Asam Urat Mengintai Generasi Muda di Era Modern

Jumat, 21 November 2025 | 11:19:53 WIB
Asam Urat Mengintai Generasi Muda di Era Modern

JAKARTA - Fenomena meningkatnya kasus asam urat pada anak muda menandai perubahan besar dalam pola kesehatan generasi modern. 

Kondisi yang dulu dianggap hanya menyerang usia lanjut kini justru banyak ditemukan pada rentang usia produktif 20 hingga 30 tahun. Perubahan ini menunjukkan bahwa kesehatan metabolik tidak lagi ditentukan oleh usia, tetapi oleh kebiasaan harian yang sering kali tidak disadari.

Di banyak fasilitas kesehatan, keluhan nyeri sendi dan kadar asam urat tinggi dari pasien muda semakin meningkat. Mereka datang dalam kondisi tampak bugar luar, tetapi hasil pemeriksaan menunjukkan angka yang sudah melewati batas normal. Fenomena ini mendorong para ahli untuk menyoroti kembali risiko gaya hidup modern.

dr. Adrian, seorang dokter kesehatan masyarakat, menyampaikan hal ini dalam sebuah podcast. Ia menegaskan bahwa gaya hidup yang tidak seimbang menjadi pemicu utama peningkatan kasus pada kelompok usia yang sebelumnya dianggap aman.

Gaya Hidup Modern sebagai Pemicu Utama

Menurut Adrian, ketidakselarasan pola hidup menjadi faktor yang paling memengaruhi perubahan tren kesehatan ini. Banyak anak muda yang terbiasa mengonsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan seafood. Asupan tersebut makin berisiko ketika tidak diimbangi dengan hidrasi yang cukup.

Kebiasaan kurang minum di tengah aktivitas padat membuat kerja metabolik tubuh semakin berat. Kondisi tersebut diperparah dengan stres dan pola tidur tidak teratur yang mengganggu stabilitas sistem tubuh. Semua faktor ini secara perlahan meningkatkan kadar asam urat tanpa disadari.

Adrian menambahkan bahwa meski secara fisik banyak anak muda tampak sehat, pemeriksaan laboratorium menunjukkan kenyataan berbeda. “Banyak yang terlihat bugar, tapi ketika diperiksa, kadar asam uratnya sudah di atas normal,” ujarnya.

Kurangnya Aktivitas Fisik Memperburuk Kondisi

Selain pola makan, minimnya gerak tubuh menjadi penyebab lain yang mempercepat akumulasi purin dalam tubuh. Aktivitas fisik yang berkurang membuat proses metabolisme berjalan tidak optimal, sehingga tubuh kesulitan membuang zat yang tidak dibutuhkan.

Gaya hidup serba instan dan dominasi aktivitas digital menyebabkan banyak anak muda lebih sering duduk dan kurang bergerak. Kebiasaan ini tidak hanya memengaruhi kebugaran, tetapi juga menciptakan landasan bagi munculnya berbagai penyakit metabolik.

Adrian menekankan bahwa tubuh membutuhkan aktivitas rutin untuk membantu memproses purin secara alami. Ketika tubuh jarang bergerak, risiko naiknya asam urat meningkat meski pola makan tidak berlebihan.

Pentingnya Edukasi dan Pencegahan Dini

Asam urat bukanlah penyakit yang hadir secara tiba-tiba, tetapi akibat akumulasi kebiasaan yang tidak seimbang bertahun-tahun. Karena itu, edukasi bagi generasi muda menjadi sangat penting agar gejala dapat dicegah sebelum muncul.

Adrian menjelaskan bahwa langkah pencegahan sebenarnya cukup sederhana dan dapat dilakukan tanpa biaya besar. “Pencegahan selalu lebih mudah. Cukup mulai dari minum cukup air, batasi makanan tinggi purin, dan rutin bergerak,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa kebiasaan kecil seperti memperbanyak minum air putih, memilih makanan lebih seimbang, serta menjaga ritme aktivitas harian mampu menurunkan risiko secara signifikan.

Alternatif Alami sebagai Pendukung Kesehatan Sendi

Selain edukasi, Adrian menyinggung adanya opsi alami yang dapat membantu menjaga kesehatan metabolik dan sendi. Ia mencontohkan Etawanesia, susu kambing Etawa yang dipadukan dengan daun kelor sebagai salah satu pilihan pendukung.

Kombinasi ini dinilai memiliki kandungan nutrisi yang mudah diserap tubuh dan cocok bagi masyarakat dengan aktivitas padat. Kandungan alami tersebut membantu memberikan dukungan tambahan dalam menjaga keseimbangan tubuh.

Adrian menilai pilihan-pilihan alami seperti ini dapat menjadi pelengkap usaha menjaga kesehatan, bukan sebagai pengganti pola hidup sehat yang tetap menjadi pondasi utama.

Fenomena sebagai Alarm Gaya Hidup Generasi Muda

Meningkatnya kasus asam urat pada usia produktif menjadi alarm penting yang tidak boleh diabaikan. Tren tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan harian yang tampak sepele memiliki dampak besar dalam jangka panjang.

Adrian menegaskan bahwa perubahan tren penyakit ini harus menjadi pengingat bagi anak muda untuk mulai peduli pada kesehatan metabolik sejak dini. “Kalau dulu kasus seperti ini kita lihat pada usia 40–50 tahun, sekarang usia 25 pun bisa kena. Ini waktunya anak muda lebih peduli,” katanya.

Dengan pola hidup yang lebih seimbang, edukasi yang tepat, serta dukungan nutrisi yang memadai, generasi muda sebenarnya dapat terhindar dari risiko asam urat. Adrian memastikan bahwa kondisi ini dapat dicegah jika perhatian terhadap kesehatan mulai dilakukan hari ini.

Terkini