaan dari target awal 10 November 2025 karena unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) baru beroperasi terbatas. “Insyaallah doain di tanggal 17 Desember [selesai dan mulai dioperasikan],” ujar Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Persiapan Akhir dan Peran Presiden dalam Peresmian

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menambahkan peresmian RDMP Balikpapan akan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Saat ini, proyek hanya membutuhkan penyempurnaan terakhir sekitar 1–2 persen sebelum siap beroperasi penuh.

“Peresmian fasilitas oleh Bapak Presiden akan kami usulkan berdasarkan kesiapan yang ada di lapangan,” jelas Yuliot. Hal ini menunjukkan keterlibatan pemerintah pusat dalam memastikan proyek strategis nasional ini berjalan sesuai jadwal.

Proyek RDMP Balikpapan merupakan bagian dari upaya Pertamina meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah nasional. Langkah ini juga diharapkan menambah nilai tambah residu minyak mentah melalui produk bernilai tinggi seperti LPG, Gasoline, dan Propylene.

Teknologi RFCC dan Kapasitas Produksi Baru

Unit RFCC Balikpapan memiliki kapasitas pengolahan hingga 90.000 barel per hari (bph). Kapasitas ini menjadikan RFCC Balikpapan terbesar di Pertamina, melampaui kapasitas RFCC Kilang Cilacap yang hanya 62.000 bph.

Pjs. Corporate Secretary Kilang Pertamina Internasional (KPI) Milla Suciyani menyebutkan unit RFCC baru akan meningkatkan efisiensi pengolahan residu minyak. Teknologi ini memungkinkan residu yang sebelumnya kurang bernilai menjadi produk yang lebih ekonomis dan berguna untuk kebutuhan domestik.

Selain RFCC, kapasitas unit distilasi minyak mentah (CDU) Kilang Balikpapan juga akan ditingkatkan dari 260.000 bph menjadi 360.000 bph. Dengan peningkatan ini, total kapasitas CDU Indonesia diharapkan naik dari 1,17 juta bph menjadi 1,26 juta bph pada akhir 2025.

Dampak Terhadap Ketahanan Energi dan Pasokan Domestik

RDMP Balikpapan diharapkan menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional. Kapasitas tambahan ini akan membantu memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor produk minyak.

Dengan produksi Gasoline, LPG, dan Propylene yang meningkat, Pertamina dapat menjaga pasokan bahan bakar dan petrokimia strategis. Hal ini juga mendukung stabilitas harga di pasar domestik dan mendongkrak efisiensi industri hilir minyak bumi.

Selain itu, proyek ini menciptakan peluang lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Peningkatan kapasitas kilang akan menstimulus sektor industri terkait, mulai dari logistik, perawatan fasilitas, hingga pemasaran produk hasil kilang.

Tantangan dan Strategi Penyelesaian Akhir

Meski mendekati penyelesaian, proyek RDMP Balikpapan tetap menghadapi tantangan teknis minor. Penyempurnaan akhir diperlukan untuk memastikan unit RFCC dan CDU beroperasi optimal dan aman sebelum operasi komersial.

Pertamina memastikan seluruh protokol keselamatan dan uji coba produksi telah dilakukan. Ini untuk memastikan kualitas produk, efisiensi pengolahan, dan kelayakan lingkungan sesuai standar nasional maupun internasional.

Upaya ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas divisi Pertamina, kontraktor, dan pihak pengawas pemerintah. Koordinasi yang baik diyakini dapat mencegah potensi kendala operasional dan memastikan target produksi tercapai sesuai jadwal.

RDMP Balikpapan siap menambah kapasitas pengolahan migas nasional dan menjadi unit RFCC terbesar milik Pertamina. Proyek ini menekankan integrasi teknologi, peningkatan efisiensi, dan kesiapan operasional menjelang 17 Desember 2025.

Dengan kapasitas tambahan CDU dan RFCC, produksi produk bernilai tinggi seperti Gasoline, LPG, dan Propylene akan meningkat. Selain mendukung ketahanan energi nasional, proyek ini berpotensi memperkuat industri hilir, menjaga pasokan domestik, dan meningkatkan perekonomian lokal.

Kehadiran Presiden dalam peresmian sekaligus menegaskan bahwa RDMP Balikpapan merupakan proyek strategis nasional. Penundaan minor tidak mengubah komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu dan memaksimalkan manfaatnya bagi Indonesia.

Terkini